Sukses Raih Mufakat, Ini Poin Penting Hasil KTT ASEAN Keketuaan Indonesia 2023

16 September 2023
OLEH: CS. Purwowidhu
Sukses Raih Mufakat, Ini Poin Penting Hasil KTT ASEAN Keketuaan Indonesia 2023. Foto oleh ANTARA, Akbar Nugroho.
Sukses Raih Mufakat, Ini Poin Penting Hasil KTT ASEAN Keketuaan Indonesia 2023. Foto oleh ANTARA, Akbar Nugroho.  

“Di forum memang saya sampaikan bahwa setiap pemimpin yang hadir punya tanggung jawab yang sama-sama besar untuk tidak menciptakan konflik baru, untuk tidak menciptakan ketegangan baru. Dan di saat yang sama kita juga punya tanggung jawab untuk menurunkan tensi yang panas, untuk mencairkan suasana yang beku, untuk menciptakan ruang dialog,” ujar Presiden Joko Widodo dalam keterangan pers seusai menutup rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-43 ASEAN di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (7/9/2023).

Perubahan pesat lanskap global yang utamanya disebabkan oleh pergeseran geopolitik telah menciptakan pola kerja sama internasional yang terfragmentasi. Fenomena menarik rantai suplai manufaktur ke negeri sendiri atau memindahkan ke negara yang dianggap kawan pun tak terhindarkan. Akibatnya aliran perdagangan dan investasi global terhambat, perekonomian dunia melemah. Alhasil, terjadi disrupsi rantai pasok yang berujung pada meningkatnya risiko krisis pangan, energi, serta keuangan global.

Menyikapi peliknya konstelasi global tersebut, dan menyadari signifikansi posisi ASEAN di kancah perekonomian dunia. Indonesia tidak berdiam diri. Menggunakan kesempatan emas sebagai Ketua ASEAN 2023, Indonesia lantang mengusung tema “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”.

Bukan tanpa sebab Indonesia punya visi agar ASEAN jadi pusat pertumbuhan. Dalam kurun 2000-2022 ASEAN mencatatkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 5%, termasuk yang tertinggi di dunia. Dengan populasi mencapai 672 juta jiwa per 2022 atau 9% dari total penduduk dunia, ASEAN menyumbang kue ekonomi sebesar 6,4% dari PDB global.

ASEAN juga menjadi salah satu mitra perdagangan dan investasi yang patut dilirik. Pada 2022, total perdagangan ASEAN berkontribusi 7,7% dari total perdagangan dunia atau 17,6% dari total perdagangan Asia Timur. Sementara total investasi langsung (FDI) ASEAN menyumbang 11,6% dari total FDI dunia atau 26,7% dari total FDI Asia Timur.

Serangkaian agenda bergulir di meja diplomasi untuk meletakkan fondasi yang kuat bagi ASEAN dalam menghadapi tantangan di masa mendatang, memastikan ASEAN menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia, serta mewujudkan Indo-Pasifik sebagai kawasan yang aman dan damai.

Meskipun harus melewati negosiasi yang tidak mudah, Keketuaan Indonesia berhasil mencapai sejumlah kesepakatan untuk menjaga stabilitas perdamaian dan kemakmuran kawasan. Sepanjang KTT ASEAN ke-43 yang berlangsung pada 5-7 September 2023 lalu Presiden Joko Widodo setidaknya telah memimpin 12 pertemuan yang diikuti oleh seluruh pemimpin negara ASEAN maupun negara mitra. Di samping juga melakukan sejumlah pertemuan bilateral dengan para pemimpin negara yang hadir.

KTT ke-18 Asia Timur atau East Asia Summit (EAS) menjadi puncak perhelatan KTT ASEAN ke-43 sekaligus momen penetapan deklarasi.

Adapun East Asia Summit (EAS) merupakan forum leaders-led summit dengan ASEAN sebagai kekuatan penggerak. Pada awal terbentuknya EAS di 2005, terdapat 16 negara peserta yaitu 10 negara ASEAN, Australia, Tiongkok, India, Jepang, Republik Korea, dan Selandia Baru. Amerika Serikat dan Rusia resmi bergabung menjadi peserta EAS pada KTT ke-6 EAS di Bali, November 2011.  Sehingga total negara peserta EAS saat ini berjumlah 18 negara.

