MoF Dancers Penggiat Seni Gerak dan Tari di Kemenkeu

15 November 2022
OLEH: Dimach Putra
MoF Dancers Penggiat Seni Gerak dan Tari di Kemenkeu
 

Temaram sang surya yang tengah beranjak ke peraduannya membuat gedung A.A. Maramis yang berwarna putih berselimut semburat jingga. Alunan musik keroncong berkumandang mengiringi para sinyo dan noni berdansa di panggung yang berdiri di halaman istana peninggalan Daendels itu. Mereka berdansa di bawah indahnya langit senja di hadapan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, para pejabat serta tamu yang hadir di acara ”Maramis: Aku Indonesia” dalam gelaran Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-77, 19 Agustus 2022 lalu.

Lenggak-lenggok para noni dan sinyo berkostum adaptasi busana ala Eropa tersebut ditampilkan oleh penari dari Ministry of Finance (MoF) Dancers. Kehadiran para pementas koreografi ini tak hanya sekali ini saja membius penonton yang menyaksikan pertunjukkan mereka. Mereka sudah kerap diundang tampil menghibur di berbagai acara yang digelar oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu), baik yang formal maupun kasual. Kami berbincang dengan Ameliya Silaning Utami, perwakilan dari MoF Dancers terkait sepak terjang salah satu komunitas yang aktif di Kemenkeu ini. Berikut petikan wawancaranya:

Pertama-tama, mohon dijelaskan apa sih MoF Dancers ini?

MoF Dancers adalah wadah penggiat seni gerak dan tari yang anggotanya berasal dari pegawai di lingkungan Kemenkeu. Anggotanya tidak terbatas hanya dari pegawai lintas unit eselon (UE) 1, tapi juga termasuk dari special mission vehicle (SMV) dan badan layanan umum (BLU) di Kemenkeu. Visi kami, Kemenkeu dapat bersatu dalam seni gerak dan tari.

Kami sering diminta tampil dalam berbagai kegiatan yang dilaksanakan di Kemenkeu, baik di tingkat UE 1 maupun kementerian. Tak hanya dinikmati langsung, kami juga telah menggelar penampilan lewat berbagai media. Saat tampil pun kami juga sering berkolaborasi lintas komunitas di Kemenkeu, seperti dengan Teater Artha Kemenkeu, Sabda Nusa PKN STAN, Komunitas Sastra Kemenkeu. Sebagai bagian dari Kemenkeu, MoF Dancers juga berperan sebagai komunikator Kemenkeu dalam membagikan informasi kebijakan Kemenkeu melalui jaringan komunitas serta kegiatan yang dilaksanakan.

Salah satu Anggota MoF Dancers sedang merias wajahnya sebelum tampil. (Foto: Dok. MoF Dancers)

Bagaimana kisah lahirnya komunitas ini?

Berawal di tahun 2012, komunitas ini lahir dari kebutuhan akan pengisi hiburan untuk acara Rapat Pimpinan  Sekretariat Jenderal. Pimpinan saat itu menghendaki adanya penampilan tari yang dibawakan oleh pegawai Kemenkeu. Dalam koordinasi persiapannya, dikumpulkan beberapa pegawai yang memiliki bakat menari dan berminat untuk tampil di acara tersebut. Tim yang terbentuk diberi nama “MoF Dancers”. Tarian pertama yang dibawakan adalah tarian medley Dayak-Papua.

Dari tahun ke tahun, kami semakin banyak menerima permintaan menari di berbagai kesempatan. Acara yang kami isi tidak terbatas pada lingkup UE 1 saja. Semakin lama kami dipercaya menjadi bagian hiburan dalam acara di level kementerian. Meningkatnya gelaran yang membutuhkan penampilan MoF Dancers ini membuat kami semakin kerap berkumpul. Kami harus mampu menyempatkan berlatih bersama untuk persiapan performance di sela kewajiban kami bekerja sebagai pegawai Kemenkeu.  Di luar aktivitas latihan dan sela-sela kesibukan bekerja, para pegawai juga sering bertemu dan berkumpul. Kami juga saling berkomunikasi dalam grup Whatsapp. Saat berkumpul itulah, muncul inisiasi untuk mengembangkan MoF Dancers  menjadi wadah berkumpulnya para penggiat tari yang eksis hingga sekarang.

 

Siapa saja yang bisa bergabung di komunitas ini? Bagaimana caranya?

