Akselerasi Industri Halal Melalui Literasi

16 Maret 2023
OLEH: Resha Aditya Pratama
Akselerasi Industri Halal Melalui Literasi
 

Indonesia menuju pusat halal dunia. Target menjadi visi besar yang diemban oleh pemerintah. Dengan jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia, Indonesia berpotensi besar menggapai visi tersebut. Melalui Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), perkembangan ekonomi syariah di Indonesia semakin pesat dan berkelanjutan. Salah satunya dengan peningkatan literasi industri halal bagi masyarakat yang kian bertambah setiap tahunnya. Seperti apa langkah KNEKS untuk mengakselerasi perkembangan ekonomi syariah di Indonesia? Simak petikan wawancara Media Keuangan Plus dengan Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah KNEKS, Sutan Emir Hidayat, berikut ini.

 

Bagaimana awal terbentuknya KNEKS?

KNEKS sejarah awalnya bernama Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) yang didirikan berdasarkan Perpres Nomor 91 tahun 2016. KNKS ini sebuah lembaga nonstruktural pemerintah yang diberikan tupoksi untuk mempercepat, memperluas, dan mengembangkan keuangan syariah dengan tujuan untuk memperkuat ketahanan ekonomi nasional.

Namun seiring berjalannya waktu, Bapak Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa potensi Indonesia itu justru ada di sektor industri halal. Maka Beliau menginstruksikan untuk menyusun masterplan ekonomi syariah Indonesia yang berfokus pada sektor riil, yaitu industri halal. Setelah adanya masterplan tersebut, kemudian dilanjutkan dengan penyusunan rencana aksi. Namun antara nomenklatur KNKS dengan yang dilakukan pada rencana aksi terdapat ketidaksesuaian, maka Presiden mengeluarkan Perpres baru, Perpres Nomor 28 tahun 2020. Perpres ini sebagai dasar hukum pembentukan KNEKS sebagai lembaga nonstruktural, fungsi-fungsinya ditambah, dan selain keuangan kita juga fokus pada ekonomi.

Dari rencana aksi tersebut diturunkan ke 30 program kerja yang terdiri dari 11 program kerja prioritas dan 17 program reguler. Dari 30 program kerja tersebut saat ini sudah banyak yang terealisasi, beberapa di antaranya berkaitan dengan infrastruktur ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Salah satunya, pembentukan komite daerah yang bernama Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS). Kenapa komite daerah ini penting? Pembentukan KDEKS ini bertujuan sebagai sebuah infrastruktur yang sama fungsinya dengan KNEKS di pusat, tetapi berada di level daerah. Alhamdulillah, hari ini sudah ada 12 KDEKS yang telah berdiri dan masih beberapa provinsi lagi masih dalam proses.

 

Seperti apa pembagian program antara KNEKS dan KDEKS?

Dari 30 program kerja di tingkat nasional tersebut, tentunya setiap daerah memiliki keunikan masing-masing. Setiap daerah tidak perlu harus melakukan semua program yang ada di nasional. Dia harus mencocokkan terlebih dahulu dengan kearifan lokalnya. Misalkan ada daerah yang kuatnya di industri halal, ada juga yang kuatnya di keuangan sosial syariah. Jadi dari setiap program itu, kita sisir bersama-sama. Ini contohnya yang sudah jalan cukup baik itu di Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Riau. Kita menyisir bersama-sama apa potensi Provinsi Sumatera Barat, tentu bersama dengan Pemprov dan juga KDEKS. Dari 30 programnya, apa yang cocok dengan KDEKS atau di Provinsi Sumatera Barat dan juga Provinsi Riau. Mungkin juga beberapa daerah mempunyai program-program yang unik, yang tidak termasuk di 30 program itu. Itu dibolehkan, tetapi hanya sebagai tambahan. Jadi kita mapping, sehingga nanti semua 30 program itu terlaksana, meski tidak semuanya di setiap daerah.

 

Bagaimana strategi KNEKS untuk meningkatkan literasi masyarakat tentang ekonomi syariah?

Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk muslim namun tingkat literasi ekonomi syariah baru 23,3% pada tahun 2022, sedangkan tahun 2019 masih 16%. Untuk literasi ini, kita membuat brand ekonomi syariah yang langsung diluncurkan oleh Bapak Presiden pada tanggal 25 Januari tahun 2021 di Istana Negara bersamaan dengan gerakan nasional wakaf uang. Tagline-nya kebaikan untuk semua karena ekonomi syariah bukan hanya untuk muslim, tapi untuk semuanya karena memang di negara non-muslim pun ekonomi syariah juga sudah terimplementasi.

