Berbagi Kebahagiaan Menanam Bersama Komunitas Yuk Berkebun Kemenkeu

16 April 2022
OLEH: Dimach Putra
Berbagi Kebahagiaan Menanam Bersama Komunitas Yuk Berkebun Kemenkeu
 

Melalui sosial media, kita sama-sama melihat dan belajar bagaimana cara orang-orang menghilangkan kebosanan karena terkurung di rumah. Salah satu hobi yang banyak digemari selama pandemi ini adalah bertanam. Anda pasti sering melihat unggahan teman atau keluarga yang memamerkan tunas baru monstera yang mereka tanam. Atau, betapa mahalnya harga satu pot kecil Janda Bolong anakan.

Mengapa hobi bertanam tiba-tiba digemari banyak orang? Apa pula manfaat hobi ini bagi diri sendiri dan perannya terhadap institusi? Kami berbincang dengan Suroso dan Yeti Wulandari. Kedua pegawai yang bertugas di Biro Umum Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan ini menggawangi komunitas Yuk Berkebun Kemenkeu. Simak obrolan menarik kami berikut ini.

­Mengapa bertanam atau berkebun menjadi sangat digemari di masa pandemi?

Saya rasa ada pengaruh dari penerapan work from home (WFH) dan di rumah saja. Penerapan kebijakan itu berdampak baik terhadap kualitas bekerja, terutama dalam manajemen waktu. Orang-orang tidak perlu membuang waktu lagi di jalan, berangkat bekerja, melakukan aktivitas di luar. Hal ini membuat adanya slot waktu kosong bagi mereka yang ingin dimanfaatkan dengan melaksanakan hobinya masing-masing. Ada yang baru mencoba-coba untuk bertanam. Ada juga yang sebenarnya sudah tertarik dari dulu, tapi baru punya waktu luang sekarang.

Saya sendiri awalnya punya taman, tapi bukan saya yang mengurusnya. Tapi setelah pandemi ini saya punya banyak waktu. Karena jenuh dan bosan di rumah, akhirnya saya coba sendiri. Dan ternyata benar, tidak butuh tangan dingin kok untuk merawat tanaman. Apalagi jika dibantu dan didukung oleh teman-teman sekomunitas. Setelah menjalani, baru bisa merasakan asyiknya bertanam. Melihat tunas daun baru tumbuh itu sudah membuat bahagia.

 

Bagaimana awal terbentuknya komunitas “Yuk Berkebun Kemenkeu”?

Dulu pembicaraannya dimulai dengan saya dan Mas Anton dari Biro Manajemen BMN dan Pengadaan. Lalu didorong dengan keinginan teman-teman lain yang hobi tanaman juga dan menghendaki dibuatnya sebuah grup di Whatsapp (WA). Awalnya grup tersebut hanya berisi 10 orang. Anggotanya dari orang-orang di sekitar kami yang memang memiliki hobi yang sama.

Kami mulai serius mengelola komunitas ini sejak adanya kebijakan dari Bapak Sekretaris Jenderal (Heru Pambudi) yang meminta KLI (salah satu unit di Kemenkeu) untuk mendata semua komunitas yang ada di Kemenkeu. Kemudian, kami makin bersemangat lagi ketika Bu Yeti Wulandari mewakili kami beraudiensi dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Dalam momen tersebut Bu Yeti menyampaikan latar belakang, maksud dan harapan berdirinya Yuk Berkebun ini. Dari situ lahir ide untuk membuat Kebun Integritas disusul dengan acara-acara lainnya.

 

Bisa diceritakan lebih detail tentang Kebun Integritas?

Ide tentang Kebun Integritas ini berawal dari audiensi dengan Menteri Keuangan. Saat disampaikan ide itu, Bu Menteri meminta kepada kami untuk dibuatkan kebun tersebut di lobi Gedung Djuanda I. Syarat dari beliau adalah agar tanamannya harus dirawat agar tetap indah. Setelah kami berdiskusi mengenai spot yang tepat, dipilihlah di belakang gedung dekat dengan pintu masuk parkir basement.

Kebun Integritas ini merupakan sarana bagi para anggota untuk bertukar tanaman. Sebelumnya para anggota bingung ketika akan bertukar tanaman, terkait tempat bertemu, waktu dan koordinasi satu sama lain. Kebun ini bisa menjadi meeting point bagi mereka. Kalaupun secara fisik tidak bisa bertemu, mereka dapat menitipkan tanamannya di sini untuk diambil anggota lain yang ingin mengadopsi tanaman tersebut.

Selain tukar menukar tanaman, Kebun Integritas juga berperan dalam acara yang kami sebut lelang tanaman. Biasanya kami melakukan lelang via grup WA di hari Rabu dan Kamis. Untuk pengambilannya dilakukan di Kebun Integritas pada hari Jumat. Lelang ini merupakan bentuk apresiasi bagi pengorbanan para anggota dalam merawat tanamannya. Tentunya tak hanya waktu dan tenaga, ada nilai ekonomisnya juga. Meski begitu, kami menjaga agar harga yang harus dibayarkan tetap terjangkau dibanding harga pasaran yang kadang terlalu tinggi.

