Menjaga Gema yang Telah Melegenda

Wawancara
15 Juli 2022
OLEH: Dimach Putra
Menjaga Gema yang Telah Melegenda

 

Gemuruh suara alat musik terdengar bersahut-sahutan, menggema di penjuru lapangan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Rawamangun. Alunan melodi indah itu terdengar makin syahdu ditemani derap langkah teratur para pemain musik saat membentuk formasi barisan. Suasana makin semarak saat barisan colorguard mengayunkan bendera sesuai koreografi. Suasana gegap gempita ini bisa kita nikmati saat Marching Band Bhina Caraka (MBBC) menggelar latihan rutin mingguannya.

Kami berbincang dengan Achmad Sandi Qurnain, Ketua Marching Band dan Korps Musik pada Cabang Kesenian Badan Pembina Olahraga dan Seni (Bapors) Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC). Sebagai salah satu pengurus di Bapors, pria ini dipercaya dalam pengembangan dan pembinaan MBBC agar dapat mempertahankan eksistensi dan prestasinya. Seperti apa obrolannya? Berikut petikan wawancara kami.

Bagaimana kisah terbentuknya MBBC?

Inisiatif awal pembentukan grup musik ini berasal dari keinginan para pimpinan Kantor Inspektorat V DJBC Halim Perdana Kusuma pada tahun 1976. Para pimpinan saat itu melihat potensi yang ada pada keluarga besar Bea dan Cukai yang masih belum terkoordinir dalam satu wadah. Atas inisiatif bersama, mereka membentuk suatu kegiatan bagi keluarga besar DJBC di Jakarta berupa kegiatan Pramuka (Praja Muda Karana).

Untuk semakin mengembangkan kegiatan kepramukaan gugus depan 3259-3260 yang berada di bawah naungan Kantor Pusat DJBC, maka dibentuklah beberapa kegiatan pendukung. Drum Band Bhina Caraka (DBBC) terlahir dari inisiatif tersebut di tahun 1978. Anggotanya sebagian besar anggota pramuka dan keluarga besar pegawai DJBC. Sehingga, kegiatan ini kental perpaduan antara budaya kepramukaan dan semangat pengabdian yang memiliki disiplin tinggi, kerja keras, kerja sama dan kekompakan, rasa memiliki dan kekeluargaan, serta mental berjuang dan bertanding yang mengagumkan.

Seiring waktu, DBBC mampu menorehkan banyak prestasi di berbagai kejuaraan dan penampilan. Raihan prestasi ini membuat nama DBBC makin berkibar dan disegani kawan maupun lawan. Hal ini mendorong pengurus DBBC untuk selalu berkembang, termasuk dengan cara penambahan instrumen musik pengisinya. Di tahun 1982, DBBC resmi berubah nama menjadi Marching Band Bhina Caraka. Nama tersebut kemudian tetap dipergunakan hingga saat ini.

Prestasi apa yang berhasil ditorehkan oleh MBBC?

MBBC telah mengikuti hampir seluruh kompetisi berskala nasional khususnya di pulau Jawa, antara lain kejuaran nasional di Jogja, Semarang, Malang, Surabaya, Cirebon, Bandung dan Jakarta. Kesempatan terhormat yang pernah dirasakan MBBC adalah mengisi acara Parade Senja di Istana Kepresidenan pada beberapa kali kesempatan.

Kami telah menjadi langganan top ten sejak tahun 2006 di gelaran Grand Prix Marching Band yang merupakan kompetisi nasional paling bergengsi. Pada tahun 2009, MBBC bahkan menyabet gelar juara pertama. Prestasi terakhir kami di kejuaraan tersebut berada di peringkat 5 pada grand prix tahun 2019, sebelum pandemi melanda. Selain itu, MBBC juga pernah berprestasi di kancah internasional pada Kuala Lumpur World Marching Band Championship 2010. Pada kompetisi itu, kami berhasil menduduki peringkat ke-3 dan meraih gelar juara di nomor drumline battle. Dalam kompetisi Asian Music Games 2021 lalu, brass ensemble  MBBC juga berhasil menggondol peringkat kedua. Tim kami memang cukup teruji tak hanya dalam penampilan grup secara full team, namun juga dalam nomor individu, kelompok alat musik, dan teknik penyajian.

