Bantu Langkah Pertama Perempuan Pelaku Usaha

16 November 2021
OLEH: Dimach Putra
Bantu Langkah Pertama Perempuan Pelaku Usaha
 

Tak bisa dipungkiri usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) menjadi penopang utama perekonomian nasional. Faktanya, lebih dari separuh UMKM ini dimiliki oleh kaum perempuan. Bahkan di tengah pandemi, minat para srikandi untuk mulai menekuni UMKM semakin meningkat.

Kami berbincang dengan Geraldine Christina dan Nadia Sarah, dua dari tiga pendiri Shestarts.id. Tiga perempuan ini memiliki misi mulia yaitu memberikan pendampingan bagi sesama perempuan dan rekan pengusaha yang baru mulai terjun ke dunia usaha, khususnya UMKM. Simak obrolan Media Keuangan bersama Shestarts.id berikut ini.

 

Bisa dijelaskan, apa itu Shestarts.id?

Shestarts.id adalah platform komunitas untuk womanpreneur atau pelaku UMKM perempuan. Nah, ini adalah platform untuk mereka, kami, dan juga kita semua. Kami meyakini ketika perempuan berdaya maka seluruh masyarakat ikut berdaya.

 Awalnya, Shestarts.id hanya terdiri dari kami bertiga saja yaitu saya, Mbak Nadia, dan Mbak Kiki. Namun kini keanggotaan kami telah berkembang hingga ratusan pengusaha yang tersebar se-Indonesia. Ada banyak pihak yang bergabung.

           

Apa yang melatarbelakangi terbentuknya Shestarts.id?

Kisah kami berawal di masa pandemi. Sebelumnya, kami masing-masing sudah memiliki usaha sendiri. Tahun 2020 menjadi terpaan badai yang luar biasa (bagi pelaku usaha) dengan adanya PSBB. Diawali dengan sebuah telepon dari Mbak Geraldine yang menanyakan kabar usaha saya lalu kami berdua berdiskusi. Kami melihat banyak sekali pihak yang terdampak pandemi ini.

Namun di satu sisi, kami juga melihat banyak perempuan yang justru mulai membangun usaha baru di tengah pandemi. Mungkin karena didorong kondisi misalnya karena suaminya terdampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Dari situasi itu, kami memandang sayang sekali jika usaha para perempuan ini hanya seperti "bubble" saja. Muncul, hilang, muncul, hilang dan tidak sustainable. Kami pun mulai berpikir bagaimana caranya bisa membantu teman-teman perempuan yang ingin berusaha, kemudian usahanya ini bisa berkelanjutan. Jadi, tidak hanya karena ada tren sebagai contoh ketika tren korean bread, lalu semua bikin itu. Ada tren baru lagi, semua bikin ini juga. Kita ingin mereka tahu dulu konsep entrepreneur itu seperti apa dan tantangan-tantangannya seperti apa.

 

Bagaimana Shestarts.id terbentuk?

Kami mulai berdiri dengan mekanisme komunitas. Dimulai dari tiga orang (pendiri) kemudian sekarang sudah hampir 700 anggota bergabung yang berasal dari berbagai daerah. Semua (proses dan kegiatan Shestarts.id) sampai saat ini masih dilakukan secara virtual, dari jarak jauh. Kami mencoba membuat program-program yang kira-kira dapat dinikmati dan bermanfaat bagi anggota.

Pertumbuhan komunitas kami sangat pesat. Ternyata banyak juga yang tertarik dengan gerakan dari komunitas ini. Maka dari itu, di awal tahun 2021 kami membentuk sebuah yayasan. Alasannya agar kami lebih ajeg mewadahi gerakan yang awalnya tanpa bentuk dan bersifat voluntarily. Adanya yayasan ini membuat program kami lebih sistematis. Kami juga bisa menyusun program-program yang berkelanjutan dan bermanfaat bagi lebih banyak pihak.

Tiga pendiri Shestarts.id ini memiliki misi mulia yaitu memberikan pendampingan bagi sesama perempuan. (Sumber : Dok.Pribadi)

Apa pembeda Shestarts.id dari komunitas atau yayasan serupa?

