APBN Jaga Masa Depan Bangsa

17 Juli 2023
OLEH: Resha Aditya Pratama
Direktur Jenderal Anggaran, Isa Rachmatarwata
Direktur Jenderal Anggaran, Isa Rachmatarwata  

Anak-anak adalah masa depan bangsa. Perlindungan dan peningkatan kesejahteraan anak-anak sebagai penerus generasi bangsa menjadi prioritas belanja pemerintah. APBN hadir untuk menjamin kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan anak-anak Indonesia. Seperti apa bentuk dukungan APBN kepada pertumbuhan anak-anak Indonesia? Simak petikan wawancara Media Keuangan Plus dengan Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Isa Rachmatarwata, berikut ini.

 

Bagaimana peran APBN terhadap perlindungan dan peningkatan kesejahteraan anak-anak Indonesia?

Pertama, kita sadari bahwa untuk menjadi suatu negara yang semakin maju, kita membutuhkan manusia-manusia Indonesia yang lebih tangguh, lebih produktif. Untuk itu, perhatian pada sumber daya manusia itu memang harus ekstra. Kita menginginkan manusia Indonesia menjadi lebih sehat, lebih cerdas, dan lebih produktif sehingga bisa mendorong terus pembangunan di negara kita ini.

Kita tahu betul bahwa untuk menjadi manusia yang sehat, manusia yang cerdas, manusia yang tangguh bukan diciptakan dengan hanya sesaat. Ini adalah proses yang panjang, dimulai bahkan pada saat manusia masih di janin ibunya. Kesehatannya harus dijaga, kemudian asupan makanan harus cukup. Jadi kita menyadari betul ada periode di mana asupan energi, asupan vitamin, asupan semua jenis makanan betul-betul bermanfaat. Tak hanya itu, mereka juga harus mendapatkan pendidikan yang layak. Menyadari hal tersebut, kita memilih desain belanja negara yang cukup untuk membuat anak kita mampu tumbuh dengan sehat dan juga menjadi manusia yang cerdas.

Perhatian APBN kepada anak-anak ada di banyak area. Di bidang kesehatan misalnya, kita memasukkan anggaran makanan yang sehat untuk anak-anak. Ada vaksinasi untuk mereka, kemudian ada berbagai upaya kesehatan lainnya agar menjaga kesehatan mereka. 

Namun, kita menyadari ada segmen atau ada kelompok masyarakat yang mengalami kekurangan. Ada support sosial untuk mereka, ada bantuan sosial untuk mereka. Dan beberapa jenis bantuan sosial memang dikaitkan dengan keberadaan anak-anak untuk mereka. Untuk pendidikan pasti, bahkan Undang-Undang Dasar kita mengatakan bahwa 20% dari APBN harus dialokasikan untuk pendidikan. Walaupun kita menyadari ada pendidikan sepanjang usia, sepanjang hayat, tapi kita tahu sebagian besar itu berada di usia anak-anak. Jadi kalau kita bisa identifikasi satu per satu, tentu kita akan menyadari betapa banyak komponen dari belanja dari APBN yang sebetulnya didedikasikan untuk anak-anak kita. Itu menggambarkan betapa APBN kita memberikan perhatian yang sangat besar kepada anak-anak.

 

Untuk dua tahun terakhir ini, seberapa besar alokasi APBN untuk anak-anak Indonesia?

Dalam menangani pandemi, kita memberikan alokasi yang besar untuk menjaga kesehatan. Tetapi pada tahun 2022 dan 2023 ini, anggaran untuk bidang pendidikan juga tidak menurun, bahkan kita memberikan alokasi khusus untuk anak-anak untuk bisa mengakses pendidikan dengan secara daring. Itu kan biaya ekstra, kita distribusikan penggunaan akses internet secara gratis kepada banyak siswa-mahasiswa.

Tahun 2022 dan 2023, kita memiliki alokasi untuk Program Indonesia Pintar. Ini untuk 17,9 juta siswa di tahun 2022 anggarannya Rp9,7 triliun. Di tahun 2023 masih sama untuk 17,9 juta siswa anggarannya Rp9,7 triliun. Kartu Indonesia Pintar Kuliah tahun 2022 ini Rp10 triliun untuk 780 ribu mahasiswa, tahun 2023 meningkat menjadi Rp12,8 triliun untuk 893 ribu mahasiswa. Kita mendapatkan anggaran untuk pendidikan kecakapan kerja atau PKK. Tahun 2022 kita alokasikan Rp131,5 miliar. Tahun 2023 Rp139,3 miliar untuk 30 ribu lebih anak. 

Kemudian anak usia sekolah yang tidak sekolah, kita coba berikan juga pendidikan kecakapan wirausaha untuk sekitar 19 ribu orang. Anggarannya Rp124 miliar dan tahun ini menjadi Rp147 miliar. Itu beberapa di bidang pendidikan. 

Di bidang kesehatan, kita lakukan untuk imunisasi dasar sebesar Rp112 Miliar dan untuk pencegahan dan pengendalian penyakit yang sebagian untuk anak-anak sebesar Rp1,8 triliun. Kemudian pemberian bantuan iuran PBI untuk jaminan kesehatan nasional, layanan kesehatan ibu dan anak, pemenuhan gizi ibu dan anak sebesar Rp1,3 Triliun.