Sejalan dengan semangat kerja sama yang inklusif dalam KTT Asia Timur di bawah kepemimpinan Indonesia kali ini, Presiden Joko Widodo juga mengundang Bangladesh selaku Ketua Indian Ocean Rim Association (IORA) dan Kepulauan Cook selaku Ketua Pacific Island Forum (PIF). Turut hadir juga Timor Leste.

Setelah melalui proses yang panjang dan sulit, akhirnya kita berhasil menyepakati EAS Leaders Joint Statement mengenai epicentrum of growth. Ini bukan proses yang mudah. Tarik-menarik geopolitik yang sangat kental mengingatkan saya seperti saat G20 di Bali. Tapi Alhamdulillah konsensus tercapai,” tutur Presiden Joko Widodo.

Sepanjang KTT ASEAN ke-43 yang berlangsung pada 5-7 September 2023 lalu Presiden Joko Widodo setidaknya telah memimpin 12 pertemuan yang diikuti oleh seluruh pemimpin negara ASEAN maupun negara mitra. Di samping juga melakukan sejumlah pertemuan bilateral dengan para pemimpin negara yang hadir. (Foto: ANTARA/M.Agung R.)

ASEAN sebagai poros perdamaian

Presiden Joko Widodo menekankan stabilitas dan perdamaian adalah kunci kemakmuran. Presiden mengingatkan dunia ini akan hancur jika konflik dan ketegangan di suatu tempat dibawa dan dijadikan tarik-menarik di tempat lain. Dunia membutuhkan jangkar dan penetral. Karena itu, ASEAN harus mampu mengelola perbedaan dan tidak terbawa arus rivalitas. Serta terus mengutamakan kolaborasi.

“Saya bisa pastikan bahwa sampai saat ini ASEAN telah berada pada trek yang benar untuk bisa menjalankan peran tersebut, menjadi kontributor stabilitas dan perdamaian, serta menjadi epicentrum of growth,” tegas Presiden Jokowi.

Presiden juga menegaskan visi ASEAN menjadi episentrum pertumbuhan ekonomi tidak akan tersandera oleh isu Myanmar yang belum tuntas. Terlebih pertumbuhan ekonomi ASEAN di atas rata-rata dunia.

Presiden mengakui meskipun untuk menciptakan perdamaian membutuhkan waktu yang lebih panjang, namun ASEAN akan terus memperjuangkannya.

“Kapal ASEAN harus terus melaju untuk mewujudkan perdamaian, mewujudkan stabilitas, mewujudkan kemakmuran,” tegas Presiden Jokowi.

Kontribusi ASEAN untuk penyelesaian konflik internal Myanmar tidaklah sedikit. ASEAN telah menyepakati konsensus lima poin bersama junta militer dua bulan sejak kudeta pecah di Myanmar pada 2021.

Lima poin konsensus tersebut adalah pengiriman bantuan kemanusiaan, penghentian aksi kekerasan, diadakannya dialog inklusif, mengajukan ASEAN untuk memfasilitasi mediasi, dan kunjungan utusan khusus ke Myanmar.

Namun, hingga saat ini tak ada kemajuan signifikan dari Myanmar dalam penerapan Lima Poin Konsensus tersebut. Kendati begitu, selama keketuaan Indonesia di ASEAN, Indonesia telah berhasil melakukan 145 pendekatan dengan 70 stakeholders untuk membangun kepercayaan agar terjalin perdamaian kembali di Myanmar.

Di bawah keketuaan Indonesia, ASEAN juga menyepakati mekanisme troika antara ketua ASEAN terdahulu (Indonesia periode 2023), saat ini (Laos periode 2024 ), dan tahun depan (Malaysia periode 2025) untuk menjamin keberlanjutan penanganan isu Myanmar.  

ASEAN pun mengecam keras peningkatan aksi kekerasan di Myanmar dan menegaskan lima poin konsensus tetap menjadi acuan utama ASEAN dalam membantu penyelesaian krisis politik di Myanmar.

Tak hanya mengusung sejumlah upaya melindungi stabilitas kawasan, selama kepemimpinan Indonesia, pilar-pilar penopang ASEAN untuk menjadi pusat pertumbuhan seluruhnya diperkuat.

