Menikmati Hidup di Masa Purnabakti

13 Oktober 2023
OLEH: Mohamad Ikhwan Maulana
JB Sumarlin bermain tenis di Jakarta, 1992. Foto oleh TEMPO Linda Djalil.
JB Sumarlin bermain tenis di Jakarta, 1992. Foto oleh TEMPO Linda Djalil.  

Di masa pensiun, usai tuntas mengabdi kepada Negara selama 30 tahun, JB Sumarlin mencoba menambal segala yang terlewatkan untuk keluarga dan dirinya.

Lepas dari tugasnya sebagai "bendahara negara" pada 1993, baru 10 tahun kemudian JB Sumarlin bisa benar-benar pensiun dan melakukan berbagai hal yang selama ini terlewatkan. Pasca-tugasnya sebagai Menteri Keuangan (Menkeu), Sumarlin masih diminta Presiden Soeharto menjadi Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) periode 1993-1998. Meski awalnya menolak, akhirnya tugas tersebut diembannya juga.

Menurut anak sulungnya, Ignatius Widyantoko atau disapa Widy, setelah masa jabatan Menkeu berakhir, sang ayah berniat pensiun. Ingin bersantai dan menghabiskan waktu bersama keluarga. "BPK diambil setelah dibujuk Pak Widjojo Nitisastro," ungkap Widy.

Jabatan Ketua BPK diselesaikan dengan baik, meski sempat terpojok akibat dikaitkan pada kasus mega kredit macet. Kala itu Golden Key Group milik Eddy Tansil tak bisa membayar cicilan di Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo). Belakangan, tudingan itu diketahui merupakan hasil rekayasa oknum yang ingin menjatuhkannya.

Sumarlin dinilai berbagai kalangan cemerlang di BPK. Bahkan digadang-gadang sebagai sosok dibalik lahirnya BPK baru. "Sumarlin berhasil membangun Kementerian Keuangan yang profesional dan meletakkan dasar BPK sebagai auditor negara yang mandiri dan kredibel," ungkap pengamat perpajakan Yustinus Prastowo, kutip Tempo.co, 6 Februari 2020.

Berkat Sumarlin, posisi BPK sebagai lembaga tinggi negara berbasis profesi audit kian kuat. Tak hanya didukung auditor andal dan berdedikasi, namun juga berani menyampaikan hasil auditnya. Tak hanya kepada Dewan Perwakilan Rakyat, tetapi terbuka untuk umum. Menurut Bondan Winarno dalam buku Cabe Rawit yang Lahir di Sawah, pada periode akhir 1996/1997, BPK di bawah Sumarlin memeriksa 1.658 objek pelaksanaan APBN, APBD, BUMN dan BUMD. Hasilnya, ditemukan 4.451 penyimpangan. 

Berkat kecakapannya mengelola BPK, Sumarlin ditunjuk menjadi Presiden Asian Association of Supreme Auditors (Assosai) periode 1995-1997. Ini pengakuan dunia. BPK Indonesia dinilai sebagai lembaga negara yang terhormat di tingkat Asia.

J.B. Sumarlin mendapatkan ucapan selamat dari Pak Harto pada acara pelantikan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan jajarannya tahun 1993. (Foto : TEMPO/Linda Djalil)

Pada periode tersebut, Sumarlin pun diminta Bank Dunia menjadi Ketua Tim Restrukturisasi Ekonomi Kirgistan. Lalu diminta menjadi komisaris sekaligus komite audit sejumlah perusahaan. Termasuk PT Telkom, PT Asuransi Ramayana, dan lain-lain. Serta rajin menjadi pembicara sejumlah seminar. Aktivitasnya terus bergulir, meski usia terus bertambah. Sumarlin bersama beberapa rekan profesor mendeklarasikan Asosiasi Profesor Indonesia (API) pada Juni 2007 dan menjadi Ketua Umum pertama API.  "Mungkin baru sekitar 2013 Bapak mulai benar-benar ada waktu dan bisa ngobrol panjang lebar bersama kami. Khususnya dengan saya, dan cucu-cucu," ungkap anak ketiga Sumarlin, Antonius Widyatma --disapa Antonius. "Itu pun masih menjadi komisaris di sejumlah lembaga."

Ketika akhirnya mereka tinggal satu atap, barulah Antonius bisa melihat dari dekat. Bagaimana sang ayah sungkan pada istri dan anak pertamanya, Widy. Pun menemukan hobi-hobi barunya.