Di Kementerian yang lain, misalnya untuk perlindungan anak dan perempuan. Di situ juga ada pemenuhan hak anak sebesar Rp17,6 miliar tahun lalu dan tahun ini sebesar Rp24 miliar. Juga ada di BPOM untuk pengawasan obat dan makanan. Ada sekolah dengan panganan jajanan anak sekolah yang aman, program ini diberikan senilai Rp21,6 miliar. 

Banyak sekali yang kita lihat memberikan perhatian kepada anak-anak. Satu hal yang juga penting adalah program bantuan sosial, seperti Program Keluarga Harapan. Di dalamnya juga ada komponen yang memberikan tambahan kepada keluarga yang memiliki anak usia sekolah. Jadi kalau punya anak sekolah siswa SD, dapat tambahan Rp900 ribu per tahun, siswa SMP Rp1,5 juta per tahun, SMA Rp2 juta per tahun. Jadi cukup banyak anggaran-anggaran untuk kegiatan yang secara khusus memang dihubungkan dengan keberadaan anak di keluarga.

 

Salah satu isu besar yang dihadapi Indonesia adalah stunting. Bagaimana peran APBN dalam mengurangi stunting di Indonesia?

Stunting menjadi perhatian kita terutama sejak tahun 2017. Dan memang sudah bisa terbilang lebih 5-6 tahun sekarang, ternyata angka stunting kita ini masih pada level di atas yang kita inginkan, masih cukup tinggi. Kenapa kok rasanya lambat untuk menurunkan ini? Pertama dalam pelaksanaannya (membutuhkan) koordinasi antar pihak, antar Kementerian Lembaga, dengan Pemda. Koordinasi ini masih memang perlu ditingkatkan untuk meng-address isu stunting ini. Jadi ini yang seringkali juga mengakibatkan identifikasi penyebab stunting dengan kemudian intervensinya juga tidak terlalu tepat. Ada daerah-daerah yang sebetulnya membutuhkan lingkungan yang lebih sehat untuk mengatasi masalah stunting ini, artinya sanitasi lebih baik, air minum lebih bersih, dan sebagainya, tapi ternyata intervensinya adalah makanan, suplai makanan di situ. Ini yang mengakibatkan intervensinya tidak tepat. Meskipun kita sudah membelanjakan sesuatu, jumlahnya tidak sedikit, tetapi ternyata intervensinya kurang tepat. Sebagai contoh, ini dalam konteks makanan, stunting ini harus diatasi dengan protein, terutama protein hewani yang cukup. Kadang-kadang intervensinya adalah memberi makan seperti mie atau biskuit, bukan protein hewani seperti yang dibutuhkan untuk mengatasi atau mencegah stunting. Ini beberapa hal yang masih perlu kita perbaiki.

Memang koordinasi kita masih harus kita tingkatkan sehingga identifikasi masalah stunting lebih tepat. Intervensi kita menjadi lebih tepat kemudian juga anggaran bisa kita sinergikan secara lebih baik. Seringkali kita memang harus memberi perhatian pada banyak daerah sehingga dananya terbagi, kemudian support atau kolaborasi dari daerah untuk mengatasi krisis yang sama belum terjadi. Padahal, harusnya bisa terjadi sehingga dana pusat yang terbagi banyak ini dilengkapi di masing-masing daerah.

Tentunya karena masalah pertama memang koordinasi, akarnya gitu ya, menurut saya ini yang harus kita terus perbaiki, harus kita atasi. Forum-forum yang sudah dirintis sekarang ini rasanya harus kita pastikan berjalan efektif. Pak Wapres sudah mengumpulkan secara berkala. Ini yang harus kita terus berdayakan untuk bisa menjadi forum komunikasi dan koordinasi yang lebih baik. 

Intervensi anggaran juga mesti kita pertajam. Kita pastikan kita mengintervensi isu stunting di daerah itu dengan pendekatan yang tepat. Kalau masalahnya adalah masalah spesifik makanan, ya kita ke makanan. Kalau misalnya ini adalah lingkungan yang lebih sehat, lebih bersih, ya mungkin isu seperti sanitasi, air minum dan sebagainya itu yang lebih baik.

 

Pada 23 Juli akan diperingati Hari Anak Nasional, apa harapan Bapak kepada anak-anak Indonesia?

Tentunya kita sangat ingin anak-anak Indonesia menjadi semakin sehat, semakin cerdas, dan semakin tangguh untuk kemudian mereka bisa menjadi manusia yang produktif dan yang siap memajukan Indonesia. Untuk itu, pemerintah juga sudah menyediakan cukup anggaran untuk memberikan support membangun anak-anak kita menjadi lebih sehat, lebih cerdas dan menjadi manusia yang produktif. Tentunya kita berharap adanya kerjasama, mereka benar-benar memanfaatkan anggaran itu dengan sebaik-baiknya untuk anak-anak kita, untuk anak-anak Indonesia menjadi apa yang kita harapkan. 

Untuk anak-anak, tentunya kita berharap teruslah belajar yang sebanyak-banyaknya. Dan jangan lupa terus menumbuhkan kecintaan kepada negara kita sehingga nanti kalian menjadi generasi yang akan mampu membangun Indonesia lebih baik lagi daripada generasi yang saat ini.