Teknik Artistik Batik Unik

1 Juni 2021
OLEH: Resha Aditya Pratama
Teknik Artistik Batik Unik
 

Shibotik lahir dari inovasi perpaduan antara dua teknik traditional yaitu Shibori dari Jepang dan Batik dari Indonesia yang menghasilkan pola baju unik dan menarik. Putri Urfanny Nadhiroh merupakan figur dibalik lahirnya Shibotik. Dengan berbekal ketertarikan pada kriya batik sejak kecil, Putri yang merupakan awardee LPDP mengasah jiwa seninya dengan mengambil S2 Fashion Design di University of Southampton. Seperti apa kisahnya? Simak perbincangan Media Keuangan berikut ini.    

 

Bisa diceritakan tentang awal mula berdirinya Shibotik?

Awalnya Shibotik itu lahir tahun 2015, tepatnya ketika saya baru lulus S1 di ITB. Jadi sewaktu lulus S1, saya ditantang sama orang tua untuk membuat brand sendiri agar tidak perlu bekerja di tempat orang. Kebetulan orang tua saya merupakan pengrajin batik di Bandung, jadi saya sejak kecil sudah memiliki ketertarikan dengan batik.  Akhirnya, saya coba mengembangkan kira-kira apa yang belum ada, batik dikawinkan dengan sesuatu. Saya mencari cara agar anak muda seperti saya mau memakai batik. Setelah saya riset, baca buku, ketemu dengan shibori (teknik pewarnaan kain di Jepang yang mengandalkan ikatan dan celupan). Singkat cerita saya belajar teknik shibori ke Jepang, lalu mencoba eksplorasi cara mengawinkan batik dan shibori, dan mendirikan brand sendiri - Shibotik.

 Jadi Shibotik itu merupakan perpaduan dari teknik shibori dan teknik batik. Keduanya termasuk ke dalam golongan celup rintang. Kalau batik perintangnya adalah lilin batik tersebut, sedangkan shibori perintangnya bisa tali, karet, penjepit atau akrilik. Kombinasi dari kedua teknik ini yang menghasilkan corak atau pola unik dari Shibotik.

 

Saat kondisi pandemi ini, seberapa besar dampaknya pada Shibotik?

Kalau boleh jujur,  dampaknya sangat besar buat kami. Sebagian besar, hampir mungkin 90% sales penjualan itu kita mengandalkan dari pameran-pameran. Sedangkan saat pandemi, tidak ada pameran sama sekali. Karena untuk produk batik yang harganya relatif untuk konsumen menengah ke atas,  mereka ingin melihat dan memegang produk secara langsung. Kita berpikir bagaimana caranya untuk bertahan di masa pandemi. Akhirnya, kita melakukan inovasi produk seperti product loungewear, karena saat ini kita beraktivitas banyak di rumah ya, jadi kebutuhan baju di rumah itu cukup tinggi. Loungewear namun semi formal sehingga orang bisa memakainya untuk zoom meeting, ke grocery store dan sebagainya. Kami juga membuat pameran virtual via IGTV, dan kalau ada orang yang tertarik membelinya bisa memesan via WhatsApp.

 

rsz_img_2313.jpg
Putri Urfanny Nadhiroh pendiri Shibotik (Foto: Dok. Pribadi)
Untitled.jpg
Kombinasi teknik Shibori dan teknik batik (Foto: Dok. Pribadi)

Apa yang membuat Anda tertarik untuk mendaftar beasiswa LPDP?

Saya adalah lulusan (jurusan) tekstil yang konsentrasi utamanya bukan di bidang fesyen, melainkan di bidang tekstil tradisional seperti pembuatan kain. Saat Shibotik sudah lahir, saya membutuhkan skill di bidang fesyen. Karena itulah saya apply LPDP waktu itu. Menurut saya, LPDP sangat mendukung pengembangan industri-industri dalam negeri seperti Shibotik ini. Selain itu, saya juga ingin menambah ilmu baru di bidang fesyen yang diharapkan nantinya bisa menjadi bekal untuk diterapkan pada produk Shibotik dan mengangkat batik Indonesia agar semakin dikenal di mata dunia.

 

Apa yang membuat Anda tertarik menempuh studi S2 Fashion Design di University of Southampton, Inggris?

Yang pertama karena bahasanya. Bahasa yang saya kuasai setelah Indonesia ya bahasa Inggris. Kalau ke negara lain, kita harus belajar bahasanya dulu. Yang kedua karena programnya cuma satu tahun. Piilihan di Southampton waktu itu karena saya tidak ingin berada di kota besar seperti London, tetapi lokasinya masih dekat ke London. Jadi kalau ada event fashion atau ingin membeli kain untuk tugas ke London, jaraknya masih dekat.

 

Pengalaman menarik apa yang paling berkesan bagi Anda?

Yang menarik adalah saat proses eksplorasi, proses belajar. Membuat kain adalah hobi karena saya senang mengerjakannya. Saat membuat karya untuk Shibotik, kadang-kadang jika saya mendesain sesuai market, justru jadinya kurang bagus responnya. Tetapi ketika saya berkarya niatnya untuk diri sendiri, untuk dipakai diri sendiri, justru itu yang diminati oleh konsumen. Jadi mungkin itu definisi berkarya dengan hati.

 

Apa pesan Anda bagi anak muda Indonesia yang sedang berjuang meraih cita-cita?

Perjuangkanlah sesuatu yang kita suka terlebih dahulu. Jika bingung harus mulai dari mana, mulailah dari hal-hal yang kita cintai. Apalagi jika kita punya skill yang mumpuni di bidang itu, Bisa jadi bekal awal yang cukup baik untuk pengembangan ke depannya. Jika ingin memulai suatu bisnis, coba juga bertanya kepada diri sendiri atau kerabat terdekat mengenai produk/jasa apa yang sedang dibutuhkan. Karena inspirasi itu datangnya sangat dekat bahkan bisa dari diri sendiri.