PT SMI Bantu Salurkan PEN Daerah untuk Pembangunan RSUP NTB

16 Agustus 2023
OLEH: Dimach Putra
PT SMI Bantu Salurkan PEN Daerah untuk Pembangunan RSUP NTB. Foto oleh Dodi A.
PT SMI Bantu Salurkan PEN Daerah untuk Pembangunan RSUP NTB. Foto oleh Dodi A.  

Raungan sirine memecah keheningan siang yang terik di kota Mataram. Suara tersebut berasal dari mobil ambulans cepat tanggap Province Commander Center PSC-119 Nusa Tenggara Barat yang mengangkut korban laka lantas. Bunyi sirine tersebut perlahan memelan saat mobil memasuki area gedung Instalasi Gawat Darurat (IGD) terpadu dan trauma center Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat (RSUDP NTB). Begitu diturunkan dari ambulans, tim medis bergegas mendorong brankar menuju ruang perawatan.

 

dr. H. Lalu Herman Mahaputra, M.Kes., MH., direktur RSUDP NTB. Ide pengembangan rumah sakit ini pertama kali dilontarkan oleh pria yang akrab dipanggil dr. Jack ini. (Foto:Dodi A.)

Monumen kebangkitan sektor kesehatan

Gedung IGD RSUDP NTB terlihat berdiri megah dan modern. Dinding-dinding kaca yang mengelilingi bagian depan bangunan berkilau memantulkan cerahnya biru langit kota Mataram. Fasilitas penanganan medis kedaruratan itu memang baru diresmikan 24 Desember 2022 lalu. Proses konstruksi yang memakan waktu 9 bulan ini meliputi pembangunan beberapa ruang layanan. “Pengembangannya meliputi pembangunan gedung IGD terpadu dan trauma center, di tengah ada gedung rawat inap dan penyelesaian gedung onkologi di belakang dari semula 2 lantai menjadi 4 lantai,” ungkap dr. H. Lalu Herman Mahaputra, M.Kes., MH., direktur RSUDP NTB.

Ide pengembangan rumah sakit ini pertama kali dilontarkan oleh pria yang akrab dipanggil dr. Jack ini. Sejak dilantik menjadi direktur pada 2021 silam, Jack melihat bangunan IGD lama yang kurang representatif. Letaknya terdapat  di bagian dalam area rumah sakit. Menurutnya sebagai wajah dan garda terdepan penyedia layanan medis kedaruratan, IGD harus terletak di depan. Saat itu yang ada di depan malah gedung manajemen rumah sakit tersebut. Belum genap sebulan menjabat, ia bertemu dengan gubernur untuk melaporkan tugas barunya itu. Dalam kesempatan yang sama, Jack menyampaikan gagasan pengembangan RSUDP NTB itu.

Tak sampai dua tahun Jack menjabat dan dalam tempo pengerjaan yang tergolong cepat, RSUDP NTB telah menjulang setinggi 6 lantai di tengah kota Mataram. Capaian ini tentu berkat kerjasama antara pihak rumah sakit dan pemerintah provinsi NTB dengan suntikan dana yang berasal dari #uangkita. Megahnya bangunan fasilitas kesehatan utama di provinsi NTB ini seakan menjadi monumen kebangkitan warga NTB di bidang kesehatan setelah melawati lama masa keprihatinan.

Saat kedua cobaan itu datang, RSUDP NTB menjadi garda terdepan penanganan para korban dan pasien. (Foto: Dodi A.)

Masa prihatin berkepanjangan

Bisa dibilang, Lombok telah didera cobaan berat selama beberapa tahun terakhir. Gempa magnitudo 6,4 yang berpusat di Sembalun, Lombok Timur, tahun 2018 menjadi pembuka masa prihatin masyarakat yang tinggal di pulau ini. Getarannya memicu rentetan gempa lain hingga ke gempa utama yang tercatat berkekuatan hingga 7,0 magnitudo. Guncangan dari aktivitas bumi itu meluluh lantakkan Pulau Lombok. Peristiwa itu meninggalkan trauma bagi para warga yang menjadi korban.

Belum sembuh benar trauma akibat bencana gempa, virus Covid-19 datang menjangkit dunia. Tak terkecuali pulau utama di provinsi Nusa Tenggara Barat ini terkena penyebarannya. Seluruh kegiatan warga lumpuh karena pembatasan aktivitas untuk mencegah penyebaran virus mematikan ini. Selain sektor kesehatan, dampak ekonominya sangat terasa bagi warga Lombok yang banyak menggantungkan mata pencaharian di sektor pariwisata. Meski dirasakan sedunia, adanya virus Covid-19 ini menambah panjang masa prihatin warga pulau di timur Bali ini.