Apa lagi kegiatan lain yang bisa diikuti oleh anggota Yuk Berkebun?

Selain aktif berbagi tips dan cerita tentang lika-liku hobi bertanam di grup WA, sejak 2021 kami juga telah mengadakan beberapa sharing session dan webinar bagi para anggota. Yang pertama adalah kelas virtual tentang perkembangbiakan dan perawatan adenium (kamboja jepang). Pematerinya adalah Mas Anton, salah satu penggagas Yuk Berkebun. Agar tidak mengganggu waktu bekerja di kantor, acaranya kami selenggarakan di akhir pekan.

Kami juga pernah mengadakan webinar tentang hidroponik. Kami memilih topik itu karena banyak anggota yang mengeluh ingin mulai berkebun tapi memiliki lahan terbatas. Acaranya dilangsungkan hybrid virtual dan di kebun hidroponik yang dikelola oleh Biro Umum di lantai 3 Gedung Djuanda II. Kami juga menyediakan starter kit agar peserta di rumah juga bisa langsung ikut praktik.

Tidak hanya fokus pada hal terkait bertanam, kami juga pernah mengadakan webinar tentang isu lingkungan secara umum. Saat itu yang menjadi narasumber adalah Bu Susi Pudjiastuti. Sebisa mungkin kami mengakomodir semua kebutuhan peserta. Dalam dunia bercocok tanam sendiri kan banyak aliran juga. Ada yang suka tanaman hias, ada yang menanam untuk konsumsi dan sebagainya.

 

Menarik sekali, pasti banyak yang ingin bergabung. Bagaimana cara menjadi anggota komunitas Yuk Berkebun?

Dari awalnya beranggotakan 10 orang saja, saat ini anggota di grup WA kami sudah berkembang menjadi sekitar 170 orang. Tidak hanya dari Sekretariat Jenderal saja, tapi menyebar lintas instansi. Tidak hanya di sekitar kantor pusat, ada juga pejabat dan pegawai dari kantor-kantor di daerah yang ikut bergabung. Pertambahan partisipannya kebanyakan berasal dari mulut ke mulut. Sesama anggota mengundang teman lain lewat tautan untuk bergabung ke grup WA kami.

Jika ingin tahu aktivitas kami lebih jelas, bisa mengikuti akun instagram kami di @yukberkebunkemenkeu. Di platform ini kami membagikan dokumentasi kegiatan komunitas Yuk Berkebun. Selain itu, kami juga mencantumkan tautan berisi informasi pendaftaran, tautan bergabung ke grup WA dan beberapa informasi lainnya. Siapa saja boleh bergabung. Kami selalu menyambut anggota yang baru dengan sapaan pengingat bahwa komunitas ini adalah wadah untuk berbagi pengetahuan, tanaman dan kebahagiaan.

 

Apa harapan ke depan bagi pengembangan komunitas Yuk Berkebun?

Kami berharap untuk target-target kami ke depan dapat dikawinkan dengan program eco-office Kementerian Keuangan. Saat ini di Kemenkeu telah ada surat edaran terkait program tersebut yang intinya berisi mengurangi emisi karbondioksida, menambah suplai oksigen, dan menyelamatkan lingkungan. 170 orang anggota Yuk Berkebun ini sudah menunjukkan komitmen menghijaukan bumi dengan menanam, dan semoga ke depan dapat menginspirasi pegawai yang lainnya untuk turut serta. Sehingga, seluruh pegawai di Kementerian Keuangan bisa lebih menjiwai spirit eco office itu sendiri. Tidak hanya mengurangi pemakaian listrik, menghemat air, mengolah sampah, tapi juga berperan aktif menghijaukan bumi dan menambah suplai oksigen dengan bertanam.

Satu lagi harapan kami adalah untuk bisa menjadikan Kebun Integritas di Gedung Djuanda I ini menjadi percontohan bagi kantor-kantor di daerah lain. Beberapa anggota kami yang bertugas di luar area kantor pusat bahkan di daerah sudah menyampaikan keinginannya untuk membuat kebun serupa di area kantornya. Contohnya di Politeknik Keuangan Negara STAN (PKN-STAN). Apabila di sana nanti jadi dibuat Kebun Integritas, mungkin pegawai Kemenkeu lain di kantor yang berlokasi di sekitar sana dapat memanfaatkannya bersama-sama. Sebetulnya masih banyak rencana lain yang belum sempat kami eksekusi. Contohnya tahun ini, kami belum sempat melakukan kegiatan karena padatnya agenda pekerjaan. Semoga ide-ide yang sudah terpikirkan itu dapat segera kami realisasikan.


Dimach Putra