Beberapa hasil penting KTT ke-43 ASEAN yakni mewujudkan ekosistem kendaraan listrik ASEAN, Digital Economy Framework Agreement (DEFA), ketahanan energi, implementasi Chiang Mai Initiatives dan Local Currency Transaction (LCT), ketahanan pangan, ASEAN Outlook on Indo-Pacific, dan terkait investasi dalam ASEAN Indo-Pacific Forum.

Fase baru integrasi ekonomi digital kawasan

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto pada kesempatan yang sama mengungkapkan salah satu capaian andalan dari Keketuaan Indonesia untuk mewujudkan visi ASEAN sebagai pusat pertumbuhan adalah pembentukan kerangka kerja sama Digital Economy Framework Agreement (DEFA).

Digital Economy Framework Agreement (DEFA) menyediakan peta jalan komprehensif untuk memberdayakan dunia usaha dan pemangku kepentingan di kawasan ASEAN. Baik melalui percepatan pertumbuhan perdagangan, penciptaan lingkungan digital yang aman, serta peningkatan partisipasi UMKM.

DEFA mencakup sebuah perjanjian yang sangat dalam mengenai digitalisasi, termasuk talenta digital, ID digital, keamanan siber, pelatihan ulang, peningkatan keterampilan, infrastruktur, dan interoperabilitas di ASEAN. Perjanjian tersebut berpotensi mendorong inovasi, menarik investasi, dan meningkatkan produktivitas.

“Kalau DEFA itu kita membuat ekosistem digital jadi public private partnership dan kita sudah melihat banyak perjanjian yang tidak bisa mengikuti terhadap perkembangan transformasi dari pada AI (kecerdasan buatan). DEFA kita sudah melihat hampir seluruh perjanjiannya itu, dan itu semua sudah kita petakan. Jadi, DEFA itu kita sudah deep dive untuk kepentingan digital ke depan,” jelas Airlangga dalam keterangan pers (7/9/2023).

DEFA menurut Airlangga mampu mendongkrak ekonomi ASEAN hingga mencapai 2 triliun Dolar AS atau setara Rp30.400 triliun pada 2030. Tanpa DEFA, potensi ekonomi digital ASEAN hanya sebesar 1 triliun Dolar AS.

“Target perjanjian ini diharapkan akan diselesaikan di tahun 2025 dan drafting-nya sudah disiapkan dan Thailand bertugas untuk mengikuti ini sampai 2025,” imbuhnya.  

Adapun Komite Negosiasi DEFA ASEAN diketuai oleh Thailand dan beranggotakan negosiator utama dari 10 negara ASEAN. Pertemuan pertama komite negosiasi dijadwalkan pada akhir 2023, selanjutnya di 2024 dan penyelesaian perundingan ASEAN DEFA di 2025.

Pada kesempatan berbeda, Airlangga juga menjelaskan 40% dari total ekonomi digital ASEAN saat ini berasal dari Indonesia. Sebab itu, DEFA akan ikut mengerek pertumbuhan ekonomi digital Indonesia hingga 400 miliar Dolar AS pada 2030 mendatang.

Kedepankan pembangunan berkelanjutan

Pertumbuhan kawasan yang berkelanjutan juga menjadi fokus bahasan KTT. Berbagai langkah kerja sama pembangunan ekonomi hijau, termasuk infrastruktur hijau ditempuh. Salah satu upaya yang dikedepankan adalah melalui pengembangan ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) kawasan, yang berpotensi menggerakkan roda industri sekaligus menjadi penyokong pertumbuhan ekonomi dan transisi energi yang berkelanjutan.

Pembangunan ekosistem EV mencakup investasi, transfer teknologi, sharing best practices, dan pembangunan kapasitas negara anggota. Potensi kekayaan alam berupa nikel juga menjadi modal utama dalam pengembangan kendaraan listrik dan mewujudkan end-to-end ekosistem industri EV di ASEAN.

Usulan Indonesia terhadap deklarasi Pemimpin ASEAN Plus Three (APT) mengenai Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik (EV) Kawasan mendapat dukungan penuh dari negara-negara APT yang merupakan motor pertumbuhan kawasan yakni Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Jepang, dan Korea. Deklarasi tersebut menjadi komitmen nyata bersama dalam mewujudkan ekosistem kendaraan listrik kawasan.

