Mencegah Stunting Anak dengan Edukasi

16 September 2022
OLEH: Dimach Putra
Mencegah Stunting Anak dengan Edukasi
 

Upaya pencegahan stunting pada anak menjadi tanggung jawab bersama seluruh lapisan warga masyarakat Indonesia. Stunting sendiri adalah kondisi gagal tumbuh kembang anak balita akibat dari kekurangan gizi saat mereka dalam kandungan hingga dilahirkan kedunia. Sudah setahun berlalu sejak Presiden Joko Widodo menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. Melalui Perpres tersebut, pemerintah menargetkan penurunan prevalensi angka stunting dari 24,4 persen menjadi 14 persen di tahun 2024. 

Masalah ini memang bukanlah hal yang sepele karena mengancam kualitas generasi penerus bangsa. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bahkan telah mengangkat isu ini ke permukaan lewat tulisan yang diterbitkan di blog World Bank saat masih menjabat sebagai direktur pelaksana di sana.

  Beberapa lembaga swadaya masyarakat (LSM) bahkan ada yang menaruh perhatian khusus ke isu tersebut, salah satunya 1000 Days Fund. Tak hanya aktif menyebarkan informasi dan edukasi lewat sarana media sosial, organisasi ini juga turun langsung ke lapangan dalam membantu upaya penurunan stunting. Seperti apa kisahnya? Berikut petikan wawancara kami:

Stunting tidak dapat diubah. Memberikan pengasuhan anak yang berkualitas selama 1000 hari pertama kehidupan sangat penting untuk mencegah dampak buruk dari stunting. (Foto : 1000 Days Fund)

Supaya pembaca lebih akrab, bisa dijelaskan apa 1000 Days Fund ini?

Seribu hari pertama kehidupan sangat penting dalam tumbuh kembang manusia. Sekitar 80% perkembangan otak dan organ tubuh terjadi di masa yang juga dikenal sebagai golden period ini. Kehilangan kesempatan untuk tumbuh optimal di masa ini bisa menyebabkan stunting yang dampaknya berkepanjangan. Berangkat dari concern tersebut, lahirlah 1000 Days Fund yang merupakan organisasi non-profit yang fokus menjalin kerja sama dengan instansi terkait untuk memperkuat intervensi stunting di tingkat desa dan rumah.

Secara legal, sejak 2019 kami terdaftar sebagai Yayasan Seribu Cita Bangsa. Tapi, kami sebelumnya sudah mulai melakukan pengujian metode intervensi kami sejak 2018. Kami memilih Rinca, Messah dan Komodo sebagai lokasi untuk melakukan pilot project tersebut. Dari tiga desa di Nusa Tenggara Timur (NTT) ini, kami menemukan bahwa hanya 4% orang tua atau pengasuh anak paham apa itu stunting, sisanya belum paham.

 

Lalu, apa misi utama yang ingin dicapai 1000 Days Fund?

Dari temuan saat melakukan pilot project itu kami menyadari rendahnya kesadaran masyarakat tentang stunting. Oleh karena itu, kami melakukan intervensi dengan memberikan pelatihan kepada kader posyandu di tiga desa ini. Kami memberikan pelatihan kepada kader posyandu dan bidan desa selaku tenaga kesehatan terdekat dengan orangtua dan pengasuh anak di pelosok.

Kami melengkapi mereka dengan Poster Pintar dan berbagai alat penyuluhan lain agar lebih percaya diri dalam memberikan penyuluhan. Setelah melakukan pelatihan selama kurang lebih 6 bulan, baseline pemahaman stunting yang tadinya 4% ini berhasil naik sampai dengan 65%. Hal ini menjadi dasar kepercayaan kami bahwa kunci perubahan perilaku yang berkelanjutan itu berawal dari pemahaman yang baik melalui edukasi dan penyuluhan.

Petugas Kesehatan Masyarakat menyampaikan pesan kunci seputar stunting, bahaya, dan cara mencegah stunting kepada ibu hamil dan pengasuh dengan anak di bawah 2 tahun. (Foto : 1000 Days Fund)

Mengapa isu stunting penting dan harus menjadi perhatian bersama?

