7 Produk Keuangan Penting yang Perlu Dimiliki oleh Milenial, Kamu Wajib Tahu!

1 November 2022
OLEH: Irfan Bayu
7 Produk Keuangan Penting yang Perlu Dimiliki oleh Milenial, Kamu Wajib Tahu!
 

Populasi generasi milenial di Indonesia sekarang adalah nomor 2 terbesar setelah gen Z. Saat ini terdapat generasi milenial sebanyak 25.87% atau sekitar 69.38 juta orang (sumber:Databoks). Yang menarik, gaya hidup generasi milenial sangat berbeda dengan generasi sebelumnya. Mereka hadir saat teknologi mulai berkembang sehingga semuanya memungkinkan untuk dilakukan dengan cepat dan praktis.

Hal ini pula yang kemudian cenderung membuat generasi milenial memiliki gaya hidup “You Only Live Once” atau sering disebut YOLO. YOLO lantas dijadikan alasan untuk memilih cara hidup konsumtif sehingga banyak generasi milenial kesulitan mengatur keuangan. Padahal, jika memiliki kemampuan mengelola keuangan dengan baik, prinsip hidup YOLO ini tidak akan membawa kerugian. Bagaimana caranya? Berikut 7 (tujuh) produk keuangan yang sebaiknya milenial miliki dari sekarang.

1. Dana Darurat

Mengingat kondisi saat ini yang penuh ketidakpastian, kamu perlu menyisihkan uang untuk keperluan dana darurat. Dana darurat adalah tujuan finansial pertama dan terpenting yang harus kamu penuhi terlebih dahulu sebelum kamu melangkah ke hal atau tujuan lainnya. Sisihkanlah sebagian gaji—sesuai kemampuan—ke pos dana darurat ini. Simpan di instrumen yang liquid dan mudah diakses, misalnya seperti di tabungan, reksa dana pasar uang, deposito, ataupun logam mulia.

Dana darurat ini benar-benar harus “menganggur”, tidak boleh diputar, diinvestasikan di instrumen tinggi risiko, ataupun dipergunakan selain untuk hal-hal darurat. Setelah terpakai, buat komitmen untuk mengembalikan dana darurat hingga mencapai nominal yang memadai, yaitu minimal 3 bulan pengeluaran rutin.

2. Rekening Tabungan

Beberapa waktu yang lalu, ramai diperbincangkan di media sosial mengenai bunga tabungan hanya 0%. Sebenarnya hal itu sudah lama diterapkan, karenanya memang sebaiknya kita tidak menyimpan terlalu banyak uang di produk keuangan ini. Namun, bukan berarti tidak penting untuk punya rekening tabungan.

Produk rekening tabungan bisa kamu manfaatkan sebagai media lalu lintas Keuangan, menerima gaji, transfer uang, alokasi uang untuk berbagai pos pengeluaran, dan sebagainya.

3. Asuransi Kesehatan dan Asuransi Jiwa

Tidak ada yang bisa menghindar dari penyakit, karena itu, asuransi kesehatan penting. Kamu bisa mulai dengan memiliki BPJS Kesehatan. Dari coverage-nya, BPJS Kesehatan sangat mumpuni dengan iuran yang terjangkau. Jika perlu, kamu juga boleh menambahnya dengan asuransi kesehatan swasta sesuai kebutuhan dan kemampuan.

Selain itu, sebagian generasi milenial juga memerlukan asuransi jiwa. Perlu diingat bahwa tidak semua orang membutuhkan asuransi jiwa. Asuransi jiwa penting bagi mereka yang menjadi tulang punggung keluarga, terutama para sandwich generation.

Perhitungkan kebutuhan asuransi dengan cermat agar iuran premi sepadan dengan manfaat yang akan kamu terima. Jangan malas untuk membaca polis asuransi karena informasi menyeluruh mengenai produk asuransinya, termasuk info tentang premi dan klaim, dapat kamu pelajari.

4. Kartu Kredit

Kartu ini bisa dipakai untuk bertransaksi dengan cepat dan praktis, di mana saja, kapan saja. Sayangnya, masih banyak orang yang menganggap kartu kredit sebagai “tabungan” yang bisa ditarik uangnya lebih dulu dan menabung kemudian atau menganggap sebagai “uang cuma-cuma”.

Persepsi ini salah dan harus diluruskan. Pakailah kartu kredit agar transaksi bisa dilakukan dengan praktis, sesuai kebutuhan, jangan berlebihan. Penggunaan kartu kredit menerapkan bunga yang akan jadi beban tambahan keuangan nantinya. Bayarlah tagihan sebelum jatuh tempo secara penuh, jika memungkinkan. Boleh saja jika kamu ingin menggunakan promo ataupun reward-nya. Tetapi selalu ingat, sesuaikan dengan kebutuhan.

5. Digital Wallet

Produk keuangan digital wallet saat ini sangat popular bagi generasi milenial. Selain praktis, keuntungan yang ditawarkan juga cukup menarik dan dianggap lebih “aman” jika dibandingkan dengan kartu kredit. Selain itu, banyak pengelola digital wallet memberikan cashback, diskon, dan berbagai bentuk promo lainnya untuk berbagai jenis belanja.

Kamu bisa mengalokasikan sejumlah dana ke digital wallet untuk dipakai berbelanja. Misalnya, kamu bisa menyisihkan 10% dari gaji di rekening belanja ini.

6. Investasi Online

Saat ini, investasi bisa sangat mudah dilakukan secara online. Mulai dari deposito, membeli emas, reksa dana, saham, crowdfunding, hingga kripto. Namun kamu perlu tetap waspada, tawaran imbal yang menggiurkan, jaminan keamanan, kerahasiaan data pribadi, dan berbagai risiko lain mengintai investasi online.

Kenalilah berbagai produk investasi, pilih yang sesuai kebutuhan, kondisi, dan kemampuanmu. Tak perlu memaksakan diri mengikuti tren karena apa yang cocok untuk orang lain belum tentu cocok untukmu. Lakukan analisis dengan cermat agar keputusan investasimu bisa matang dan bijak.

7. Dana Pensiun

Rata-rata generasi milenial seringkali mengabaikan pentingnya peran dana pensiun. Padahal meski dirasa masih cukup lama bagi milenial memasuki usia pensiun, penting untuk mulai mempersiapkannya sejak sekarang.

Ketika pensiun, kita sudah tak memiliki penghasilan aktif lagi sementara kebutuhan hidup tetap ada. Karena usia sudah tak produktif, satu-satunya yang dapat diandalkan adalah penghasilan pasif. Untuk membangun penghasilan pasif ini, kita memerlukan waktu mempersiapkannya. Jadi, jangan menunda karena dana pensiun adalah salah satu hal yang harus kamu rencanakan lebih dulu dibandingkan tujuan finansial yang lain.

Itu dia beberapa produk keuangan yang perlu disiapkan oleh para generasi milenial. Kamu bisa mulai menyusun prioritas sesuai dengan kebutuhan dan kemampuanmu!


Artikel Lain
TELUSURI



Pulang ke Timur Bersama Maria Regina Jaga, Alumni LPDP Penggerak Pendidikan Anak Usia Dini. Foto oleh Irfan Bayu P.
Pulang ke Timur Bersama Maria Regina Jaga, Alumni LPDP Penggerak Pendidikan Anak Usia Dini. Foto oleh Irfan Bayu P.  

Direktur Utama BPDLH, Joko Tri Haryanto mengenai lingkungan hidup. Foto oleh Tubagus P.
Direktur Utama BPDLH, Joko Tri Haryanto mengenai lingkungan hidup. Foto oleh Tubagus P.