Semua pegawai Kemenkeu termasuk SMV/BLU boleh bergabung. Kami juga tidak mematok batasan umur bagi pegawai yang tertarik menjadi anggota. Yang terpenting bagi kami,  mereka harus memiliki ketertarikan di bidang seni gerak tari. Anggota MoF Dancers juga harus punya semangat untuk berkolaborasi.

Jika ada yang ingin mengenal kami lebih dekat, bisa melalui beberapa cara. Pengguna instagram bisa langsung mem-follow akun kami @mofdancers. Pada bio akun instagram kami terdapat tautan yang bisa mengarahkan pengunjung ke laman pendaftaran anggota serta informasi lainnya. Kalau masih ada pertanyaan, bisa mengirim e-mail ke mofdancers@gmail.com atau menghubungi narahubung kami, Mas Hasan, yang kami cantumkan juga di bio. Secara bertahap kami juga terus mengunggah dokumentasi tarian yang pernah kami tampilkan di kanal youtube kami MoF Dancers.

 

Bagaimana sistem pelatihan dan pemilihan anggota MoF Dancers?

Untuk saat ini sistem latihan di MoF Dancers masih didasarkan pada kebutuhan per acara. Namun, kami juga berkumpul setiap sebulan sekali untuk sekadar bersilaturahmi, berbagi ide, dan membuat konten untuk akun media sosial kami. Ke depan sedang dijajaki pelaksanaan workshop atau kelas menari yang nantinya akan rutin dilaksanakan dengan mengundang pengajar baik internal maupun eksternal Kemenkeu.

Terkait pemilihan penari yang tampil di sebuah acara, dilakukan dalam beberapa mekanisme. Untuk flashmob, acara yang membutuhkan penari lebih dari 10 orang, atau lebih dari sekali penampilan dalam satu acara, maka diberlakukan sistem pendaftaran terbuka. Kami mengirim undangan kepada seluruh pegawai Kemenkeu melalui naskah dinas ke masing-masing UE 1 untuk mengirimkan menugaskan perwakilannya. Proses penugasan perwakilan tersebut menjadi kewenangan dari masing-masing unit untuk memilih pegawai yang akan turut tampil.

Berbeda halnya dengan pertunjukan yang membutuhkan kurang dari 10 penari. Kebutuhan ini biasanya untuk ditampilkan di acara tertentu seperti seminar, peresmian  gedung, peringatan hari jadi yang dihadiri oleh Bu Menteri Keuangan dan para pejabat lainnya. Kami biasanya memberlakukan sistem undangan kepada penari pilihan maupun melalui audisi khusus demi menampilkan sebuah performance yang apik.

Anggota MoF Dancers berfoto bersama Menteri Keuangan Republik Indonesia, Ibu Sri Mulyani Indrawati. (Foto: Dok. MoF Dancers)

Acara mana yang paling berkesan bagi MoF Dancers?

Tiap penampilan pasti memiliki kesan tersendiri. Namun, pertunjukan flash mob seusai upacara peringatan HUT RI ke-74 menjadi salah satu tonggak bersejarah kami.  Saat itu kami dipercaya mengkoordinir 200 penari yang berasal dari golongan pejabat dan pegawai yang sebelumnya menjadi petugas dan peserta upacara. Setelah upacara berakhir, musik dinyalakan yang menjadi pertanda bagi 22 orang anggota penari pria menarikan ”Beksan Wanara” yang mengisahkan kegagahan prajurit perang Ramayana. Lalu musik berganti menjadi gamelan Bali. Dari pinggir lapangan, 38 penari perempuan berselendang dan memegang kipas memasuki lapangan menarikan tari “Kembang Girang” yang menggambarkan kebahagiaan penari yang lincah.

Tak berhenti di situ, lebih banyak penari bergabung saat musik berganti sekali lagi. Di formasi ke-3 ini para penari membawakan koreografi dari tarian “Indonesia Menari 2014” perlambang kemeriahan, semangat, dan kegembiraan perayaan semua kalangan. Sebagai puncaknya, Menteri Keuangan bergabung dengan seluruh penari, sekaligus para pelatih, membawakan tarian sapu tangan. Tarian ini juga menampilkan atraksi formasi kain yang melambangkan bendera merah putih. Di akhir seluruhnya meneriakkan “SDM Unggul, Indonesia Maju”. Seluruh peserta yang hadir nampak kagum dan senang dengan kejutan yang kami tampilkan saat itu. Momen itu masih menjadi pengalaman yang paling berkesan sepanjang MoF Dancers berdiri. Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan dalam penampilan ini merupakan andil besar dari kerja sama dan komitmen seluruh manajemen, penari, dan pelatih.