Bagi kami, stunting bukan sekadar masalah kesehatan belaka. Hal ini menyangkut hak dasar setiap manusia untuk hidup sehat di mana pun mereka terlahir. Isu ini terkait juga dengan kesetaraan akses terhadap informasi kesehatan mendasar dan erat dengan kemiskinan.

Seseorang yang terkena stunting punya risiko lebih besar untuk terjebak dalam lingkaran kemiskinan karena kesulitan untuk berkompetisi dan mendapatkan lapangan pekerjaan. Contohnya, seorang anak yang stunting itu kurang cerdas dan mudah sakit sehingga mudah ketinggalan pelajaran di sekolah. Setelah dewasa, ia pun akan kesulitan mencari pekerjaan, dan akibatnya bisa terjebak dalam lingkar kemiskinan.

 

Apa yang harus kita ketahui tentang pencegahan stunting?

Tentu, kita sendiri harus paham apa itu stunting. Alasan pentingnya pencegahan dan cara mencegahnya. Hal ini dikenal juga dengan sebutan 3 Kunci Penting Pencegahan Stunting. Dalam poster pintar ada enam cara mudah cegah stunting dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan.

Beberapa perubahan kebiasaan atau perilaku yang kita dorong melalui Poster Pintar di antaranya: 1) Ibu hamil agar rajin untuk minum tablet tambah darah dan memeriksakan kehamilan. 2) Pemberian ASI eksklusif selama enam bulan oleh ibu dengan dukungan suami dan keluarga di rumah. 3) Makan makanan bergizi seimbang, dengan sayur dan protein hewani. 4) Hidup bersih dan sehat, dimulai dengan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah aktivitas luar dan sebelum makan. 5) Ibu hamil rajin mengikuti kelas kehamilan oleh bidan dan posyandu, dan selalu membawa anak ke posyandu setiap bulan untuk dipantau tumbuh kembangnya.

Setelah kita sendiri paham, ajaklah orang bicara soal stunting, mulai percakapan dengan orang-orang terdekat. Tanyakan, apakah mereka tahu soal 3 Kunci Penting Stunting. Jika belum, tentu itu jadi kesempatan kita untuk meningkatkan pengetahuan mereka mengenai hal ini. Atau kalau mereka lebih tahu, bisa jadi kesempatan untuk belajar dari mereka.

Seorang Tenaga Kesehatan Puskesmas di Kabupaten Rote Ndao berinteraksi dengan petugas kesehatan masyarakat dan pengasuh tentang tiga pesan utama stunting.   (Foto : 1000 Days Fund)

Program apa saja yang telah dilakukan 1000 Days Fund untuk penanganan stunting?

Program utama kami dilakukan oleh Stunting Center of Excellence (SCE). Di situ, kami betul-betul membangun kualitas kader bersama aktor lokal dan juga memantau dampak program secara lebih dekat. Sejauh ini SCE ini sudah ada di NTT dan di Jawa (Kendal dan Yogyakarta). Tak hanya melatih, kami juga melakukan monitoring dan evaluasi program, serta mengukur perubahan perilaku yang terjadi karena adanya inovasi utama kami yaitu Poster Pintar di rumah dan dibagikannya Selimut Cerdas. Beberapa perubahan yang kami catat seperti semakin banyaknya ibu hamil yang sudah tidak lupa lagi minum tablet tambah darah dan melakukan cek kehamilan, para orang tua juga rajin memeriksakan anaknya ke Posyandu.

Kami melihat besarnya antusiasme tenaga kesehatan, kader dan bahkan sesama LSM untuk memperluas sebaran alat-alat edukasi yang kami gunakan. Oleh karena itu, kami juga memperkenalkan program Smart Chart Give Away (SCGA). Syarat mengikutinya adalah kemauan atau komitmen untuk melakukan penyuluhan dan penempelan poster. Jika sudah menandatangani MoU atau menyatakan persetujuan, maka bisa mengisi data dan nanti kami akan kirimkan poster sesuai dengan detail alamat yang diberikan. Sekarang teman-teman bisa mengikuti program ini dengan menghubungi Si CeTing, chatbot WhatsApp kami. Silakan klik linktree di bio Instagram @1000daysfund dan klik WhatsApp chatbot Si CeTing.

 

Bagaimana pembaca MK+ dapat terlibat dalam membantu program-program 1000 Days Fund?