Masih terkait pembangunan berkelanjutan, salah satu poin penting dalam deklarasi adalah mengenai transisi energi kawasan. Salah satu langkah nyata kolaborasi negara-negara ASEAN untuk transisi energi adalah melalui proyek Trans-ASEAN Gas Pipeline (TAGP) dan ASEAN Power Grid (APG). TAGP dan APG juga merupakan sistem interkoneksi kelistrikan ASEAN.

Sistem tersebut menjadi penyokong kebutuhan listrik kawasan di tengah tantangan pengembangan energi bersih. Adapun ASEAN mengedepankan pengembangan energi hijau dengan potensi hingga 32 gigawatt (GW).

Percepat implementasi Local Currency Transaction

Dalam KTT ke-43 ASEAN, para pemimpin juga menyepakati untuk mendorong implementasi Chiang Mai Initiatives dan Local Currency Transaction (LCT).

Sebelumnya pada KTT ke-42 ASEAN telah disepakati ASEAN Leaders Declaration (ALD) on Regional Cross-Border Payment and LCT. Indonesia juga telah mengimplementasikan kerja sama LCT dengan Malaysia dan Thailand pada tahun 2018, dengan Jepang pada tahun 2020, dan dengan Tiongkok pada tahun 2021.

Skema LCT yang sebelumnya dikenal sebagai Local Currency Settlement (LCS) merupakan penyelesaian transaksi yang dilakukan secara bilateral oleh masing-masing pelaku usaha dengan menggunakan mata uang lokal masing-masing negara.

Pengembangan skema LCS menjadi LCT dilakukan sejalan berkembanganya kebutuhan dan penggunaan mata uang lokal dalam transaksi Indonesia dengan negara mitra.

Nilai transaksi dan jumlah pelaku LCT terus tumbuh positif mencapai 2,1 miliar Dolar AS hingga April 2023. Adapun transaksi LCT dengan Malaysia yang mencapai 202,7 juta Dolar AS per bulan merupakan kontribusi terbesar dalam pertumbuhan transaksi LCT di tahun 2023.

“Kita punya Chiang Mai Initiative (CMI) sekarang ada 240 billion (Dolar AS) melalui ADB, ini akan diperbaiki mekanismenya, karena mekanismenya lebih tidak sederhana dibandingkan IMF. Jadi, itu menjadi PR ke depan,” ujar Airlangga.

Seluruh anggota yang hadir dalam KTT ASEAN ke-43 sepakat bahwa pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan tidak dapat dipisahkan dari stabilitas kawasan dalam konteks yang lebih luas. (Foto: Setpres/Laily)

Perkuat stabilitas Indo-Pasifik

Seluruh anggota yang hadir dalam KTT ASEAN ke-43 sepakat bahwa pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan tidak dapat dipisahkan dari stabilitas kawasan dalam konteks yang lebih luas.

Bicara mengenai upaya menjaga stabilitas kawasan, Indonesia gencar mempromosikan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) atau Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik kepada mitra-mitra ASEAN saat KTT. Melalui AOIP, ASEAN menegaskan posisinya dalam menjaga stabilitas, perdamaian, dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik (Asia Pasifik dan Samudera Hindia). Tiga prinsip utama dalam AOIP yaitu sentralitas, inklusivitas, dan komplementaritas ASEAN terus disuarakan oleh Indonesia. Sejak disepakati pada 2019, AOIP menjadi rujukan ASEAN dalam melindungi kawasan dari berbagai benturan dengan kekuatan besar dunia.

Sentralitas ASEAN sangat dibutuhkan di tengah dinamika pergeseran geopolitik dan geostrategis di kawasan Indo-Pasifik. AOIP membuka dialog dan kerja sama dengan semua negara tanpa terkecuali. Baik di bidang ekonomi, maritim, konektivitas, dan pembangunan berkelanjutan. Outlook ini juga mengedepankan sinergi di tengah berbagai perbedaan konsep Indo-Pasifik dan ditujukan untuk memperkuat mekanisme yang sudah ada dalam menghadapi tantangan regional dan global.

Dukungan penuh dari para mitra ASEAN atas inisiatif AOIP menurut Airlangga penting dalam menjaga stabilitas kawasan. Jepang, Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Korea, serta Amerika Serikat misalnya telah memberikan dukungan dalam bentuk pembiayaan maupun technical assistance terhadap program riil dari AOIP.