 

Apa tantangan terbesar dalam mengelola MoF Dancers?

Permintaan penampilan seringkali datang terlalu dekat dengan penyelenggaraan acara. Idealnya, kami membutuhkan waktu minimal dua minggu untuk melakukan persiapan agar hasilnya maksimal. Hal itu meliputi aransemen konsep tarian, rekrutmen atau pemilihan penari, konsep aransemen musik, kostum dan make up. Selain itu, kami juga harus mengatur jadwal latihan, set-up panggung, dokumentasi foto dan video serta publikasinya. Namun, sering kali kami baru dikabari panitia kurang dari dua minggu.

Tiap anggota juga memiliki tantangan dalam membagi waktu di sela melaksanakan tanggung jawab utama masing-masing. Tak jarang terjadi benturan jadwal dan kesibukan dari para calon penari yang akan tampil. Hal tersebut berpengaruh terhadap komitmen kehadiran latihan fisik dari para penari. Akibatnya, kami harus melakukan pengurangan penari dan memaksimalkan penari yang tersedia. Menjadi tantangan tersendiri bagi MoF Dancers untuk terus eksis dengan mencari talenta penari dan anggota baru terutama penari/anggota pria.

Tantangan lain berasal dari sisi dukungan dana. Tim manajemen kami perlu bernegosiasi dengan panitia antara ketersediaan budget sesuai dengan kebutuhan biaya latihan dan pendukung tari. Hambatan lain terkait penguasaan kami terhadap jenis tarian yang ingin ditampilkan penyelenggara acara. Apabila termasuk jenis tarian yang telah kami kuasai, tentu akan lebih mudah bagi kami. Namun untuk tarian medley maupun yang belum pernah ditarikan, kami perlu waktu untuk menaklukkan tantangan baru tersebut.

Karya tari yang ditampilkan merupakan hasil kerja sama tim MoF Dancers. (Foto: Dok. MoF Dancers)

Bagaimana komitmen MoF Dancers mencari solusi dari tantangan yang ada?

Solusi dalam menghadapi tantangan di atas adalah dengan memperbaiki pengelolaan tim. Kami tak lagi memiliki ketua dan wakil seperti sebelumnya. Saat ini ada empat orang team leader dari MoF Dancers yang memiliki hak suara sama dan andilnya masing-masing. Model ini dirasa lebih sesuai karena berfokus untuk menampilkan dan menyampaikan karya seni tari dari hasil kerja sama tim. Selain itu, ragam gerak tari tidak hanya soal tarian, namun juga ada ekosistem pendukungnya seperti tata rias, kostum, musik, publikasi, dan banyak faktor lain yang kompleks.

Di tahap perencanaan, tim manajemen menyusun dan menyepakati bersama kerangka konsep  performance serta kebutuhan anggarannya. Kerangka inilah yang menjadikan tim manajemen lebih mudah untuk menjawab tantangan dalam persiapan hingga hari penampilan ke depannya. Tidak menutup kemungkinan, tim manajemen dapat menunjuk koordinator di tiap project. Saat ini, tim manajemen secara bertahap membenahi struktur kepengurusan, visi dan misi, rencana kerja, perencanaan project, rekrutmen anggota, dan publikasi media sosial.

 

Apa cita-cita MoF Dancers ke depan?

Banyaknya proyek yang telah kami tampilkan membuat kami selalu berkolaborasi dan mengenal lebih banyak lagi rekan penggiat gerak dan tari di Kemenkeu. Kami semakin menyadari banyaknya ragam komunitas yang berhubungan dengan seni tari. Antusiasme pegawai yang menggemari kesenian ini ternyata sangat besar, baik yang telah bergabung di komunitas maupun yang belum. Oleh karena itu, MoF Dancers saat ini memiliki visi mewadahi seluruh komunitas Kemenkeu penggiat gerak tari di seluruh Indonesia untuk bersilaturahmi, berkolaborasi dan berbagi.

Komunitas kami memiliki cita-cita yang besar menjangkau pegawai Kemenkeu di penjuru Indonesia. Harapannya MoF Dancers ke depan dapat menyatukan seluruh komunitas maupun pegawai penggiat tari yang sudah ada di masing-masing UE 1 termasuk kantor vertikal di lingkungan Kementerian Keuangan dari Sabang sampai Merauke supaya dapat          senantiasa eksis, terus berkembang, dan saling berkolaborasi dalam melestarikan budaya Indonesia.


Dimach Putra