 

Sylvia Sumarlin bersama ayahnya JB Sumarlin di kantornya, Jakarta, Juli 2001. (Foto : TEMPO/Ijar Karim)

Berubah Menjadi Lembut

Setelah benar-benar pensiun, sosok Sumarlin berubah di mata anak-anak dan cucunya. Dari terkesan serius, menjadi pribadi amat lembut. Seperti family man dalam film-film Hollywood. Perubahan digambarkan anak keduanya Sylvia Efie Widyantari --akrab disapa Efie. Saat memegang jabatan-jabatan penting negara, Efie mengisahkan, waktu yang dimiliki sang ayah lebih banyak dihabiskan untuk bekerja di kantor. Jika ingin berbicara, anak-anaknya harus ke kantornya dan membuat janji dulu. “Itu pun dapat jam (bertemunya) malam dan biasanya janji bertemu Bapak itu saat kami ada masalah,” ujar Efie, seperti dikutip hidupkatolik.com, 23 Maret 2020.

Barulah setelah Widy bicara baik-baik, Sumarlin membuat keputusan besar bagi keluarganya. Sumarlin menetapkan hari Sabtu menjadi hari wajib bersama keluarga. Semua orang harus sudah berada di rumah pukul 6 petang. Berkumpul untuk makan malam dan misa bersama di gereja. Menurut Antonius, Widy adalah anak yang paling didengar sang ayah. Sementara Efie paling disayang. Apa pun yang coba disampaikan Widy, akan mendapat reaksi positif dari ayahnya. Termasuk untuk tidak keras kepada adik-adiknya dan meluangkan lebih banyak waktu untuk keluarga.

Menanggapi hal itu, Widy mengatakan, "Saya hanya menyampaikan. Waktu tinggal di kompleks menteri Widya Chandra, setiap sore kami jalan-jalan. Kami melihat teman-teman menyambut ayah mereka pulang." Setelah pensiun "betulan", anak-cucu bisa bertemu kapan saja. Sumarlin pun membuat jadwal rutin berkunjung ke rumah anak-anaknya secara bergiliran.

Perubahan lain pada sang begawan, selain menjadi lawan diskusi yang equal di mata anak-anaknya, Sumarlin menjadi teman "ngopi" yang asyik dan tempat curhat terpercaya bagi cucunya. Selain menekuni hobi olahraga dan melakukan berbagai hal bersama keluarga, sang begawan memanfaatkan waktu untuk bernostalgia dengan masa kecilnya. "Bapak hobi olahraga. Suka tenis, renang. Belakangan bapak ikut senam kesehatan, termasuk untuk osteoporosis. Kalau sudah suka sesuatu, bapak all out melakukannya, sampai over. Kadang harus diingatkan," kisah Antonius.

Antonius juga melihat sang ayah berusaha melakukan hal-hal yang sempat terlewatkan selama menjalankan tugas negara. "Saya beberapa kali menemani Bapak berkeliling sawah di kampungnya. Di Blitar, Jawa Timur. Kadang hanya duduk di sawah. Bapak juga meminta makanan favorit masa kecilnya seperti ubi, tiwul dan lain-lain," ujar Antonius.

Anak-anaknya juga melihat Sumarlin menjadi lebih religius. "Saya masih ingat, dulu hampir setiap malam Bapak berdoa bersama ibu di ruang doa," ungkap Antonius. Namun pada 2017, lanjut Antonius, setelah ibu pergi pada 2015, Bapak minta dicarikan guru agama. Sejak itu, ibadahnya semakin giat. Doa Rosario didaraskannya tiga kali sehari. "Pagi selesai sarapan, siang sesudah makan siang, dan malam sebelum tidur. Setelah berdoa, ini seperti wajib, biasanya ditutup dengan lagu 'Ndherek Dewi Maria'," paparnya.  Bahkan saat Sumarlin dirawat di Rumah Sakit, ruang rawatnya seolah menjadi kapel.

Hal itu pun tak luput dari mata Menkeu Sri Mulyani. Ketua Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia ini menilai sosok Sumarlin religious. "Menurut saya beliau itu religious dad, Christian yang baik. Beliau juga figur yang baik untuk anak-anak dan ibunya," ungkap Sri Mulyani yang memiliki personal engagement dengan keluarga Sumarlin, terutama Efie.

Selain di keagamaan, Sumarlin juga aktif di kegiatan sosial. Salah satu yang didukungnya adalah Program Ayo Sekolah Ayo Kuliah (ASAK) di Paroki Tebet. Di sana, Sumarlin menjadi Ketua Dewan Pembina. ASAK adalah gerakan bela rasa di keuskupan. Gerakan ini membantu anak-anak di paroki yang kesulitan melanjutkan pendidikan karena masalah biaya. Mulai dari TK sampai Perguruan Tinggi. 


Mohamad Ikhwan Maulana