Tren Pertumbuhan Ekonomi Indonesia tetap tinggi

16 Mei 2023
OLEH: Resha Aditya Pratama
Tren Pertumbuhan Ekonomi Indonesia tetap tinggi
 

Badan Pusat Statistik telah merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama tahun 2023 sebesar 5,03%. Realisasi ini termasuk yang tertinggi di dunia dan menjadi sebuah  anomali di luar ekspektasi semua pihak baik pemerintah maupun pengamat karena ekonomi global sedang mengalami perlambatan. Fenomena apa saja yang sedang terjadi pada kuartal pertama di tahun 2023 ini? Simak petikan wawancara dengan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, berikut ini.

Apa pengaruh kondisi ekonomi global terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia?

Saat awal tahun 2023, Bapak Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa tahun 2023 is gonna be dark and darker. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Managing Director IMF Kristalina Georgieva. Karena memang faktanya di tahun 2023, dunia dihadapkan pada situasi yang sangat kompleks. Tahun lalu, saat kita menjadi Presidensi G20, kita selalu mengatakan pandemi itu menimbulkan efek luka dalam atau scarring effect. Jadi kalau pulih, kita ingin pulihnya tetap ajek dan yang terkena scarring atau luka yang dalam itu bisa secara perlahan-lahan pulih, seperti sektor restoran, hotel, dan transportasi, itu yang terpukul sangat dalam, bahkan sampai kepada konstruksi dan bangunan karena orang-orang sekarang tidak kerja di kantor, tapi di rumah.  

Sewaktu kita mengeluarkan pernyataan mengenai penjelasan APBN 2023, kita juga menyampaikan bahwa pada tahun 2023 diliputi ketidakpastian, terutama dari sisi lingkungan global yang akan risky. Pertama karena ada geopolitical, perang di Ukraina. Yang kedua dengan adanya perang akan menimbulkan disrupsi supply yang mengakibatkan peningkatan seluruh harga-harga komoditas. Jadi di tahun 2022 lalu harga minyak naik dari 100 menjadi 120 US Dollar per barel yang menyebabkan kita dalam posisi tekanan subsidi yang luar biasa besar. Harga dari CPO naik, harga pupuk naik, harga gandum naik, itu semuanya menyebabkan semua harga pangan dan harga energi naik. Selain harga komoditas naik, inflasi yang tinggi karena harga naik ini kemudian direspon oleh bank sentral di negara-negara maju dengan menaikkan suku bunga yang luar biasa cepat dan tinggi hanya dalam waktu kurun kurang dari 12 bulan. Sehingga memang menimbulkan konsekuensi melemahnya perekonomian ke depannya.

Indonesia harus bersiap-siap berdampak dari pelemahan ekonomi global dan risiko politik itu akan seperti apa. Maka kita mengatakan tahun 2023 menjadi tidak akan baik, maka pengamat juga ikut mengatakan ini tidak baik, terutama akan terpengaruh ke ekspor kita. Namun kalau kita lihat momentum pemulihan ekonomi mulai dari kuartal yang lalu, yaitu kuartal pertama 2023, kita tahu bisa tumbuh 5,03%, itu bagus. Itu karena akhir tahun biasanya orang sudah mulai ramai beraktivitas, kemudian pandeminya sudah dianggap mulai selesai, orang ada yang vaksin boosting dan kemudian kita bisa melakukan kegiatan-kegiatan yang terlihat nyata, seperti daerah Bali tempat-tempat destinasi wisata itu udah mulai tumbuh cukup kuat.

Pada kuartal pertama kita khawatir apakah akan tetap jalan momentumnya? Namun jika dilihat dari angka-angkanya seperti consumer confidence kita itu masih sangat kuat. Tadinya kita khawatir karena inflasi tinggi, daya beli menurun, confidence dari konsumen juga menurun. Namun karena pemerintah bersama-sama pusat, daerah, dan Bank Indonesia bekerja sama untuk menurunkan inflasi secara baik, dengan kombinasi kebijakan yang tidak konvensional, kita melihat ke daerah-daerah, inflasi kita turunnya cukup cepat dibandingkan negara-negara maju yang inflasinya masih cukup tinggi. Dan ini menolong daya beli. Sehingga konsumsi adalah motor penggerak terbesar.

 

Faktor apa saja yang mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia?