Saat kedua cobaan itu datang, RSUDP NTB menjadi garda terdepan penanganan para korban dan pasien. RSUDP NTB harus siap menjadi rujukan akhir dari seluruh layanan kesehatan yang ada di seluruh provinsi NTB. Dalam penanganan bencana gempa, rumah sakit ini dituntut bisa memberikan layanan darurat. Penanganan korban saat itu bahkan banyak dilakukan di tenda-tenda darurat karena faktor keamanan gedung pasca diguncang gempa. Sementara selama pandemi Covid-19, seluruh fasilitas Kesehatan harus tetap memberikan pelayanan melebihi kapasitas normal saking membeludaknya warga yang terjangkit virus tersebut. Meski begitu, RSUDP NTB terus memberikan pelayanan optimal dalam penanganan dampak Covid-19 hingga kondisinya berangsur pulih.

Untuk penyaluran ke daerah, pemerintah memberikan penugasan khusus kepada PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (”PT SMI”) yang merupakan salah satu special mission vehicle di bawah Kementerian Keuangan. PT SMI bertugas menyalurkan pinjaman ke daerah-daerah yang mengalami penurunan pendapatan akibat refocusing anggaran dalam upaya menekan dampak Covid-19 melalui fasilitas Pinjaman PEN Daerah. (Foto: Dodi  A.)

Uang Kita untuk pemulihan ekonomi daerah

Sebagai respon terkait penurunan aktivitas ekonomi masyarakat akibat dampak dari pandemi Covid19, pemerintah meluncurkan program pemulihan ekonomi nasional (PEN). Program ini dirancang untuk membantu pemulihan dan mengembalikan kinerja ekonomi nasional agar tetap tumbuh stabil. Untuk penyaluran ke daerah, pemerintah memberikan penugasan khusus kepada PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (”PT SMI”) yang merupakan salah satu special mission vehicle di bawah Kementerian Keuangan. PT SMI bertugas menyalurkan pinjaman ke daerah-daerah yang mengalami penurunan pendapatan akibat refocusing anggaran dalam upaya menekan dampak Covid-19 melalui fasilitas Pinjaman PEN Daerah.

PT SMI didirikan pada tanggal 26 Februari 2009 di bawah koordinasi Kementerian Keuangan. Perseroan plat merah ini mendapat mandat sebagai katalis untuk mendukung percepatan pembangunan nasional, termasuk juga pembangunan di daerah. Mandat tersebut dijalankan oleh PT SMI melalui tiga pilar bisnisnya yaitu Pembiayaan dan Investasi, Pengembangan Proyek, dan Jasa Konsultasi. Dua fokus utama yang dijalankan oleh PT SMI adalah pemberian manfaat serta kontribusi pada masyarakat melalui tindakan sadar sosio ekonomi dan mempromosikan keberlanjutan melalui sustainable development goals (SDGs) serta mitigasi perubahan iklim.  

Terdapat empat poin yang menjadi persyaratan dalam penyaluran Pinjaman PEN Daerah oleh PT SMI. Syarat utamanya merupakan daerah yang terdampak pandemi Covid-19. Berikutnya, daerah tersebut memiliki program dan/atau kegiatan pemulihan ekonomi daerah yang mendukung program PEN. Selanjutnya, sisa pinjaman dengan jumlah pinjaman yang akan ditarik tidak melebihi 75% dari jumlah penerimaan umum APBD tahun sebelumnya. Terakhir, memenuhi nilai rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan Pinjaman Daerah paling sedikit sebesar 2,5 persen.

 ”Pinjaman PEN Daerah sebesar Rp500 miliar itu terbagi dua bagian. Rp350 miliar untuk infrastruktur fisik dan sisa Rp150 miliar untuk alat pendukungnya,” beber dr. Jack. (Foto: Dodi A.)

