ASEAN Diyakini Jadi Pusat Pertumbuhan Dunia, Ini Alasannya!

Laporan Utama
3 April 2023
OLEH: Reni Saptati D.I.
ASEAN Diyakini Jadi Pusat Pertumbuhan Dunia, Ini Alasannya!

 

Semenjak ratusan tahun lalu, Asia Tenggara telah menjadi kawasan perdagangan yang ramai. Posisi Asia Tenggara sangat strategis, terletak di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Banyak pelabuhan-pelabuhan besar berdiri dan menjadi tempat singgah para pedagang dari berbagai wilayah.

Asia Tenggara memiliki peran penting dalam perdagangan global sejak dahulu kala. Hingga kini, kawasan ini masih menjadi destinasi investasi. Kekayaan sumber daya alam, potensi industri pariwisata, dan jumlah penduduk yang besar menjadi beberapa daya tariknya.

Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi negara-negara kawasan Asia Tenggara juga cukup baik. Indonesia meyakini bahwa Asia Tenggara masih relevan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dunia. Keyakinan itu ditunjukkan Indonesia selaku pemegang Keketuaan ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) tahun 2023 dengan memilih tema ASEAN Matters: Epicentrum of Growth.

Dalam Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN atau ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (AFMGM) pada 31 Maret 2023 di Nusa Dua, Bali, Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati menerangkan pentingnya tema Keketuaan ASEAN tahun ini. ASEAN Matters bermakna ASEAN tetap relevan, strategis, dan penting. Epicentrum of Growth berarti Indonesia ingin menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi regional dan dunia.

"Kami percaya bahwa ASEAN memiliki tujuan untuk menjadi suatu kawasan dengan pertumbuhan ekonomi yang kuat, inklusif, dan berkelanjutan. Stabilitas pertumbuhan ekonomi ASEAN telah menjadi dan akan selalu menjadi bagian dari kisah ASEAN. Untuk memastikan bahwa keberhasilan ini akan berkelanjutan, kita harus memperkuat kapasitas ASEAN dalam menghadapi berbagai tantangan yang pernah dialami di masa lalu, termasuk yang tidak kalah penting adalah menghadapi tantangan baru yang muncul saat ini, hingga tantangan dua puluh tahun ke depan," jelas Sri Mulyani.

Ia meyakini ASEAN selalu menjadi suatu titik terang dalam perekonomian dunia. Menurutnya, Asia Tenggara menawarkan prospek ekonomi yang menjanjikan. Ekonomi ASEAN-5 (Indonesia, Filipina, Singapura, Malaysia, Thailand) tumbuh sebesar 5,3 persen tahun lalu. Pada tahun ini, pertumbuhannya diperkirakan menjadi 4,6 persen, dan akan menjadi 5,6 persen pada tahun 2024. Kolaborasi dan kerja sama ASEAN yang kuat perlu dilakukan agar ASEAN mampu bertahan terhadap berbagai risiko yang dapat mengancam perekonomian kawasan.

Hasil AFMGM

Keketuaan Indonesia di ASEAN pada tahun ini melanjutkan kepemimpinan Indonesia sebelumnya selaku Presidensi G20 pada 2022. Indonesia akan menyelenggarakan sekitar 24 pertemuan yang meliputi pertemuan utama dari tingkat Deputi hingga Prinsipal serta pertemuan pendukung.

Pada 28-31 Maret 2023, Indonesia melangsungkan pertemuan pertama tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (AFMGM). Pertemuan ini dihadiri oleh para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dari sembilan negara ASEAN (Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam). Perwakilan dari enam organisasi internasional juga turut menghadiri pertemuan tersebut, yaitu Asian Development Bank (ADB), ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO), International Monetary Fund (IMF), Financial Supervisory Board (FSB), Bank for International Settlement (BIS), dan World Bank.

AFMGM berhasil menghasilkan Pernyataan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral. Beberapa hal yang disampaikan dalam Pernyataan Bersama yaitu usulan untuk membahas kerja sama antara otoritas keuangan dan kesehatan untuk memperkuat kapasitas kesehatan daerah (health preparedness), pendanaan infrastruktur, perpajakan internasional, kerja sama kepabeanan dan cukai, inklusi keuangan digital untuk UMKM, dan keuangan berkelanjutan.

Selain itu, untuk menghadapi berbagai tantangan di ASEAN, terdapat tiga prioritas terkait agenda Bank Sentral. Pertama, memperkuat bauran kebijakan makroekonomi dalam rangka mendukung stabilitas makroekonomi dan keuangan serta mendukung pemulihan dan integrasi ekonomi di kawasan ASEAN. Kedua, memperluas Regional Payment Connectivity (RPC) di antara anggota ASEAN dengan cepat. Ketiga, memperkuat ketahanan keuangan, antara lain melalui penggunaan mata uang lokal untuk mendukung perdagangan dan investasi lintas batas di kawasan ASEAN.