Kita telah melakukan pengembangan dan penyelarasan sistem pendidikan rumpun ekonomi syariah. Kita juga mengembangkan SDM dan ekosistem talenta industri halal dan keuangan syariah. Selain itu, ada buku edukasi dan literasi ekonomi syariah, serta training of trainers untuk peningkatan kompetensi dosen dan guru ekonomi syariah yang sedang berlangsung hingga sekarang. Selain itu, kami melakukan implementasi diversifikasi kurikulum ekonomi syariah di pendidikan menengah serta silabus pelatihan berbasis kompetensi industri halal dan keuangan syariah. Terakhir adalah implementasi peta Jalan Pembangunan SDM dan talenta sektor ekonomi dan keuangan syariah.

Begitu pun dengan pendidikan dini. Kita sudah menerbitkan beberapa buku supaya anak usia dini bisa literasi juga, tetapi tentu tidak yang susah-susah ya. Ini konsep-konsep dan prinsip-prinsip dari ekonomi syariah yang kita ajarkan, seperti keadilan dan kejujuran dalam transaksi. Hal yang penting lagi adalah inovasi digital. Ini hal-hal yang dilakukan oleh KNEKS untuk meliterasi masyarakat.

Tujuan utamanya adalah agar kita bisa semakin meliterasi masyarakat yang terkait dengan ekonomi syariah. Tadi saya sudah sampaikan bahwa tingkat literasi masyarakat terhadap ekonomi syariah masih rendah, tapi sasarannya adalah yang grass root. Maka untuk itu, sasaran kita adalah masyarakat umum dan juga pegiat UMKM. (Foto:Shutterstock)

Pada bulan Ramadan tahun ini akan dilaksanakan Nasional Halal Fair, apakah tujuan besar yang sedang dirancang KNEKS dengan adanya event ini?

Tujuan utamanya adalah agar kita bisa semakin meliterasi masyarakat yang terkait dengan ekonomi syariah. Tadi saya sudah sampaikan bahwa tingkat literasi masyarakat terhadap ekonomi syariah masih rendah, tapi sasarannya adalah yang grass root. Maka untuk itu, sasaran kita adalah masyarakat umum dan juga pegiat UMKM. Bahkan sebagian pegiat UMKM itu sudah punya bisnis dan bisnisnya juga sudah halal ya, tapi mereka tidak tahu bahwa yang mereka sudah lakukan itu sebuah ekonomi syariah. Itu hal yang simpel ya, bagaimana mereka bisa juga meningkatkan pendapatannya dengan branding yang baik dan tentu akan menarik lebih banyak customer atau pembeli. Harapannya begitu.

Ini sebenarnya bukan satu program yang dibuat baru. Setiap Pemerintah Daerah biasanya punya program Ramadan. Hanya saja kita sekarang memberikan sebuah tema sebagai “payung” dan bisa disesuaikan karena sudah ada KDEKS di 12 provinsi. Dan juga ada Muslim Market yang bekerjasama dengan KPMI (Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia). Kita sudah beberapa kali melakukan event dan mereka memiliki jaringan pengusaha Muslim yang cukup banyak dan mendukung program-program KNEKS.

 

Apa tantangan terbesar dalam upaya peningkatan literasi masyarakat terkait ekonomi syariah ini?

Tantangannya terletak pada bagaimana cara kita melakukan literasi ke masyarakat. Ketika fokus kepada hal yang bersifat akademis, kita seringkali tidak menggunakan bahasa yang bersifat awam, sementara kebanyakan penduduk kita yang di grass root itu belum begitu tersentuh. Di sinilah kami mencoba mengubah pendekatan, tidak lagi hanya sekedar di tataran akademik, tapi lebih kepada yang bersifat grass root.

Mungkin dengan hal-hal yang simpel ini, seperti Nasional Halal Fair, orang datang membawa keluarganya, melihat acara ini kemudian melihat ada brand ekonomi kemudian, juga ada kegiatan simple yang bisa menginspirasi misalnya bagaimana pengelolaan keuangan secara syariah. Itu kita harapkan lebih menyentuh masyarakat yang lebih besar sehingga target literasi yang lebih baik mudah-mudahan dapat dicapai.

 

Apa harapan terhadap infrastruktur ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia?

Kita berharap infrastruktur ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia terus berkembang dan menjadi semakin maju. Dengan adanya peningkatan literasi tadi, hal ini juga tentu akan membantu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Apalagi setelah krisis Covid-19 ini, kita perlu mencari alternatif-alternatif arus baru perekonomian. Selain itu, salah satu arus baru perekonomian kita adalah ekonomi syariah.

Yang kita harapkan yaitu naiknya literasi masyarakat dan pertumbuhan ekonomi yang bersifat inklusif dan berkelanjutan sehingga diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional kita secara keseluruhan. Ini yang penting adalah keterlibatan yang lebih besar dari semua pihak, baik dari investor yang kemudian juga masyarakat secara umum agar perkembangan ekonomi syariah semakin pesat ke depannya.