Bersama Menumbuhkan Minat Baca

Wawancara
15 Agustus 2022
OLEH: Dimach Putra
Bersama Menumbuhkan Minat Baca

 

Piknik di taman kota nampaknya sedang menjadi kegiatan yang digemari muda-mudi perkotaan. Bercengkerama bersama kawan sembari mengudap kue dan melihat hijau rumput dan tanaman dipercaya bisa menurunkan hormon stres kita. Salah satu aktivitas lain yang bisa dilakukan sembari piknik adalah membaca buku. Kini, akses ke sumber pustaka makin mudah didapat dengan hadirnya beberapa perpustakaan bersama yang melengkapi fasilitas ruang publik.

 

Kami berbincang dengan Farid Hamka, pendiri Jakarta Bookhive. Lewat tagline “Ambil Seperlunya, Sumbang Semampunya” gerakan ini berusaha menghadirkan kemudahan akses ruang baca publik lewat perpustakaan bersama berbentuk rak buku yang diletakkan di taman-taman kota. Seperti apa obrolan kami? Berikut petikan wawancaranya.

 

Nama Bookhive berasal dari bentuk rak yang seperti beehive (sarang lebah-red). Jadi konsepnya, kami adalah sarang buku. Buku itu sendiri seperti madu manis bagi para pembaca. (Foto : Resha A.P)

Bisa dijelaskan apa itu Jakarta Bookhive?

Jakarta Bookhive adalah sebuah inisatif perpustakaan publik di mana orang bisa mengambil dan juga menyumbang buku dengan mudah. Kami menyediakan rak-rak buku yang terletak di beberapa taman-taman kota. Titiknya kebanyakan ada di Jakarta, tapi juga ada di Surabaya, Bali dan Tangerang Selatan. Ada sekitar 14 titik  Bookhive yang tersebar di beberapa titik di Indonesia.

Nama Bookhive berasal dari bentuk rak yang seperti beehive (sarang lebah-red). Jadi konsepnya, kami adalah sarang buku. Buku itu sendiri seperti madu manis bagi para pembaca. Bookhive adalah rak buku publik di mana orang bisa mengambil buku yang ingin dibaca. Tidak ada aturan bagi pengguna untuk mengembalikan buku yang diambil. Tapi, kami sarankan para warga untuk menyumbangkan juga buku mereka. Tujuannya adalah menumbuhkan rasa saling berbagi satu sama lain. Tentu, kami juga ingin menginspirasi warga untuk menumbuhkan minat bacanya. Koleksi yang ada di Bookhive beragam, mulai dari buku fiksi, nonfiksi, ilmiah, sastra, buku anak dan religi umum.

 

Apa yang menginspirasi pembuatan Jakarta Bookhive ini?

Inspirasinya datang tahun lalu di tahun 2021. Saya jatuh cinta dengan kota Jakarta yang baru saya sadari memiliki banyak sudut-sudut menarik. Antara lain adalah taman-taman kotanya. Dari situ, muncul keinginan untuk dapat sedikit memberi kontribusi bagi kota ini. Lalu timbul pertanyaan, apa yang bisa saya berikan bagi Jakarta?

Salah satu hal yang saya rasakan saat itu adalah sulitnya akses terhadap ruang baca publik bagi masyarakat. Saya rasa di aspek tersebut masih sangat kurang jika dibandingkan dengan kota-kota lain. Saya pribadi suka membaca. Saya mendapatkan banyak sekali manfaat dari membaca dan ingin menularkan passion tersebut kepada warga warga lain di Jakarta. Untuk itu, saya membuat Jakarta Bookhive ini.

Saat ini, Bookhive dapat ditemukan di sepuluh titik taman publik di sekitar Jakarta. Warga Jakarta Pusat dapat menemukan Bookhive di Taman Situlembang, Taman Suropati, Taman Menteng dan Taman Lapangan Banteng. (Foto : Resha A.P)

Di mana warga dapat menemukan Bookhive?

Saat ini, Bookhive dapat ditemukan di sepuluh titik taman publik di sekitar Jakarta. Warga Jakarta Pusat dapat menemukan Bookhive di Taman Situlembang, Taman Suropati, Taman Menteng dan Taman Lapangan Banteng. Di Jakarta Barat, kami hadir di Taman Cattleya dan Kota Tua. Kami juga ada di Jakarta Selatan, yaitu di Tebet Eco Park, Taman Mataram, dan Taman Spathodea. Sementara itu di Jakarta Utara, Bookhive terdapat di Taman Jogging Kelapa Gading.

