Kian Melesat di 2023, Pariwisata Indonesia Bersiap Menuju Level Prapandemi

16 Mei 2023
OLEH: CS. Purwowidhu
Kian Melesat di 2023, Pariwisata Indonesia Bersiap Menuju Level Prapandemi
 

Pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif semakin menguat pascapandemi meski belum mencapai level prapandemi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada triwulan I 2023 secara kumulatif mencapai 2,5 juta kunjungan atau naik 508,87% dibandingkan periode sama tahun 2022. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pun memprediksi kunjungan wisman hingga akhir tahun ini bisa menembus kurang lebih sebanyak 9 juta kunjungan.

Sektor pariwisata merupakan salah satu penopang perekonomian Indonesia dan menjadi penyumbang devisa utama. Organization for Economic Co-Operation and Development (OECD) dalam laporan Tourism Trends and Policies 2022 menyebutkan pada 2019, sektor pariwisata menyumbang 5,0% dari pendapatan domestik bruto (PDB) Indonesia. Namun, hantaman pandemi Covid-19 di 2020 mengakibatkan turunnya kontribusi pariwisata terhadap PDB sebesar 56% yaitu menjadi hanya 2,2% dari total ekonomi.

Kebijakan restriksi di berbagai negara guna mengendalikan penyebaran virus Covid-19 telah menyebabkan kunjungan wisman menurun tajam dari 16,1 juta di tahun 2019 menjadi hanya 4,0 juta di tahun 2020. Pada tahun 2021, kunjungan wisman bahkan kembali menurun tajam, hanya mencapai 1,5 juta kunjungan, atau turun sebesar 61,6 persen dibandingkan jumlah kunjungan wisman pada tahun 2020.

Penurunan signifikan kunjungan wisman tersebut turut berdampak besar pada sektor-sektor yang terkait erat, seperti akomodasi dan penyediaan makanan dan minuman (restoran), serta sektor transportasi.

Imbas keterpurukan sektor pariwisata di masa pandemi juga dirasakan langsung oleh lebih dari 34 juta masyarakat yang menggantungkan hidup di sektor wisata dan ekonomi kreatif kala itu.

Beragam dukungan pemerintah melalui instrumen APBN pun dikerahkan untuk mendorong percepatan pemulihan industri pariwisata nasional.

Upaya tersebut dilakukan melalui sejumlah program, antara lain pengembangan desa wisata, bantuan atau insentif ke pelaku usaha pariwisata, sertifikasi tempat-tempat wisata sesuai standar Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability (CHSE), dan penyediaan fasilitas vaksinasi Covid-19 di lokasi wisata.

Di samping itu, dukungan pemerintah selama masa pandemi melalui program pemulihan ekonomi nasional (PEN) kepada sektor pariwisata juga signifikan dalam memberikan bantalan sekaligus mempersiapkan sektor tersebut dalam menyerap potensi kenaikan aktivitas pariwisata dalam jangka menengah.

Kembalinya kepercayaan pada sektor pariwisata juga tak lepas dari efektivitas upaya penanganan pandemi yang menegaskan bahwa Indonesia merupakan destinasi pariwisata yang sangat layak untuk dikunjungi kembali, terutama oleh wisman.

Transisi pandemi menjadi endemi menjadi momentum bagi pariwisata nasional untuk bangkit lebih kuat. Dikutip dari dokumen KEM PPKF 2023, The International Air Transport Association (IATA) memperkirakan bahwa angka perjalanan internasional akan tumbuh signifikan pada tahun 2023, dan berpotensi melampaui level prapandemi pada tahun 2024. Begitu pula dengan sektor penunjang pariwisata seperti sektor jasa penyediaan akomodasi dan makan minum, serta sektor transportasi pun masing-masing diproyeksikan tumbuh pada rentang 6,6 – 7,3% dan 8,5 – 9,5% di 2023.

Bangkit dari mati suri

Berbagai upaya untuk membangkitkan sektor pariwisata yang mati suri selama pandemi berbuah manis. Pada 2022, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisatawan nusantara (wisnus) berhasil melampaui target. Kemenparekraf mencatat pada 2022 terdapat kunjungan wisman sebanyak 5,5 juta kedatangan atau di atas target yang sejumlah 1,8- 3,6 juta kedatangan. Sedangkan pergerakan wisnus mencapai 800 juta perjalanan atau di atas target yang sebesar 550 juta perjalanan.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan tingginya capaian sektor pariwisata pada tahun 2022 mendorong Kemenparekraf untuk menaikkan target tahun 2023 menjadi dua kali lipat.

Seiring antusiasme sektor pariwisata pada triwulan I 2023, pemerintah memutuskan untuk menaikkan target kunjungan wisman menjadi 8,5 juta kunjungan dari semula 3,5 juta hingga 7,4 juta kunjungan. Dengan proyeksi perolehan devisa naik menjadi US$6 miliar dari sebelumnya yang ditargetkan sebesar US$ 2,07-5,95 miliar. Serta target mobilitas wisnus sebesar 1,2-1,4 miliar perjalanan.

“Alhamdulillah, tahun 2022 menjadi tahun kebangkitan pariwisata,” ujar Sandi.

Berbagai upaya untuk membangkitkan sektor pariwisata yang mati suri selama pandemi berbuah manis. Pada 2022, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisatawan nusantara (wisnus) berhasil melampaui target. (Foto : Irfan Bayu P.)

Antisipasi tren global

Sandi menyampaikan berbagai langkah strategis, inovatif, adaptif, dan kolaboratif perlu dilakukan untuk mencapai target pariwisata yang naik dua kali lipat. Termasuk memberikan kemudahan bagi pelaku pariwisata dalam mengembangkan usaha melalui deregulasi.