Jadi ekonomi itu memang terdiri dari seluruh kegiatan masyarakat, ada yang dari sisi menjual, ada yang membeli, ada yang memproduksi dan ada yang mengkonsumsi, ada yang investasi, ada yang ekspor sehingga itu akan menciptakan lapangan kerja, orang-orang yang bekerja bisa mendapatkan pendapatan. Sehingga sewaktu pemerintah atau siapa saja di seluruh negara berbicara tentang growth, itu bukan masalah what is wrong dengan angka, tetapi angka itu menggambarkan apakah dalam negara tersebut ekonominya bergerak yang menciptakan pekerjaan, pekerjaan itu yang membuat orang punya dignity, orang kemudian punya pendapatan dan dia bisa melakukan aktivitas-aktivitas sebagai manusia yang utuh.

Makanya ekonomi itu is about welfare, kesejahteraan dari masyarakat yang dilakukan bukan dengan bagi-bagi duit. Kamu supaya bisa punya kesejahteraan, bisa makan-minum, tak kasih duit sama pemerintah, tentu tidak. Tapi masyarakatnya bisa bekerja, bukan bekerja karena paksa, tapi bekerja untuk menyempurnakan apa yang disebut fulfilling, memenuhi aspirasi dia, dignity mereka, kehormatan mereka untuk menjadi manusia-manusia yang produktif. Itu mungkin konsep besarnya. Kalau kita bicara tentang growth terus tadi yang sebetulnya turunannya adalah tadi pekerjaan dan kemudian mengurangi pengangguran, kemiskinan, itu adalah untuk menciptakan suatu kesejahteraan yang adil dan beradab. Itu Undang-Undang Dasar kita.

Jadi bagaimana membuat growth itu tinggi? Ada lima komponen. Pertama, konsumsi. Apakah konsumsi bisa create growth? Karena kalau orang consume, umpamanya saya mau minum teh, beli teh itu berarti ada yang jual teh, dia dapat pendapatan. Jadi setiap consumption, di balik itu adalah yang menghasilkan, mereka mendapatkan manfaat dari kegiatan konsumsi. Tapi untuk bisa konsumsi, orang harus punya pendapatan.

Konsumsi yang tinggi bisa menggambarkan bahwa masyarakat di ekonomi itu berarti mempunyai daya beli. Daya belinya itu berasal dari pendapatan dia, pendapatan dia itu mayoritas dari pekerjaan atau upah yang mereka dapat atau pendapatan. Itulah kenapa konsumsi di Indonesia mencapai lebih dari hampir 57% dari GDP kita. Sehingga ketika konsumsi sehat, konsumsi tumbuh, itu banyak yang mendapat manfaat dari konsumsi itu. Dan konsumsi kita tumbuh cukup tinggi di kuartal pertama yang menyebabkan GDP kita bisa tumbuh tinggi.

Faktor kedua investasi. Investasi kenapa? Investasi itu adalah permintaan terhadap seluruh barang dan jasa untuk seseorang bisa menjalankan kegiatan produktif. Kalau investasi, umpama mau membuat warung kopi atau Café, maka kamu mulai menyewa ruko, bikin furniturnya, beli alat untuk bikin kopi, beli kopinya, itu semuanya adalah kegiatan investasi. Investasi ini ada, kalau dia yakin bahwa ada untungnya. Karena kalau tidak untung, uang investasinya akan hilang. Makanya untuk bisa untung dan yakin itu, kondisi ekonomi harus baik, rakyatnya tenang, konsumsi tumbuh, dunianya aman, dan tadi harga-harga dari barang produksinya tidak mahal atau bisa terjangkau. Itulah kenapa Presiden dan pemerintah memperbaiki iklim investasi. Mungkin tidak terasa. Akan tetapi itu sebetulnya adalah untuk menciptakan sebuah ekosistem, orang-orang yang punya ide kreatif ingin melakukan kegiatan produktif, dia bisa melakukan tanpa beban banyak, Izin-izin, aturan-aturan yang menyusahkan. Dan itu yang membuat orang mau invest.

Yang ketiga, ekspor. Kalau kita memproduksi di Indonesia, tidak hanya kita yang butuh, dunia juga membutuhkannya. Yang mungkin gampang adalah barang-barang tambang kita seperti nikel, batubara, tembaga yang sekarang lagi highly demanded gitu. Ekspor itu memberikan ekonomi kita tumbuh karena kita meng-create produksi barang-barang dan jasa, termasuk tourism itu dianggap ekspor jasa. Itu membuat orang lain mengkonsumsi produksi kita, itu memberikan growth tambah, dan setiap kegiatan ekspor pasti create job lagi.

