Gapai Peluang di Tahun Menantang

15 Februari 2022
OLEH: Resha Aditya Pratama
Gapai Peluang di Tahun Menantang
 

Perubahan zaman cepat atau lambat pasti akan terjadi, sudah menjadi naluri manusia untuk bisa beradaptasi dari suatu perubahan tersebut. Terlebih lagi di era pandemi seperti sekarang ini, begitu terasa tantangan yang menuntut pola kebiasaan baru hampir pada seluruh bidang kehidupan – termasuk dunia usaha. Sektor pariwisata adaah salah satu bidang yang sangat terdampak pandemi, sehingga inovasi merupakan kunci sukses agar tetap dapat menjaga keberlangsungan usaha. Ada cerita menarik dari seorang pengusaha muda bernama Tubagus Ari Wibawa Mukti dalam inovasi bisnis di bidang edutainment yang telah berhasil mendapatkan ratusan ribu konsumen dalam waktu kurang dari 1 tahun operasi.

Bak seorang penjahit yang menghubungkan berbagai bahan dan memermaknya jadi satu keutuhan barang, Ari memulai usaha dengan menjahit konsep dan peluang menjadi suatu kegiatan usaha. Berawal dari usaha kecil-kecilan sebagai pedagang gorengan di salah satu Rest Area di Balaraja hingga saat ini berkembang mengelola berbagai usaha pariwisata yang mempekerjakan ratusan orang, Ari merasakan langsung pasang-surutnya menjadi seorang pengusaha. Namun, inovasi dan kegigihan dalam mengembangkan bisnis akan terus bergeliat seiring dengan perkembangan zaman.

 Belajar Membetuk Karakter

Jiwa kewirausahaan Ari sudah tampak sejak di SMA dan lebih gencar lagi saat dia kuliah S1 di Universitas Indonesia, mulai dari berbisnis jasa dokumentasi dan konveksi seperti buku kenangan dan baju angkatan yang dia pasarkan via Kaskus saat itu. Setelah lulus kuliah, Ari memulai karir di perusahaan migas milik Perancis dan lanjut ke badan investasi milik pemerintah Korea Selatan. Saat mulai beranjak karirnya, Ari merasakan dorongan untuk belajar lebih tinggi di luar negeri dari situ dia mencari tau tentang beasiswa LPDP. “ada LPDP yang masif sekali sosialisasinya, saya tanya teman salah satu awardee bilang klo lo harus ikut karena selain benefitnya bagus, jaringan alumni juga dijaga banget – akhirnya saya pelajari dan daftar LPDP walaupun agak mepet waktu itu” ujar Ari.

 Beranjak dari situ Ari mengikuti pendaftaran yang kala itu dilakukan di kampus STAN, ada cerita yang cukup emosional pada saat pendaftaran LPDP ini. Kebetulan saat itu Ari sudah mendapatkan surat penerimaan dari beberapa Universitas di Inggris, tapi belum dapat jawaban dari LPDP. “Kebetulan saat itu saya baru menikah dan istri sedang hamil muda, jadi pastinya ga cukup tabungan saya untuk sekolah dengan biaya sendiri. Dengar kondisi tersebut orang tua istri meminta untuk saya pastikan untuk tetap berangkat walaupun tanpa beasiswa LPDP. Disitu saya menolak dengan halus karena saya punya keyakinan kalo ini bukan hanya masalah pembiayaan saja, tapi lebih kepada tekad yang akan membentuk karakter saya kedepan”, cerita Ari. Akhirnya dia pun diterima sebagai awardee LPDP, “ini menjadi kado terindah untuk dia dan keluarga kecilnya”, imbuhnya.

 Fokus dari studi yang dia ingin dalami adalah mekanisme pembiayaan infrastruktur melalui skema Public Private Partnership (PPP) dan pilihan jatuh ke Univesity of Bristol dengan jurusan kebijakan publik setelah sebelumnya dia lakukan komunikasi dengan salah satu Profesor disana. Setelah lulus, ia lantas apply kerja di suatu BUMN investasi infrastruktur dibawah Kemenkeu, namun ternyata takdir berkata lain usaha yang dia jalankan bergerak maju dan menuntutnya untuk dapat fokus disana. Akhirnya dia menerapkan ilmu PPP tersebut sebagai pilihan skema investasi dalam pengembangan bisnisnya. Dan syukurnya terbukti sampai sekarang ilmu tersebut menjelma sebagai salah satu faktor kesuksesan Ari.