Situasi dunia yang penuh ketidakpastian dan mudah berubah di tengah era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, and Ambiguity) lanjut Sandi menimbulkan tantangan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan perkembangan pariwisata.

Sebab itu, Kemenparekraf mengakselerasi penerapan program yang sudah dirumuskan dalam Rencana Jangka Pendek dan Menengah (RPJMN) 2020-2024, dalam bentuk pariwisata yang berkelanjutan, peningkatan daya saing, penciptaan nilai tambah, transformasi digital, dan peningkatan nilai tambah.

Di samping itu tren global perubahan perilaku wisatawan menurut Sandi juga perlu terus diantisipasi agar sejalan dengan kebijakan yang diambil. Data Trendburo menggambarkan beberapa perubahan perilaku pascapandemi seperti kecenderungan untuk tak lagi memiliki motivasi dalam mencapai hal-hal besar; selalu meragukan diri sehingga sulit untuk memilih destinasi yang tepat; menghindarkan diri dari kenyataan yang dialami selama pandemi; dan gaya hidup polisentris atau kecenderungan nomad dan lebih sering melakukan perjalanan.    

“Kemenparekraf harus menyiapkan diri untuk merespons tren perubahaan perilaku wisatawan ke depan yang lebih personalize, customize, localize, dan smaller in size,” tutur Sandi.

Di sisi lain, yang juga menjadi tantangan dalam pemulihan jumlah kunjungan wisman ke Indonesia adalah terbatasnya pemberian Bebas Visa Kunjungan (BVK) hanya kepada 10 negara ASEAN. Berbeda dengan Thailand yang memberikan BVK ke 56 negara, Vietnam ke 22 negara, dan Malaysia serta Singapura ke lebih dari 100 negara.

Sementara dari sisi konektivitas, saat ini baru 15 bandara internasional yang kembali dioperasikan, dari 28 bandara internasional yang sebelumnya beroperasi di 2019.

“Melalui kegiatan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan, pariwisata menjadi sektor andalan dalam perolehan devisa, penciptaan lapangan kerja, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat,” pungkas Sandi. (Foto: Kemenparekraf)

Jaga momentum

Pemerintah bersama para pemangku kepentingan dan pelaku usaha industri pariwisata terus menjaga momentum penguatan pemulihan sektor pariwisata melalui penerapan kebijakan pengembangan industri pariwisata yang berkualitas, berkelanjutan, dan berbasis digital. Termasuk peningkatan kualitas SDM pariwisata agar memiliki daya saing kelas dunia.

Di samping itu, penyelenggaraan event-event berkualitas juga akan terus didukung untuk mendatangkan kunjungan wisman dan menggenjot pergerakan wisnus. Ada 137 event yang rencananya akan dilangsungkan di 2023 yaitu sebanyak 37 sport tourism event, 49 event MICE (Meeting, Incentive, Conference, Exhibition), 38 music and creative event, dan 13 special interest event atau event minat khusus.

Pemerintah sejak akhir tahun 2022 juga menggiatkan program Bangga Berwisata di Indonesia (BBWI) guna menstimulasi minat dan kebanggaan masyarakat Indonesia untuk berwisata di dalam negeri. Implementasi program BBWI ini diharapkan akan menggenjot perjalanan wisnus sebanyak 1,2-1,4 miliar di 2023.

Sementara itu, untuk mendukung pemerataan pengembangan pariwisata di luar Bali atau Bali beyond sebagai upaya meningkatkan kunjungan wisman, pemerintah dalam RPJMN 2020-2024 telah menetapkan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (Danau Toba, Tanjung Kalayang, Borobudur, Wakatobi, Morotai, Tanjung Lesung, Kep. Seribu & Kota Tua, Bromo Tengger Semeru, Mandalika, dan Labuan Bajo) sebagai ‘Bali Baru’.

Dari 10 destinasi ‘Bali Baru’ tersebut, pemerintah akhirnya menetapkan 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) yaitu Borobudur, Likupang, Mandalika, Danau Toba, dan Labuan Bajo. Pembangunan infrastruktur DPSP diprediksi akan tuntas pada triwulan III 2024.

Kelima DPSP tersebut menjadi daya tarik baru pariwisata Indonesia untuk mendatangkan kunjungan wisatawan berkualitas dari seluruh dunia. Sehingga berbagai event bertaraf internasional pun digelar di sana, seperti sport tourism event, event MICE, dan music and creative event.

Pembangunan infrastruktur di kelima DPSP tersebut berfokus pada pengembangan jalan pendukung, pelabuhan dan bandara, perintisan destinasi pariwisata, pembangunan desa wisata, pembangunan amenitas kawasan wisata, serta pembangunan dalam wilayah dan kawasan. Termasuk juga pengembangan produk wisata, perbaikan ekosistem ekonomi kreatif, hingga persiapan SDM di setiap lokasi.

Dengan segenap upaya pemulihan sektor pariwisata yang sudah dan akan dilakukan ke depan, Sandi berharap sektor pariwisata dapat kembali menjadi lokomotif penggerak ekonomi nasional pascapandemi Covid-19.

Berdasarkan RPJMN 2022-2024, pada tahun 2024 sektor pariwisata diprediksi mendatangkan sebanyak 9,5-14,3 juta wisman dan 1,250 - 1,5 miliar perjalanan wisnus.

Sementara, target kinerja sektor pariwisata tahun 2024 diperkirakan akan menghasilkan devisa sebesar US$7,38-13,08 miliar. Serta berkontribusi terhadap PDB sebesar 4,5% dan menciptakan 22,8 juta lapangan kerja.

“Melalui kegiatan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan, pariwisata menjadi sektor andalan dalam perolehan devisa, penciptaan lapangan kerja, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat,” pungkas Sandi.


CS. Purwowidhu