Memelihara Aset dan Menjaga Kondisi Keuangan Tetap Stabil di Masa Krisis

Finansial
21 Maret 2021
Memelihara Aset dan Menjaga Kondisi Keuangan Tetap Stabil di Masa Krisis

 

The pandemic is not over. Apa yang terjadi sekarang ini sungguh tak pernah dibayangkan sebelumnya. Semua orang terdampak. Setiap bisnis harus berusaha survive, belum lagi adanya pemutusan hubungan kerja secara besar-besaran. Sebagian bisnis gulung tikar. Ekonomi pun melemah.

Namun kalau melihat lebih jauh, ada banyak orang yang justru semakin kaya di masa krisis. Hal tersebut dapat terjadi karena mereka tahu apa yang perlu dilakukan dengan aset yang mereka miliki dan justru dapat menemukan celah untuk menjaganya, bahkan mengembangkannya. Di masa krisis, untuk memiliki keuangan yang kuat, tentunya harus dimulai dari mental yang sehat. Setiap hari kita dibombardir dengan berita dan pesan pesimistis. Informasi yang overload merupakan ancaman nyata bagi kesehatan mental. Filterlah informasi apa saja yang patut kamu perhatikan. Yang lain, abaikan saja.

Lalu, bagaimana caranya agar dapat bertahan di masa pandemi ini? Pertama, tanamkanlah mindset bahwa aset adalah hal yang harus bertambah tiap bulan. No matter what happens. Karenanya, kita harus tetap sehat secara emosional dan fisik agar tetap dapat menjaga aset dengan baik. Jadi, buatlah diri Anda bahagia. Lakukan perawatan diri. Makanlah makanan dengan gizi seimbang, olahraga, dan berkomunikasilah dengan sahabat yang bisa membantu kamu memproses arus informasi dengan cara sehat.

Masa krisis ini bisa dianggap sebagai "break time” — beristirahatlah sejenak dari ambisi yang menyita seluruh energi dan waktu yang sebelumnya kamu jalani. Ambil napas sejenak untuk mempersiapkan amunisi, salah satunya dalam hal mengelola keuangan. Dengan kondisi yang lebih rileks, kamu bisa memikirikan kembali berbagai tujuan keuanganmu dan kemudian menyusun langkah-langkah untuk mencapainya dengan lebih komprehensif dan tentunya realistis. Carilah kesibukan yang positif dan pastikan mengelola waktu kalian dengan lebih baik lagi. Mulailah untuk membuat skala prioritas, apa yang harus dilakukan lebih dulu dan tinggalkan hal-hal yang kurang penting.

Pada kenyataannya, krisis saat ini bukanlah krisis pertama yang pernah dialami Indonesia. Kita pernah mengalami situasi yang lebih parah di tahun 1998. Ada juga krisis ekonomi global di tahun 2008. Barangkali para milenial tidak secara langsung mengalaminya, terutama krisis 1998. Ekonomi global porak-poranda sejak dihantam pandemi COVID-19. Hampir satu tahun berlalu namun ekonomi pun masih belum bisa kembali normal. Setali tiga uang dengan ekonomi negara kita.

Namun di awal tahun 2021, sejumlah lembaga internasional memberikan prediksi yang menggembirakan untuk perekonomian global di tahun ini. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tentunya masih akan terus dibayangi pandemi. Namun, sebagian besar meyakini bahwa vaksin adalah harapan yang utama. IMF pun mengeluarkan prediksi, di mana lembaga moneter ini menilai proyeksi ekonomi Indonesia ada dalam zona hijau. IMF memprediksikan ekonomi Indonesia akan tumbuh 4,8% di tahun 2021 dan naik 6% di tahun 2022. Untuk itu, baiknya kamu susun rencana dalam jangka panjang walaupun kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Setidaknya dalam lima tahun ke depan.

Jika pekerjaan kamu adalah salah satu industri maskapai penerbangan, hotel, perusahaan sewa mobil, event orginizer, dan restoran, kemungkinan besar jam kerja bahkan gaji akan dikurangi jika virus corona ini terus berlanjut. Yang perlu kamu lakukan adalah menyiapkan dana darurat dan cash apabila kamu masih bisa bekerja dan mendapatkan penghasilan aktif. Namun, yang perlu dicatat adalah tidak berarti kamu "diperbolehkan untuk mengganggu” rencana dana pensiun jangka panjang. Reviu lagi posisi investasimu saat ini. Jika masih sesuai dengan rencana dan harapan, teruskan. Sebaliknya, tuliskan detail pengeluaran yang nantinya bisa kamu pangkas dan alihkan ke dana cadangan di tabungan.

Tak ada satu pun yang bisa memprediksi masa depan. Itulah mengapa saat ini yang bisa kamu lakukan untuk meningkatkan aset adalah dengan investasi. Ada banyak jenis investasi yang bisa kamu lakukan. Apalagi akhir-akhir ini IHSG tidak terlalu stabil, ini adalah celah untuk membeli saham. Jika kamu masih pemula,  kamu bisa mengalokasikan dana ke reksa dana. Atau kamu juga bisa memilih investasi ke layanan peer to peer lending, atau fintech pendanaan bersama yang sedang hype dan digemari kaum milenial.

Perbanyaklah pengetahuan di bidang finansial, salah satunya kamu bisa mengikuti berbagai postingan para financial planner di berbagai kanal media sosial. Di sana, kamu bisa mendapatkan banyak insight baru tentang pengelolaan keuangan.

Tak perlu cemas berlebihan dengan segalanya. Atur kembali prioritas hidup yang ada, kelola waktu agar lebih terencana, lakukan hal yang membuat hatimu bahagia dan jangan lupa untuk menambah pos dana. Tetap semangat!