Hadir Sepenuhnya Menerima Kondisi Jiwa

31 Maret 2021
OLEH: Dimach Putra
Hadir Sepenuhnya Menerima Kondisi Jiwa
 

Sehat. Sebuah kata yang mudah terlontar dari mulut saat seseorang menanyakan kabar kita. Secara fisik, mungkin memang demikian adanya keadaan kita. Namun, bagaimana dengan kondisi mental kita? Sayangnya, beberapa orang masih abai atau bahkan menganggap topik kesehatan mental ini tabu untuk dibicarakan.

Adalah Asta Dewanti, satu dari segelintir orang yang ingin mengubah stereotip tersebut. Sejak 11 Januari 2019 ia membuka sebuah ruang diskusi yang diberi nama “AdaDiKamu”. Topik yang dibahas berkutat di sekitar tema psikologi, kesehatan mental dan kegiatan berkesadaran. Simak petikan wawancara berikut untuk mengenal lebih dekat “AdaDiKamu”.

 

Mengapa Anda tertarik untuk menekuni bidang kesehatan mental?

Pertama, saya melihat banyak orang di sekitar saya yang butuh pendampingan untuk mengenal kondisi diri mereka sebenarnya. Beberapa bahkan telah melakukan self-diagnose dengan langkah yang kurang sehat. Padahal, hal seperti ini tidak perlu terjadi jika dilakukan pendampingan dalam mendapat pemahaman yang tepat,

Alasan kedua karena latar belakang pendidikan saya adalah psikologi. Saya merasa punya tanggung jawab untuk membagikan ilmu yang saya punya kepada orang lain. Ketiga, degan mempromosikan kesehatan mental, saya terus belajar dan bertumbuh. Dengan terus mengajar, sebenarnya saya terus belajar. Saya tidak mungkin membagikan pengetahuan yang belum saya kuasai dan lakukan.

 

Seperti apa kegiatan rutin yang biasa dilakukan di ruang diskusi “AdaDiKamu”?

Kami biasa mengawali dengan penentuan topik-topik yang ingin diangkat dalam sesi diskusi yang akan diselenggarakan. Beberapa topik yang pernah kami angkat diantaranya tentang trilogi diskusi pra-nikah, mengatasi kecemasan, menghadapi rasa takut, bahaya di balik amarah dan sebagainya. Setelah menyiapkan topik dan pemateri yang tepat, kami mengundang teman-teman melalui sosial media untuk bergabung ke acara kami. Sebenarnya, ruang diskusi yang kami adakan tidak  benar-benar terbatas di dalam ruangan. Kadang-kadang, pertemuan juga diselenggarakan secara outdoor.

Setiap kegiatan tersebut pun tak hanya full diskusi saja. Kami juga menghadirkan pakar yang bisa membagikan ilmu tentang teknik tertentu yang sesuai untuk mengatasi tiap topik. Beberapa di antaranya adalah meditasi, jin shin jyutsu, akupresur, jurnaling dan masih banyak lagi. Satu hal yang pasti, tiap sesi kami awali dengan “pasang jangkar”. Proses aktivasi seluruh indera ini bertujuan mengembalikan kesadaran kita untuk hadir utuh dan saat ini dalam proses mengenali diri.

 

Bagaimana pandemi mempengaruhi aktivitas “AdaDiKamu”? Kami lihat saat ini lebih aktif di media sosial instagram?

Hal tersebut harus kami lakukan untuk beradaptasi dengan situasi pandemi. Kegiatan “AdaDiKamu” yang sebelumnya dilakukan dengan diskusi tatap muka langsung, beralih ke platform online. Untuk Instagram, dari awal “AdaDiKamu” diinisiasi, niatnya untuk membagikan informasi kegiatan dan basic knowledge tentang kesehatan mental. Pembahasan lebih dalam tentang topik yang diangkat tetap dilakukan via ruang diskusi kami.

Selama menyelenggarakan ruang diskusi secara daring, memang ada yang berbeda. Beberapa treatment, relaksasi, dan mindful activities di kelas offline menjadi hilang. Interaksi dengan peserta juga berbeda. Tetapi dengan kelas daring, kami bisa menemui peserta kelas yang ada di luar kota bahkan luar negeri. Demikian juga Instagram Live kami.

 

Menurut Anda, bagaimana akses masyarakat ke pelayanan kesehatan mental, terlebih dengan masih adanya stigma negatif di Indonesia?

Sekarang sudah banyak yang menyuarakan pentingnya merawat kesehatan mental serta mendukung individu yang membutuhkan bantuan profesional untuk melakukan terapi. Banyak juga yang sudah membuka layanan konseling dan support group. Layanan Sejiwa di 119 juga ada dan bisa dimanfaatkan.

Kita perlu menyadari kalau kita nggak punya kuasa atas pandangan orang lain. Yang paling penting, kita sudah mengedukasi diri sendiri tentang stigma ini. Dan, kita yang sudah sadar ini seharusnya memberi dukungan kepada mereka yang sedang membutuhkan bantuan psikologis dengan cara yang tepat.

 

Bagaimana tips Anda agar masyarakat tetap bisa menjaga kesehatan mental, terutama di tengah situasi pandemi?

 

Penyesuaian diri menjadi hal penting yang perlu kita latih di masa-masa penuh tantangan ini. Kemampuan ini berhubungan dengan cara kita berinteraksi secara seimbang dengan kondisi diri kita sendiri, orang lain, serta lingkungan kita berada. Jika proses itu terhambat, kita bisa menunjukkan perilaku tidak terarah, emosional, tidak realistis, agresif dan ekspresi tidak sehat lainnya.

Be mindful, hadir utuh penuh di sini kini. Gunakan masa yang penuh tantangan ini untuk mengenal diri dengan lebih baik, membangun kebiasaan sehat, dan mengelola emosi dengan cara yang bermakna. Kembalikan semua pertanyaan dan keraguan ke diri kita sendiri. Jauh-jauh kita berusaha mendapatkan jawaban, berlarut-larut mencari jalan keluar. Kadang kita yang lupa, segala hal yang kita butuhkan sudah ada di dalam diri kita.


Dimach Putra
ARTIKEL TERKINI