Ari saat studi di Inggris (Foto:Dok. Pribadi)

 Komitmen untuk Kembali

Sepulang dari Inggris, Ari merasa LPDP sudah sangat berjasa bagi dia dan keluarganya. Dia merasa menuruti aturan LPDP untuk pulang ke Indonesia saja tidak cukup, “setelah pulang apa?, saya dan keluarga sudah dapat pembiayaan yang besar sekali” ujarnya. Akhirnya dia terjun ke dunia pendidikan sebagai dosen di salah satu kampus swasta di BSD sejak 2018. Asik di dunia pendidikan membuatnya terbuka dengan potensi usaha yang ada, yang akhirnya membawanya mengembangkan konsep edutainment yang menggabungkan transfer of knowledge dengan metode yang fun dan interaktif.    

 Suara langkah kecil yang penuh antusias dan optimis disertai senyum semeringah terlihat dari para pengunjung yang datang ke sebuah lahan 2,5 hektar di daerah Tangerang Selatan. Lahan yang dahulunya tempat pemancingan tersebut disulap sebagai Training Center Manasik Haji yang didirikan oleh Ari dan rekan-rekan. Al Mahmudah Manasik Training Center (AMTC) yang resmi beroperasi pada bulan Februari 2021 ini merupakan salah satu tempat manasik terlengkap di Indonesia.

 Dengan mengusung konsep edutainment, AMTC mewujudkan perpaduan antara pendidikan dan pariwisata. Terdapat replika bangunan Ka'bah, Sa'i, Jumrah, Hajar Aswad dan bukit Shafa Marwah yang dijelaskan oleh Muttawif sehingga proses pendidikan sangat kental disana. Selain itu terdapat juga replika Zamzam Tower, bioskop Alsinema dengan film animasi anak dan dewasa, dan fasilitas pendukung seperti restoran dan toko souvenir yang menyediakan beragam makanan khas Arab. Secara operasional kami juga berusaha untuk memasukkan nilai dan adab Islami seperti aturan menutup aurat dan saat Adzan toko-toko harus tutup untuk menunaikan kewajiban Sholat. Sehingga kami berharap para pengunjung dapat memperoleh proses edukasi rukun Haji dengan suasana yang nyaman dan menyenangkan melalui hadirnya tempat ini.

 Meskipun pertama kali beroperasi di tengah pandemi, hal ini tidak mengurangi antusiasme pengunjung yang mencapai hampir 200.000 orang dalam waktu efektif 8 bulan dengan segala skenario prokes yang dianjurkan Pemerintah. AMTC mampu menyerap sekitar 60 pegawai lokal dan banyak sekali UMKM di lingkungan sekitar sehingga dapat berkontribusi memutar roda perekonomian daerah khususnya pada masa pemulihan ekonomi seperti sekarang ini.

Inovasi Untuk Orang Banyak

Mendirikan tempat usaha yang berbasis religi menjadi impian Ari sejak lama, untuk mewujudkan impian tersebut Ari melakukan riset ke berbagai tempat untuk mengumpulkan potensi dan peluang yang ada. Seiring dengan proses eksplorasi ide dan konsep, sampai akhirnya bertemu dengan partner yang sesuai di hati, dan juga sempat mengikuti training dan ikubasi bisnis dari pemerintah Australia, dari situ akhirnya mengerucut menjadi tempat manasik. Terlebih Ari sempat mengungkapkan, “walaupun kita harus menghadapi pasang-surut proses bisnis dengan partner, namun ada hal yang sangat menguatkan saya yaitu doa dan perasaan haru ketika orangtua mendengar akan membangun konsep tempat manasik haji ini”.

Tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Ari dapat menjadi bagian dari AMTC, konsep ini nyatanya memberikan impact yang sangat besar bagi banyak orang, terlebih bagi pengunjung yang setiap hari hadir untuk belajar manasik Haji. “Kami para pendiri berharap semoga kehadiran AMTC ini dapat ikut berkontribusi bagi peradaban Islam masa kini yang menjunjung tinggi nilai-nilai perdamaian, keramahan, dan tak lupa teknologi yang kami gunakan dalam proses pembelajaran di AMTC”, imbuhnya. Dia menambahkan “dan tentunya semoga AMTC dapat membantu proses persiapan keberangkatan bagi calon Jemaah Haji/Umroh agar mencapai mabrur, dan bagi ade-ade pelajar semoga melalui kegiatan manasik ini dapat membantu proses pembentukan karakter yang baik.” Mungkin ini adalah sebuah pengaplikasian yang ideal bagi sebuah tempat pendidikan/pelatihan (training center) yang disajikan dengan konsep entertainment dan tourism. AMTC merupakan bentuk nyata yang ideal ketika konsep edutainment ini dapat memberikan impact yang begitu besar baik bagi pengunjung maupun untuk memutar roda perekonomian di sekitarnya.

Tentu konsep inovasi edutainment ini sudah terbukti dan layak untuk dikembangan, tanpa tergerus oleh keadaan yang sulit dan sifatnya yang dapat menyesuaikan dengan berbagai keadaan. “Kami berangkat dari konsep, kemudian pelajari trend pasar, dan ada hal yang pasti kalo Haji tidak akan berhenti sampai dengan Kiamat sampai, artinya disini ada captive market yang tentunya bukan hanya dari sudut pandang komersial saja ya, tapi Insyallah secara agama harus yang utama”, tambahnya. Pemikiran seperti ini rasanya dapat menjadi sebuah stimuli ditengah perkembangan zaman yang begitu pesat, dan dapat diaplikasikan oleh siapa saja tanpa terkecuali.

Konsep edutainment menjadi dasar pengembangan AMTC (Foto: Dok. Pribadi)

 Tukang Jahit yang Fokus ke Action Plan

Berbekal pengalaman bisnis sebelumnya, Ari menurunkan ide-ide menjadi sebuah action plan. Tidak ada jalan yang selalu mulus, dalam perjalanannya terdapat berbagai tantangan yang luar biasa. “Ide harus kita coba breakdown menjadi action plan, setiap ada masalah (pasti ada) itu harus dicarikan solusi supaya ada jalan keluar. Yang terpenting buat saya sebagus-bagusnya bisnis plan, sekreatif-kreatifnya ide, kalau nggak direalisasikan ya jadinya di meja atau di lemari aja. Trust atau kepercayaan merupakan hal yang sederhana namun sulit untuk dipraktekkan. Dalam bisnisnya, Ari beberapa kali mendapatkan trust dari para Investor untuk mengelola dana mereka. Selain dari trust, sinergi juga menjadi bagian yang penting. Bisa dari sinergi modalnya, sinergi produknya, sinergi dalam pasarnya, konsumen, dan sebagainya. “Jadi ga semua selalu harus modal yang dicari, tapi kita harus bisa cari angle agar sinergi sama-sama menguatkan sehingga menjadi satu ekosistem yang solid”, tambahnya.

 Mengenai masalah dalam bisnis, dia menjelaskan “challenge pasti ada, tinggal berani atau nggak, ya resikonya kita ukur makanya saya yang masih minim pengalaman dan modal pasti akan mencari partner bisnis yang sehati. Pendekatannya bukan selalu optimistik ya, tapi harus partner yang mau mulai dari bawah dan berbagi resiko apabila ga sesuai target, tapi jelas harus terukur”, tutur Ari. Soal tujuan dasar dari dia berbisnis, menurutnya “kenapa sih kok berani melangkah? berani keluar dari kantor? karena saya ingin mencapai mimpi dan kita ingin bermakna dan bermanfaat buat sekitar kita dengan membuka usaha. Saya bisa bekerja bersama teman, bisa membuka lapangan pekerjaan buat orang banyak, maupun produk kita bisa bermanfaat untuk sesuatu, untuk masyarakat atau untuk masa depan” tutup Ari.