Kami juga bekerja sama dengan beberapa  business owner yang ingin menghadirkan bookhive di tempat mereka. Warga Tangerang Selatan yang kebetulan sedang berkunjung ke tempat rekreasi Halaman Tujuh juga bisa menemukan kami di sana. Di Surabaya ada Bookhive TMPT, kami bekerja sama dengan pemilik communal space untuk para pelaku kreatif. Sementara itu di Bali, kami menggandeng Bali Landscape Company untuk menghadirkan Bookhive Canggu.

 

Bagaimana Anda melihat kehadiran Bookhive bagi warga?

Minat baca warga ternyata memang besar di Jakarta. Dari Bookhive pertama , ada demand dari sosial media yang sangat tinggi untuk membuat Bookhive lainnya. Selain itu, range pembaca sangat beragam, dari anak-anak sampai lansia. Itulah daya tarik buku. Banyak juga yang datang dari luar daerah untuk mengunjungi Bookhive.

Menurut saya, Bookhive sebenarnya adalah sebuah ruang komunitas milik bersama. Di situ, warga bisa menggunakannya sebagai sarana pertukaran. Tak hanya bertukar buku,  mereka bisa menaruh post it di dalam rak buku yang telah kami sediakan. Sekadar bertukar kata-kata motivasi antarsesama pengguna perpustakaan ini.

Selain itu, warga juga bisa melakukan aktivitas positif lainnya di sekitar fasilitas yang kami sediakan. Mereka bisa berkumpul di sekitar Bookhive. Awalnya hanya berkumpul, setelah itu mereka bisa saling berkenalan dan mengobrol. Dari obrolan ringan itu akan lahir ide dan gagasan menarik dari satu sama lain. Akhirnya, komunitas organik itu akan terbentuk dengan sendirinya.

Tak hanya bertukar buku,  mereka bisa menaruh post it di dalam rak buku yang telah kami sediakan. (Foto : Resha A.P)

Apa tantangan terbesar dalam mengembangkan Jakarta Bookhive?

Tantangan terbesar yang harus kami hadapi salah satunya terkait dengan pendanaan. Jakarta Bookhive ini kan sebenarnya sebuah gerakan non-profit yang idenya hadir dari inisiatif pribadi. Untuk pengembangannya, kami masih perlu melihat banyak aspek untuk mendanainya. Saat ini, dananya beberapa berasal dari pribadi, ada juga rekanan bisnis yang ingin membeli rak buku kami. Selain itu, ada yang bersumber dari sponsor, seperti  dari grup alumni dan komunitas.

Kami juga harus teliti dalam melihat di mana akses yang tepat untuk menghadirkan Bookhive. Tantangan untuk memilih lokasi Bookhive sendiri adalah mencari lokasi yang banyak traffic dan disekitar tempat yang kondusif untuk membaca. Ada saja beberapa pihak yang mendatangi kami dan menyampaikan keinginan untuk membuat Bookhive di tempat mereka. Namun setelah kami pelajari, jangkauan pasarnya tidak sesuai. Untuk penentuan lokasi kami banyak berkolaborasi dengan Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Provinsi DKI Jakarta, makanya rata-rata Bookhive di Jakarta terletak di taman. 

 

Apa harapan Anda untuk Bookhive ke depannya?

Rencana ke depan, kami ingin membentuk tim yang dapat membantu strategi, operasi, dan marketing juga. Kami berharap Bookhive bisa menjadi inspirasi untuk kegiatan dan inisiatif sosial serupa di Indonesia. Kami percaya bahwa potensi bangsa ini sangat besar dalam menghadirkan solusi bagi isu-isu sosial di masyarakat.  Potensi Indonesia tersebut akan bisa semakin dikembangkan dengan adanya akses untuk membaca dan tumbuhnya komunitas membaca.

Seiring dibukanya kembali taman-taman kota, saya harap warga sekitar bisa kembali menikmati aktivitas ruang publik yang gratis. Kami ingin kehadiran Bookhive dapat menjadi penggerak komunitas yang membuat warga sekitar Jakarta untuk datang ke taman. Mereka bisa leluasa menikmati taman


Dimach Putra