Dari namanya sendiri sudah terlihat bedanya, Shestarts. Kami ingin mendampingi pengusaha perempuan pemula. Mereka ini yang benar-benar membutuhkan pendampingan untuk memulai usaha. Ditambah lagi, kami melihat bahwa sektor UMKM berkontribusi besar menopang perekonomian Indonesia. Ternyata, dari data yang kami temukan, 60% UMKM dimiliki oleh perempuan. Jadi sangat disayangkan jika bisnis yang dimiliki kaum perempuan ini tidak dapat berjalan secara kontinu dan tidak sustained. Lalu pertanyaannya, bagaimana nanti perekonomian Indonesia?

Untuk segmentasi, latar belakang pendidikan anggota Shestarts.id sangat bervariasi. Kami ingin mengajak ibu-ibu yang ada di level menengah agar lebih cepat lagi beradaptasi. Kami memang ingin membantu perempuan yang ingin memulai bisnis. Bagi yang sudah jago (berbisnis), mungkin ini bukan wadah yang cocok untuk mereka. Jadi Shestarts.id hanya untuk orang-orang yang benar-benar membutuhkan pendampingan di awal-awal usaha.

 

Apa tantangan terberat yang harus dihadapi pengusaha pemula ini?

Semakin kita berbincang dengan teman-teman komunitas, maka semakin kami sadar bahwa tantangan terberat mereka antara lain kepercayaan diri dan entrepreneurial mindset yang belum terbentuk. Kemampuan tersebut yang tidak bisa diakses oleh teman-teman pengusaha kecil atau di daerah.

Kami juga melihat bahwa permasalahan pengusaha perempuan itu lebih kompleks. Mereka memiliki peran ganda atau bahkan lebih banyak peran. Dalam diri seorang perempuan terdapat banyak sekali tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Sementara itu kami beranggapan, jika perempuan berdaya dari sisi ekonomi maka akan lebih banyak lagi pihak yang akan terdampak positif. Anaknya, suaminya, dan keluarganya akan menjadi lebih berdaya secara finansial dan secara ekonomi.

 

Apa manfaat bergabung dengan Shestarts.id bagi pengusaha pemula?

Ketika bergabung ke suatu komunitas, networking itu ternyata menambah value. Tidak hanya untuk usaha bisnisnya saja, tapi juga bagi diri kita sendiri. Dari Shestarts.id kami bisa bertemu orang-orang baru,  bertemu dengan pengusaha yang lebih berpengalaman. Kami dapat saling dukung dan saling belajar. Mereka juga bisa saling menguatkan bisnisnya satu sama lain. Misalnya, saya punya kedai kopi, nah saya bisa mengambil suplai biji kopi gayo dari teman anggota di Aceh. Harapan kami adalah agar para perempuan hebat ini bisa berjejaring dengan sesamanya yang memiliki jiwa usaha tinggi dan saling belajar satu sama lain. Ini yang ingin kami wujudkan.

Saat ini kami menjalin komunikasi melalui Telegram dan Whatsapp. Tapi, kami juga sedang mengembangkan fitur di website kami, bentuknya forum. Ini yang masih dalam tahap on progress. Kami juga ingin Shestarts.id tidak hanya sebagai platform untuk berkumpul saja. Ke depan, kami ingin menjadi hub atau semacam safe house-nya para pelaku UMKM perempuan. Di sini mereka bisa bertemu, berkenalan, dan saling berkolaborasi. Kami juga melihat banyak potensi UMKM yang bisa dikembangkan melalui program-program yang telah kami rancang.

 

Seperti apa contoh bentuk pendampingan yang dilakukan oleh Shestarts.id?

Ada program pendampingan berupa mentoring melalui beberapa jenis program. Kami juga bekerja sama dengan beberapa perusahaan yang mendukung dalam aspek pendanaan maupun penyediaan mentor. Misalnya, kami tidak punya ahli di bidang ekspor pangan, kami akan cari di jejaring yang kami miliki.