Waktu yang tepat untuk pulih

Fasilitas yang diberikan pemerintah untuk memulihkan perekonomian pascapandemi tersebut tidak disia-siakan oleh provinsi NTB. Pada tahun 2021, provinsi ini mengajukan pinjaman sebesar Rp750 miliar. Rp 250 miliar untuk pembangunan jalan di penjuru provinsi NTB. Porsi terbesar dari pinjaman tersebut, sebanyak Rp 500 miliar, dialokasikan untuk pengembangan RSUDP NTB. Langkah besar ini diambil bukan tanpa pemicu, alasannya adalah Pulau Lombok, khususnya daerah Mandalika telah ditunjuk menjadi salah satu dari 10 destinasi wisata utama nasional. Di kawasan ini dibangun juga Sirkuit Internasional Mandalika yang akan menjadi tuan rumah berbagai ajang balap motor berskala internasional.

Debut penggunaan fasilitas ini adalah dengan diselenggarakannya 2021 Superbike World Championship pada November 2021. Disusul kemudian beberapa acara lain dan hingga terselenggaranya acara yang paling dinanti yaitu Indonesian Motorcycle Grand Prix yang menjadi agenda kedua dalam rangkaian MotoGP 2022. Penyelenggaraan acara-acara bergengsi tersebut tentu membutuhkan dukungan pembangunan di berbagai sektor. Pinjaman daerah dari Uang Kita yang diambil oleh provinsi NTB dimanfaatkan sepenuhnya untuk mendukung hal itu.

Pembangunan jalan sebagai pendukung konektivitas di seluruh provinsi NTB tentunya mendukung mobilitas warga dan wisatawan. Setelah diturunkannya status pandemi menjadi endemi, diproyeksikan akan terjadi arus kedatangan wisatawan yang sekadar ingin berlibur dan berencana menonton berbagai ajang balapan bergengsi internasional ke provinsi ini. Dana pinjaman untuk perbaikan infrastruktur jalan telah cair dan dikebut pengerjaannya sejak tahun 2021. Sementara untuk sektor kesehatan, selain utamanya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan warga NTB, juga menjadi syarat dalam penyediaan dukungan pelayanan kesehatan untuk mendukung penyelenggaraan ajang-ajang akbar itu. ”Pinjaman PEN Daerah sebesar Rp500 miliar itu terbagi dua bagian. Rp350 miliar untuk infrastruktur fisik dan sisa Rp150 miliar untuk alat pendukungnya,” beber dr. Jack.

Pembiayaan untuk pengembangan layanan

Kata pembiayaan atau pinjaman masih menjadi kontroversi bagi suatu entitas saat membutuhkan sumber pendanaan untuk pemenuhan kebutuhannya. Risiko gagal bayar akan selalu ada dan menjadi momok utama. Bagi Jack, kredibilitas sumber pemberi pinjaman menjadi faktor yang sangat penting. Ia sendiri sudah lama mendengar kiprah PT SMI dalam membantu memberi suntikan dana untuk pengembangan berbagai fasilitas kesehatan. Testimoni dari para sejawatnya itu membuatnya semakin yakin dengan PT SMI, apalagi sumber pembiayaannya berasal dari #UangKita. ”Tentu PT SMI juga tidak sembarangan memberikan pinjaman, ada kajian-kajian dan perhitungan sebelumnya. Kata kuncinya adalah keberanian,” ucap Jack yakin.

Dokter Jack percaya dengan kemampuan RSUDP NTB untuk melunasi pinjaman daerahnya tersebut. Ia merasa sangat didukung dengan kualitas SDM yang ada di rumah sakit ini dalam mengelola dan menjalankan bisnis yang berorientasi pada layanan tapi tetap mendatangkan keuntungan. Terakhir, ia menitipkan harapannya untuk pengembangan eksistensi rumah sakit ini ke depannya. ”Kami ingin tumbuh dan besar menjadi rumah sakit yang bisa memberikan pelayanan terbaik bertaraf internasional. Adanya RSUDP NTB ini, yang jelas harus memberikan azaz manfaat yang besar bagi warga masyarakat Nusa Tenggara Barat,” pesan Jack menutup perbincangan siang itu.


Dimach Putra
Artikel Lain
TELUSURI


Tolak Pekerjaan Tetap dan Gaji Tinggi demi Bangun Kampung Halaman? Ini Kisah Awardee LPDP asal NTT Lodimedia
Tolak Pekerjaan Tetap dan Gaji Tinggi demi Bangun Kampung Halaman? Ini Kisah Awardee LPDP asal NTT Lodimedia  

J.B. Sumarlin, saat masih menjadi mahasiswa UI di rumah kos Rawamangun tahun 1957. Foto dari dokumentasi pribadi.
J.B. Sumarlin, saat masih menjadi mahasiswa UI di rumah kos Rawamangun tahun 1957. Foto dari dokumentasi pribadi.