“Kami percaya bahwa hasil kerja kami akan menghasilkan keluaran yang nyata dan bermanfaat bagi kawasan dan negara-negara anggota. Kami sangat berharap dan percaya bahwa ASEAN akan terus Matters dan akan memberikan kontribusi positif bagi pemulihan ekonomi global, dengan mempertahankan posisinya sebagai Epicentrum of Growth,” ujar Sri Mulyani.

Hasil pertemuan pertama AFMGM tersebut akan dilaporkan ke Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-42 yang akan diselenggarakan pada Mei 2023 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Selanjutnya, Indonesia akan menyelenggarakan AFMGM kedua pada Agustus 2023 di Jakarta.

Asia Tenggara merupakan kawasan yang sangat rentan terhadap perubahan iklim. Dampaknya bisa sangat merugikan dari sisi ekonomi. (Foto : Shobibur R.)

Komitmen aksi perubahan iklim

Asia Tenggara merupakan kawasan yang sangat rentan terhadap perubahan iklim. Dampaknya bisa sangat merugikan dari sisi ekonomi. Direktur Eksekutif Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri menyebut sekitar empat tahun terakhir Asia Tenggara mengalami anugerah berupa iklim yang mendukung sehingga pertanian di kawasan tersebut berhasil panen dan produksi pangan terjaga.

“Tetapi kita tahu bahwa ke depan perubahan iklim akan berpengaruh besar sekali, termasuk terhadap produksi pangan. Kalau produksi pangan terpengaruh, dampaknya terhadap inflasi tentunya akan sangat lebih besar lagi dibandingkan dengan disrupsi dari rantai pasok yang terjadi tahun kemarin,” jelas Yose.

Ia menilai pemerintah perlu merespons isu perubahan iklim dengan mengeluarkan kebijakan di bidang pangan maupun kebijakan untuk menjaga pasar pangan. “Di sini pentingnya kebijakan fiskal dari Kementerian Keuangan untuk mendukung berbagai hal serta mengurangi risiko dari masalah ketahanan pangan,” tutur Yose.

Dalam Seminar on Financing Transition in ASEAN yang diselenggarakan pada 30 Maret 2023 di Bali, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan pemerintah Indonesia terus berupaya memenuhi komitmen aksi perubahan iklim.

““Indonesia telah mengeluarkan kebijakan fiskal untuk mendukung aksi perubahan iklim seperti memberikan insentif pajak, tax holiday, dan penghapusan PPN serta bea masuk untuk aksi yang terkait energy sector renewable dan retirement of the coal (pembatasan penggunaan batu bara),” terang Sri Mulyani.

Indonesia juga menyadari pendanaan iklim membutuhkan framework yang dapat menjadi rujukan berbagai pihak. Untuk itu, Otoritas Jasa Keuangan Indonesia menyusun dokumen taksonomi hijau sebagai dasar pedoman investasi hijau yang dapat menjadi benchmark bagi negara lain sebagai bagian dari aksi menurunkan emisi. Taksonomi hijau Indonesia tersebut sejalan dengan The ASEAN Taxonomy for Sustainable Finance (ATSF) Versi 2 yang diluncurkan pada Maret 2023.

Namun demikian, Sri Mulyani juga menyampaikan bahwa aktivitas yang menghasilkan emisi merupakan isu lintas batas, sehingga implementasi untuk pasar karbon memiliki kompleksitas tersendiri. Indonesia menyambut baik dukungan internasional berupa dukungan teknis, pinjaman, maupun hibah dalam pengembangannya.

Senada, Yose Rizal Damuri menilai tantangan perubahan iklim memang mendorong keinginan untuk memiliki perekonomian yang bersifat rendah karbon. Namun, perekonomian rendah karbon tersebut tidak bisa dijalankan dengan mudah.

“Membutuhkan dana yang besar, membutuhkan tenaga ahli yang banyak, membutuhkan dukungan-dukungan yang lainnya, serta juga perubahan-perubahan di dalam perekonomian itu sendiri,” ungkap Yose. Ia menekankan pentingnya kolaborasi di antara negara ASEAN, terutama dalam memanfaatkan kesempatan dalam transisi menuju ekonomi rendah karbon di kawasan Asia Tenggara. Yose juga berharap Keketuaan Indonesia tahun ini mampu mendorong meningkatkan kolaborasi ASEAN sehingga negara-negara ASEAN bisa saling mengisi sama lain.


Reni Saptati D.I.