Penyelenggaraan ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF) pada 5-6 September 2023 lalu merupakan salah satu wujud konkret AOIP di masa keketuaan Indonesia di ASEAN 2023. AIPF berhasil menghadirkan lebih dari 2.500 peserta dari 51 negara yang terdiri atas kepala negara/pemerintahan, CEO/pemimpin perusahaan, dan renowned expert di berbagai bidang.

Forum AIPF juga sukses mengantongi sejumlah komitmen kerja sama pada 93 proyek dengan nilai mencapai 38,2 miliar Dolar AS. Dengan rincian 81 proyek senilai 34,53 miliar Dolar AS pada subtema infrastruktur hijau dan resilient supply chain, 4 proyek sebesar 736,36 juta Dolar AS pada subtema pembiayaan berkelanjutan dan inovatif, dan 8 proyek bernilai 2,94 miliar Dolar AS pada transformasi digital inklusif. Di samping itu, masih ada potensi 73 proyek lainnya senilai 17,8 miliar Dolar AS.

Di masa mendatang, AIPF diharapkan dapat memaksimalkan potensi investasi yang sangat menjanjikan di pasar ASEAN dengan populasi sebesar 680 juta jiwa serta menjangkau sepenuhnya pasar Indo-Pasifik yang mencakup 58 persen populasi dunia, 45 persen perdagangan global, dan 61 persen PDB global.

Agenda kerja sama AIPF diyakini menjadi pilar kuat pertumbuhan ekonomi kawasan dan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi domestik baik di sektor perdagangan maupun investasi.

Di lain sisi, AIPF mendorong akselerasi pembangunan rantai pasok kawasan melalui hilirisasi industri. Tak hanya itu, skema pembiayaan inovatif yang ditawarkan AIPF kepada para mitra juga dapat mempercepat terwujudnya transisi energi yang adil, inklusif, dan berkelanjutan.

Agar pasokan pangan terjaga

Hasil lain yang tak kalah penting dari keketuaan Indonesia di ASEAN 2023 adalah Deklarasi pemimpin ASEAN tentang Penguatan Keamanan Pangan dan Nutrisi untuk Menanggapi Krisis. Negara-negara ASEAN dan mitra sepakat bahwa ketahanan pangan di ASEAN penting untuk memitigasi bencana alam serta perubahan iklim yang saat ini sedang terjadi.

Perluasan kolaborasi dan kerja sama lintas sektor diharapkan mendorong penguatan kebijakan sektor pangan, meningkatkan akses keuangan untuk petani kecil dan menengah, memberikan kemudahan akses terhadap makanan sehat, dan meningkatkan fasilitas perdagangan pangan di kawasan.

Kanada menjadi salah satu negara mitra yang setuju berkolaborasi dalam menjaga keamanan pasokan pangan. Dalam pernyataan bersama ASEAN-Kanada dinyatakan ASEAN-Kanada berkomitmen bertindak cepat apabila terjadi krisis atau gangguan pasokan pangan. Bentuk tindakan berupa memastikan kelancaran produk pertanian dan mengidentifikasi penyumbat pasokan kebutuhan pertanian. ASEAN-Kanada juga sepakat menghindari penerapan hambatan dagang yang tidak adil serta pembatasan lain yang dapat mengganggu perdagangan pangan.

ASEAN juga setuju menjalin kerja sama pasokan pangan dengan Rusia dan India. Rusia merupakan pemasok penting pangan dan pupuk global. Sementara India adalah pemasok penting beras dan gula. Selain itu, ASEAN juga menjalin kerja sama dengan Australia untuk penguatan keamanan pangan dengan memudahkan prosedur kepabeanan dan penghapusan hambatan perdagangan.

Keketuaan Indonesia pada ASEAN 2023 membawa optimisme hari depan kawasan yang lebih baik. Menambatkan sauh yang kuat bagi kejayaan ASEAN di masa mendatang.

“Di tengah perbedaan yang tajam, yang lebar, masih ada harapan, masih ada optimisme untuk bekerja sama. Dan deklarasi yang dihasilkan, sekali lagi, mengenai epicentrum of growth yang manfaatnya adalah untuk ratusan juta orang di asia tenggara dan beyond,” pungkas Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam keterangan pers di JCC, Jakarta, (7/9/2023).


CS. Purwowidhu