Kita bisa memulai dengan sering membuka percakapan tentang stunting agar orang-orang terdekat paham. Jika punya waktu luang, para pembaca bisa juga mendaftar menjadi relawan. Salah satunya lewat program Generasi Bebas Stunting yang diadakan oleh Indorelawan.

Selain itu, kiat bisa melakukan penggalangan dana secara kolektif dengan mengadakan acara yang meningkatkan kesadaran tentang stunting atau personal. Dana yang terkumpul dapat disalurkan ke kitabisa.com/indonesialawanstunting. Yang paling mudah dengan menyebarkan informasi dan edukasi yang kami bagikan lewat media sosial. Ikuti kami di instagram @1000daysfund, kanal YouTube kami juga penuh dengan video kuliah kader dan video menarik lainnya.

Petugas Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Timor Selatan Tengah berpose di depan Smart Chart setelah sesi konseling di rumah. (Foto : 1000 Days Fund)

Capaian apa saja yang telah diraih 1000 Days Fund?

Kami bangga turut berkontribusi dalam upaya mendorong perubahan sistem berkesinambungan melalui kolaborasi multipihak. Perlu ditekankan bahwa program kami tidak mencoba membuat ekosistem baru, namun justru memperkuat yang telah diinisiasi beberapa pihak. Kami selalu menjalin kerja sama seperti Pemerintah Daerah, Dinas Kesehatan, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Badan Penelitian dan Pembangunan Daerah (Bappelitbangda), Badan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan berbagai pihak lainnya.

Di Kabupaten Manggarai Barat yang menjadi lokasi pertama SCE, kami berhasil berkontribusi dalam mencatatkan penurunan stunting tertinggi di NTT. Perlu diketahui, provinsi ini merupakan daerah dengan tingkat stunting tertinggi. Dalam waktu tiga tahun, kolaborasi yang kami lakukan berhasil menekan persentase dari 21% menjadi 14%.

Inovasi kami, terutama Poster Pintar dan Pelatihan Berjenjang untuk Kader, berhasil meningkatkan pemahaman stunting. Selain itu, Selimut Cerdas kini juga menjadi andalan Puskesmas dan para bidan dalam memotivasi ibu hamil untuk melakukan cek kehamilan dan melahirkan di fasilitas kesehatan. Kami juga bangga bisa dipercaya menjadi mitra BKKBN dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam upaya pencegahan stunting. Kepala BKKBN, Bapak Hasto Wardoyo, bahkan memperlihatkan langsung Poster Pintar kepada Presiden Joko Widodo dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam kunjungan saat mengecek percepatan penurunan stunting di Indonesia.

 

Apa harapan ke depan 1000 Days Fund terkait penurunan stunting di Indonesia?

Tentunya, kami harap masyarakat tidak lagi melihat stunting hanya sebatas masalah kesehatan, tetapi juga kemanusiaan. Bagaimana kita mewujudkan kesetaraan kalau dari hal mendasar seperti kesehatan saja, secara fungsi kognitif dan daya tahan tubuh sudah berbeda karena terkena stunting? Kami juga berharap publik paham bahwa ini bukan sekedar masalah makanan. Kami melihat sendiri di lapangan orang tua yang punya ternak dan kebun namun memiliki anak stunting. Ini bukan masalah ketersediaan pangan, tapi pemahaman yang dibutuhkan untuk membuat pilihan yang bijak yang bisa mengoptimalkan kesehatan generasi bangsa ke depannya.

Target besar kami dalam dua tahun ke depan adalah mencapai distribusi Poster Pintar Pencegah Stunting atau Poster Penting ke 2 juta rumah di seluruh Indonesia. Saat ini kami sedang menjalankan program bersama dengan Kemenkes dan BKKBN yang mengkoordinasi program percepatan penurunan stunting sesuai mandat Presiden. Semoga kolaborasi ini dapat berjalan dengan baik. Kesuksesan penurunan kasus di Manggarai Barat menjadi bukti bahwa jalan terbaik menuju kesinambungan pencegahan stunting adalah kerja sama dan kolaborasi untuk mendorong pemberdayaan masyarakat lokal.


Dimach Putra
ARTIKEL TERKINI