Eksistensi MBBC di kancah marching band nasional hingga internasional tidak dapat dilepaskan dari dukungan berbagai pihak dan sistem regenerasi yang berjalan baik. Dukungan tersebut terutama dari pembina dan pengurus yang berasal dari DJBC sebagai institusi yang menaungi MBBC.

Apa saja tantangan dalam menjaga eksistensi dan prestasi MBBC?

Dalam sebuah organisasi tentunya ada tantangan tersendiri, tergantung masa dan kondisinya saat itu. Contohnya, kami merasa banyak sekali tantangan baru yang muncul di masa pandemi. Segala aktivitas harus dibatasi, berdampak pada kegiatan MBBC. Latihan rutin yang sedianya diadakan seminggu  sekali dan jadwal tampil di berbagai acara harus ditiadakan terlebih dahulu. Banyak program MBBC yang tidak terlaksana saat itu.

MBBC terpaksa harus vakum selama beberapa bulan karena penyesuaian kondisi ini. Akhirnya, kami memutuskan untuk tetap mengadakan latihan online agar komunikasi antarpengurus dan anggota terjaga. Kami mengulang materi-materi yang ada, memakai alat seadanya di rumah demi tetap aktif, sekaligus mengembang skill. Setelah pandemi mereda dan beberapa aktivitas sudah berjalan semula, MBBC memutuskan untuk aktif latihan kembali dengan tetap menjaga protokol kesehatan.  Kami juga mulai mengikuti beberapa lomba virtual.

Pembatasan sosial tidak menjadi halangan untuk berhenti berkarya. Semuanya tergantung bagaimana cara kita mengahadapi hal tersebut dengan bijak. Sekarang MBBC sudah sepenuhnya aktif, dari mulai latihan, mengikuti kejuaraan, serta tampil diberbagai event.

MBCC bersama Menteri Keuangan saat acara Hari Oeang (Foto: Dok. MBCC)

Terkait regenerasi, apa tips dan trik yang digunakan oleh MBBC?

Kami memahami dinamika pegawai yang harus siap ditugaskan di seluruh Indonesia. Beban pekerjaan saat ini pun semakin berat. Tanggung jawab pegawai menjalankan tugasnya merupakan kewajiban utama yang tidak bisa ditawar. Di sisi lain, grup musik ini menuntut “militansi”. Dalam arti, tiap anggotanya harus berkomitmen tinggi agar menjadi tim yang solid dan sanggup menampilkan yang terbaik.  MBBC memang organisasi yang dulu awalnya dibentuk untuk mewadahi minat dan bakat pegawai DJBC di bidang musik. Namun, saat ini kami lebih bersifat terbuka untuk umum.

Siapa saja bisa bergabung, asalkan dibarengi dengan komitmen yang kuat untuk tetap bertumbuh dengan MBBC. Mereka yang tertarik bergabung dapat mendaftar saat MBBC melakukan open recruitment yang biasanya dilakukan pada awal tahun. Saat ini anggota MBBC terdiri dari generasi muda non pegawai. Untuk pembinaan dan pengawasan tetap berada di bawah Unit III Marching Band dan Korps Musik, Cabang Kesenian, Bapors DJBC. Untuk kepengurusan anggotanya juga ditunjuk komandan tim agar memudahkan koordinasi antara pengawasan kami di DJBC dengan seluruh anggota.

Apa harapan untuk pengembangan dan pembinaan MBBC ke depan?

Terkait pengembangan, kami berharap ke depan kami dapat menjaga kualitas tim, tidak hanya dalam hal SDM namun juga melalui dukungan alat musiknya. Peremajaan alat musik menjadi penting dalam menjaga kualitas penampilan. Biaya yang dibutuhkan pun tidak sedikit. Pembiayaan pun menjadi tantangan. Apakah memungkinkan jika ada sponsorship atau donasi dari para alumni? Saat ini kami terus berdiskusi dan mencari solusi dengan para pimpinan terkait hal ini.

Yang jelas, kami berharap agar MBBC  dapat mempertahankan eksitensinya sebagai grup marching band yang dikenal di Indonesia. Dapat terus berkarya dan menjadi tempat bagi insan muda mudi Indonesia untuk bisa menyalurkan minat bakat mereka dalam bermusik. Serta berharap MBBC selalu mencetak prestasi yang cemerlang di perlombaan-perlombaan nasional dan internasional.


Dimach Putra