Yang keempat, impor. Impor berarti kita membeli barang dari luar. Kita mengurangi produksi dalam negeri dan itu kemudian menjadi faktor pengurang. Yang kelima itu pemerintah. Dari sisi pemerintahan ada aktivitas, seperti bayar gaji, bayar kegiatan, tapi yang paling penting juga government bisa spend untuk membangun jalan, bendungan, listrik, air minum, pelabuhan, itu yang disebut capital spending. Kelima komponen tadi yaitu konsumsi, investasi, ekspor, impor, dan government itu yang menghasilkan kegiatan ekonomi dari sisi demand-nya.

 

Komponen apa yang paling besar kontribusinya dalam menyokong pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama?

Kalau dari lima ini, yang paling menonjol dan kontribusinya paling besar dalam ekonomi kita adalah konsumsi. Investasi kita nomor dua terbesar, tapi pertumbuhannya di kuartal pertama masih tidak terlalu bagus, di bawah 3%. Kita berharap kegiatan investasi harus terus dipacu. Karena ini bagus untuk job description dan berbagai dampak bagi produktivitas kita. Ekspor kita luar biasa masih sehat. Sampai dengan kuartal pertama ini, ekspor masih tumbuh di atas 14%.  

Kalau dari sisi produksinya itu sektor manufaktur, kegiatan sektor manufaktur yaitu berbagai pabrik yang menghasilkan berbagai barang dan jasa. Sektor pertanian cukup bagus selama masa pandemi ini, sekarang pertumbuhannya di kuartal ini agak rendah karena kemarin ada masalah, mulai musim hujan dan kemudian pupuk menjadi persoalan. Kemudian juga sektor perdagangan. Jadi ketiga sektor ini yang merupakan terbesar.

Tapi yang lain penting adalah pertambangan dan konstruksi. Pertambangan karena kita punya natural resource rate, dalam hal seperti tadi batubara, nikel, ferro, kemudian kita punya juga timah. Itu yang besar. Dan terakhir yang kelima terbesar adalah construction. Construction itu ya kita bikin jalan tol, kita bikin bangunan, dan yang lain-lain itu penting.

 

Strategi apa yang akan dilakukan pemerintah untuk mempertahankan atau meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal selanjutnya?

Pemerintah dalam menyusun APBN 2023 menggunakan asumsi pertumbuhan ekonomi. Asumsi pertumbuhan ekonomi kita untuk tahun ini sebesar 5,3%. Sangat ambisius pada situasi yang luar biasa penuh ketidakpastian global. Tapi kita coba untuk terus mencapai asumsi itu. Itu bukan target, tapi asumsi, yang waktu itu kita berasumsi bahwa growth-nya akan seperti itu.

Bagaimana caranya? Karena ekonomi is about productivity, maka dari sisi produktivitas, apa yang menyebabkan ekonomi kita punya produktivitas tinggi? Yaitu orang-orangnya. Maka orang-orangnya itu harus punya kompetensi dan kapasitas. Makanya belanja untuk sektor pendidikan, pelatihan itu menjadi sangat besar. Kita sudah menggunakan banyak instrumen APBN untuk mendukung berbagai reform di bidang pendidikan, seperti merdeka belajar. Sekarang karena mahasiswa bisa belajarnya di perusahaan, jadi dia tidak hanya di kelas. Kita juga memberikan kartu prakerja, yaitu mereka bisa belajar yang kehilangan pekerjaan atau masih mencari pekerjaan. Balai Latihan Kerja di Kementerian Tenaga Kerja maupun di daerah-daerah kita tingkatkan. In short, seluruh instrumen APBN dipakai untuk memperbaiki kualitas SDM.

Tapi pendidikan hanya satu hal. Another thing yang membuat orang produktif yaitu kalau dia sehat. Makanya reform di bidang kesehatan didukung. Kita bicara tentang stunting, anak-anak yang kekurangan gizi yang kemudian tidak bisa produktif nanti pada masa tuanya itu harus diberantas. Kemiskinan itu akan menimbulkan beban terhadap keluarga itu untuk tidak bisa berkembang. Jadi kelihatannya APBN itu banyak sekali programnya karena memang tujuannya untuk kembali ke masyarakat supaya mereka bisa makin produktif.