Selama ini kegiatan tersebut kami lakukan secara gratis dan terbuka. Ada juga yang sistemnya berdasarkan kompetisi namun kami menghindari pemberian hadiah berupa uang. Kami lebih memilih memberikan hadiah berupa knowledge dari experts yang kami siapkan sebelumnya. Program ini diperuntukkan bagi anggota yang lebih siap dari sisi mental, persiapan bisnis, dan lain-lain. Kami terus melakukan pendampingan sampai ide bisnisnya dapat terealisasi agar jangan sampai ketika sudah menang kompetisi malah menghilang.

Semua acara kami terbuka bagi yang ingin mendaftar. Kami juga membuat talent pool untuk menjawab dilema yang kami hadapi. Kami ingin melakukan suatu hal yang mulia, tapi bagaimanapun itu membutuhkan ongkos. Ini yang sedang kami pikirkan agar kami tetap sustain tanpa memberatkan anggota. Mereka harus tetap bisa mendapatkan ilmu-ilmu terkini dari ahlinya langsung. Kami bersyukur banyak sekali teman-teman yang membantu meskipun mungkin hanya melalui talk show, siniar, webinar tapi itu adalah bentuk mentorship yang bisa dijalankan. Kami simpan semua repository-nya ke dalam YouTube yang dapat diakses kapanpun.

Foto bersama dengan pelaku usaha perempuan. (Sumber: Dok.Pribadi)

Apa rencana pengembangan Shestarts.id agar manfaatnya lebih meluas?

Dari pengalaman satu tahun bersama teman-teman komunitas ini kami melihat peluang untuk mentorship. Ini yang sedang kami kembangkan untuk mempertemukan mentor dengan mentee. Jadi para pengusaha UMKM yang sudah jalan, sudah sukses, dia dapat memberikan pendampingan ke temen-temen yang baru memulai usaha.

Kami juga terus berusaha agar Shestarts.id ini menjadi knowledge hub untuk pelaku usaha UMKM perempuan. Kita memang bisa meng-google sendiri tentang entrepreneurship. Tapi kalau tidak dipilah malah lelah membacanya. Ini yang dari awal terus kami bagikan melalui konten instagram, artikel di website, ataupun webinar yang kami lakukan. Ada juga tips, insight dari akademisi, pengusaha ataupun pihak-pihak lain. Semua informasi dan ilmu yang kami bagikan kami coba relevansikan dengan memperhatikan keadaan kebutuhan pengusaha perempuan.

Kami juga sedang mengembangkan Klinik UMKM semacam mentorship tapi lebih praktikal dengan mempertemukan praktisi-praktisi bisnis dengan teman-teman pelaku usaha. Yang terakhir adalah “Rumah Terpadu Shestarts” sebagai kanal pemasaran bersama para anggota. Tujuan pembuatan platform ini adalah agar produk mereka bisa disebarkan, dipasarkan, dan dijual ke lebih banyak audiens.

 

Apa harapan untuk kemajuan Shestarts.id dan juga bagi para perempuan pelaku usaha pemula?

Kami ingin berkolaborasi dengan lebih banyak pihak. Misi mulia Shestarts.id ini tidak bisa kami kerjakan sendiri. Perlu banyak kontribusi dari stakeholder yaitu pihak swasta, masyarakat, hingga pemerintah.

Saya pribadi berharap potensi yang ada di daerah juga bisa dikembangkan. Potensi daerah membutuhkan sentuhan personal dengan pendekatan yang pas. Jangan semua dilihat dari kaca mata atau sudut pandang orang di Jakarta. Butuh kontribusi dan partisipasi dari banyak pihak, baik di kota hingga ke pelosok desa.

Harapan terbesar saya lainnya adalah agar usaha milik perempuan tidak berhenti di level mikro. Kami berharap mereka naik ke kelas, bahkan menjadi sebuah start up. Semakin banyak pengusaha perempuan yang konsisten, semakin banyak pula role model bagi jutaan perempuan lainnya karena mereka punya harapan, karena perempuan bisa.


Dimach Putra