Kolaborasi Untuk Raih Visi SDM Unggul

1 Juni 2021
OLEH: Dara Haspramudilla
Kolaborasi Untuk Raih Visi SDM Unggul
 

Saat ini, dunia berubah sangat drastis. Disrupsi teknologi pun terjadi dalam kecepatan yang tak dapat kita prediksi. Tidak hanya itu, perubahan sosio-kultural juga kita alami. Urbanisasi menjadi tren demografi terbesar seiring dengan meningkatnya mobilitas dan fleksibilitas tenaga kerja.

Perubahan-perubahan ini memicu transformasi pada sistem bekerja dan sistem budaya. Untuk itu, sumber daya manusia (SDM) Indonesia harus dipersiapkan untuk memiliki kompetensi global dengan perilaku yang tetap sesuai dengan nilai-nilai Pancasila atau yang dikenal dengan profil pelajar Pancasila.

Salah satu strategi dan langkah yang diambil adalah melalui kolaborasi antara Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud-ristek). Melalui kolaborasi ini, program LPDP pun akan semakin inklusif dan menyasar lebih banyak target partisipan.

“Jadi esensinya adalah sektor pendidikan harus bergerak lebih cepat kalau kita mau bersaing di tingkat dunia. LPDP pun sama, kita harus melakukan transformasi terhadap apa saja jenis-jenis program yang akan didanai, apa jenis bagi para mahasiswa dan juga tenaga pendidik kita. Jadi ini adalah salah satu simbol daripada kita berlari, berinovasi untuk mengejar perubahan yang ada di dunia,” jelas Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dalam Merdeka Belajar episode 10.

Program baru kolaborasi LPDP Kemendikbud

Terdapat enam program baru yang merupakan hasil kolaborasi LPDP dan Kemendikbudristek. Program-program tersebut akan memperluas dan memperlebar inklusivitas dari LPDP untuk dapat mendukung target Merdeka Belajar. Tidak hanya itu, mulai 2021, LPDP juga akan mendanai berbagai program yang dirancang dengan target partisipan guru, dosen dan tenaga pendidik. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas sistem pendidikan Indonesia sehingga dapat melahirkan pemimpin-pemimpin Merdeka Belajar di tiap institusi pendidikan.

“Akan ada enam grouping dari program LPDP. Pertama, pemberian beasiswa untuk program Kampus Merdeka. Kedua, program-program untuk dosen dan tenaga pendidik. Ketiga, program untuk guru dan tenaga pendidik. Keempat, program vokasi. Kelima, program prestasi dan terakhir program beasiswa kebudayaan. Jadi, esensi dari kemerdekaan dana LPDP menjadi lebih inklusif tidak hanya mendukung murid-murid, tetapi juga dosen pengajar dan tenaga pendidik. Selain itu, tidak hanya fokus pada program yang degree saja, tetapi juga program nondegree,” terang Nadiem.

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud-ristek, Iwan Syahril dalam Merdeka Belajar episode 10 mengajak agar para guru memanfaatkan peluang program kolaborasi ini. Hal ini dikarenakan ini adalah program perdana yang menyasar kelompok guru dan untuk pendidikan guru.

“Ini merupakan kesempatan yang sangat baik. Kita tahu pencapaian yang dibutuhkan untuk kompetensi minimum itu ada numerasi, literasi, dan karakter. Kita sangat butuh penguatan di semua lini, baik itu dari segi gurunya maupun dari segi pendidik gurunya. Lalu, dalam konteks Pendidikan Anak Usia Dini atau pendidikan dasar, dan pendidikan berkebutuhan khusus itu juga merupakan bidang-bidang yang sangat perlu penguatan dan merupakan pondasi dalam konteks sistem pendidikan kita,” ungkap Iwan.

Siapkan indikator keberhasilan program

Menanggapi program kolaborasi ini, Erbi Setiawan, Ketua Umum Mata Garuda menilai ini adalah batu loncatan yang sangat baik. Dengan berbagai program baru ini, jangkauan pendanaan beasiswa LPDP juga akan semakin luas. Namun demikian, perlu diperhatikan parameter kesuksesan masing-masing program.

“Dalam pandangan saya, misalnya nih sebelum ada kolaborasi, terkait beasiswa reguler. Ketika orang sudah menyelesaikan beasiswa reguler, ketika pulang lalu tolak ukurnya LPDP sukses mengembangkan SDM itu seperti apa? Sebab untuk assessment pun random sampling. Okelah. Hanya sebatas kuesioner seperti itu kan, kerja di mana sekarang, pendataan seperti itu,” tutur Erbi dalam wawancara dengan Media Keuangan.

Dwi Larso, Direktur Beasiswa LPDP, dalam Merdeka Belajar episode 10 menyatakan LPDP dan Kemendikbud-ristek sudah memformulasi indikator kinerja masing-masing kementerian dan lembaga terkait program ini.

“Ukuran keberhasilan ini meliputi berbagai proses dari awal sampai akhir. Kita akan melakukan sosialisasi untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat di seluruh pelosok negeri. Kemudian, kita menyusun daftar universitas tujuan berdasarkan kombinasi ranking dari tiga lembaga internasional. Lalu, kami juga menggunakan persyaratan yang ketat dalam prosek seleksi baik kemampuan bahasa Inggris, substansi akademik, substansi kebangsaan kebhinekaan, termasuk rencana pengabdian,” jelas Dwi.