4 Tips Mengelola Keuangan yang Cocok dengan Karakteristik Gen Z

28 Februari 2024
OLEH: Tubagus Prihastomo
Tips kelola keuangan bagi Gen Z, Ilustrasi: Dimach
Tips kelola keuangan bagi Gen Z, Ilustrasi: Dimach  

Sangat berambisi mencapai financial freedom, namun realita malah sebaliknya. Itulah sebagian situasi yang dialami Gen Z. Hasil riset yang telah dirilis Tirto pada Juli 2019 menunjukkan bahwa Gen Z cenderung lebih boros, sulit menabung, dan tidak terlalu mempedulikan kebutuhan investasi hari depan. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Padahal, kebiasaan pengelolaan keuangan tersebut berpotensi besar memberikan dampak tidak sehat bagi keuangan jangka panjang mereka.

Menurut survei BPS Februari - September 2020, Gen Z mencapai 75,49 juta jiwa atau 27,94% dari total populasi 270,2 juta jiwa. Gen Z merupakan penduduk yang lahir antara tahun 1997 dan 2012, artinya di tahun 2024 populasi Gen Z ada yang baru terjun di dunia pekerjaan. Sebagai pekerja baru yang memulai karir dari bawah, mayoritas mereka mendapatkan gaji yang “cukup” dan skill pun juga masih minim. Termasuk salah satunya skill pengelolaan finansial. Berdasarkan informasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat literasi keuangan Gen Z sebesar 44,04% atau lebih rendah 3,94% dari generasi milenial. Literasi keuangan sebesar 44,04% termasuk dalam tingkat literasi keuangan rendah karena di bawah 60%. Dari perspektif ini, wajar apabila pandangan finansial ala Gen Z belum matang karena literasi keuangan erat kaitannya dengan pengelolaan keuangan. Semakin tinggi tingkat literasi keuangan maka semakin baik pula keterampilan pengelolaan keuangan. Jadi, apa saja tips pengelolaan keuangan yang cocok dengan karakteristik Gen Z? Berikut 4 (empat) tips mengelola keuangan yang cocok bagi karakteristik Gen Z! 

1. Akses Literasi Keuangan Digital

Gen Z identik dengan serba digital. Namun, dominasi populasinya tidak menjamin tingkat literasi keuangan yang tinggi juga. Padahal, hampir semua layanan keuangan kini dalam bentuk layanan digital oleh lembaga keuangan. Media sosial memang sulit dipisahkan dari Gen Z, namun alangkah baiknya kamu sebagai kaum Gen Z untuk rehat sejenak dan mengalokasikan waktu dengan bijak. 

Manfaatkanlah platform digital sebagai sarana pembelajaran literasi keuangan. Meningkatkan literasi keuangan dapat dimulai dengan cara belajar tentang keuangan secara umum, seperti cara mengelola keuangan, cara berinvestasi, asuransi, menggunakan perbankan online, e-wallet, atau pelajari investasi online yang tepercaya. Ada banyak sumber informasi yang dapat diakses seperti buku, artikel, situs web, dan video. Selama ini, media sosial memang dipercaya cenderung mendorong sikap konsumtif, boros, dan imajinasi pragmatif. Namun, jika kamu dapat memanfaatkan teknologi untuk mengasah keterampilan keuangan, hal ini justru dapat membuka pintu menuju kedewasaan finansial. 

2. Frugal Living

Penerapan frugal living atau gaya hidup hemat cocok bagi kalian para Gen Z karena umur karir yang masih pendek, pendapatan yang cenderung “cukup” serta memberikanmu kesempatan untuk memulai fondasi finansial yang kokoh, memberikan ketangguhan untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi, dan meraih masa depan yang lebih stabil secara finansial. 

Frugal living bukan hanya tentang mengurangi pengeluaran, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai keuangan yang berkelanjutan sehingga dapat membangun kebiasaan menabung, mengelola utang dengan bijak, dan lebih berfokus pada investasi untuk masa depan. Memang berat bagi Gen Z untuk tidak latah dalam mengikuti trend, nongkrong sana-sini (mencicipi) coffee shop yang belum pernah dikunjungi, dan masalah godaan lainnya. Namun, kamu patut mencoba gaya hidup ini demi manajemen keuangan yang sehat. 

3. Tambah Penghasilan dengan Skill Baru

Di era digital yang terus berkembang, Gen Z memiliki peluang emas untuk mengoptimalkan keuangan mereka. Memanfaatkan kursus online untuk meningkatkan keterampilan baru juga menjadi kunci penting, seperti coding, desain, virtual asisten, dan lainnya. Dengan memanfaatkan peluang tambahan penghasilan melalui platform daring, seperti menjadi konten kreator, penulis lepas, atau berpartisipasi dalam proyek-proyek online, kalian dapat meningkatkan pendapatan. 

Melalui pembelajaran daring, Gen Z dapat membuka pintu ke berbagai pekerjaan freelance yang sesuai dengan keahlian barumu. Atau, melakukan pekerjaan freelance yang khusus mengincar klien luar negeri dengan bayaran dolar yang relatif lebih banyak dari segi nominal. Dengan kreativitas dan ketekunan, Gen Z dapat meraih keberhasilan finansial melalui jalur-jalur ini untuk masa depan yang lebih cerah. Bahkan dari peluang baru tersebut, kamu bisa saja menjadikan pekerjaan tersebut sebagai pekerjaan utama karena secara finansial lebih menjanjikan atau biasa disebut career switch.

4. Tetap Batasi Kenaikan Pengeluaran

Seiring berjalannya waktu, wajar apabila kita menginginkan kenaikan pendapatan setelah sekian lama bekerja. Meskipun telah menerapkan frugal living, peningkatan pendapatan dapat membuka peluang untuk gaya hidup yang lebih nyaman. Akan tetapi disarankan jangan keblabasan dan tetap membatasi kenaikan pengeluaran dan fokus pada pengelolaan keuangan yang bijak. Menjaga gaya hidup yang humble, mengidentifikasi prioritas keuangan, dan mengalokasikan dana dengan bijak akan membantu mencapai tujuan finansialmu tanpa jatuh ke dalam perangkap utang atau konsumsi berlebihan.

Kesulitan keuangan tidak hanya berkaitan dengan pendapatan (low income). Kamu harus ingat bahwa kesulitan keuangan juga dapat diakibatkan oleh kesalahan dalam pengelolaan keuangan. Memulai semua tips di atas sebenarnya sangatlah mudah, namun konsistensinya biasanya sulit. Semangat untuk kalian para Gen Z! 


Tubagus Prihastomo