KPR FLPP Memudahkan Warga Untuk Punya Rumah

18 Desember 2023
OLEH: Dimach Putra
KPR FLPP Memudahkan Warga Untuk Punya Rumah. Foto oleh Dodi Ahmad S.
KPR FLPP Memudahkan Warga Untuk Punya Rumah. Foto oleh Dodi Ahmad S.  

Sore itu Marsono sedang duduk santai di depan rumahnya. Sesekali ia melempar senyum kepada tetangga yang lewat di depan. Hal ini menjadi aktivitas favorit bagi  guru sebuah sekolah menengah kejuruan (SMK) di Deli Serdang ini sejak kepindahannya ke rumah barunya enam bulan silam. Baginya, kondisi ini menjadi hawa baru yang menyegarkan. “Lebih nyaman gitu di sini. Dengan kita nyaman, dengan kita tenang di situ juga kita berpikir cari uang itu kan lebih gampang kan gitu ya,” kisahnya sambil tertawa renyah.

Di awal tahun 2023 lalu Marsono mendapat kabar bahwa  ada kuota kredit pemilikan rumah (KPR) rumah bersubsidi di perumahan yang sedang dibangun di daerahnya. (Foto: Tubagus P.)

Pindah ke lingkungan yang lebih nyaman

Di awal tahun 2023 lalu Marsono mendapat kabar bahwa  ada kuota kredit pemilikan rumah (KPR) rumah bersubsidi di perumahan yang sedang dibangun di daerahnya. Ia pun memberanikan diri bertanya ke pihak pengembang terkait ketersediaan rumah tersebut. “Saya langsung coba untuk mengajukan KPR tersebut. Alhamdulillah dapat tanggapan dari dari pihak developer,” ungkap Marsono. Proses berikutnya begitu cepat. Setelah membayar down payment (DP) sebesar 2 juta, ia lalu mendapat nomor kavling. Pembangunan rumah impiannya itu memakan waktu hanya dua bulan sejalan dengan proses pemberkasan. Di bulan ke-4 ia menjalani akad dengan notaris. Di akhir bulan Marsono sekeluarga pindah ke rumah yang telah ia nanti-nanti itu.

Pria berusia 46 tahun ini tercatat sudah sekitar setengah tahun pindah ke perumahan Griya Mulia Residence yang terletak di Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Sebelumnya ia menempati sebuah rumah petak sempit di permukiman padat penduduk bersama keluarganya. “Umpel-umpelan kita, kalau orang Jawa bilang. Ya numpuk jadi satu di rumah,” kisahnya. Ia akui tempat tinggalnya saat inipun terletak di lingkungan yang cukup padat namun lingkungannya lebih lega dan asri. Lingkungan baru ini membuatnya sekeluarga lebih merasa nyaman dibanding di lingkungan sebelumnya.

Sri sangat bersyukur dengan kemudahan akses pembiayaan perumahan yang didapatnya dari Bank Sumatera Utara itu. Berkat program tersebut, ia berhasil mewujudkan mimpinya memiliki rumah. (Foto: Tubagus P.)

Punya rumah tak lagi impian

Kisah serupa dialami oleh  Sri Hartuti Lubis. Wanita yang berprofesi sebagai security ini adalah tetangga beda blok di perumahan yang sama dengan Marsono. Ia bersama suami dan keluarganya bahkan telah menetap lebih lama di sana, sudah hampir setahun. Sri menuturkan rinci prosesnya menempati rumah ini. Ia mengawalinya dengan pemberian DP di bulan November 2022, pengurusan surat-surat dan pembangunan dilaksanakan sejak Desember 2022 hingga Januari 2023. Di bulan Januari pula Sri melakukan akad dan serah terima kunci, hingga akhirnya pindah ke istana sederhananya ini di bulan Februari.

Sri sangat bersyukur dengan kemudahan akses pembiayaan perumahan yang didapatnya dari Bank Sumatera Utara itu. Berkat program tersebut, ia berhasil mewujudkan mimpinya memiliki rumah. ”Sangat menguntungkan sekali dari saya tidak punya rumah sampai saya punya rumah dibantu sama Bank Sumut dan developer. Sampai Akhirnya saya punya rumah kan, itu untung kali!” ucapnya menegaskan. Di rumahnya itu Sri sekeluarga lebih merasa aman tinggal karena dekat dengan para tetangga. Warga di sana pun punya komitmen untuk menjaga kebersihan lingkungan bersama.

Mewujudkan cita-cita dasar negara

Marsono dan Sri Hartuti Lubis hanyalah dua contoh debitur dari jutaan penerima manfaat program KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR FLPP). Program ini menyasar masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dengan pemberian akses ke fasilitas pembiayaan untuk pemilikan rumah. Hal ini merupakan bentuk kehadiran negara dalam mewujudkan amanat Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang terdapat pada pasal 28H ayat 1. Di dalamnya dinyatakan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

Pemerintah telah mengalokasikan APBN sebesar Rp108,5 Triliun hingga tahun 2023 untuk program KPR FLPP lewat skema dana bergulir dan penyertaan modal negara (PMN). Nilai tersebut setara dengan 1.289.748 unit rumah. Mandat untuk meringankan beban pemerintah dalam mendukung penyediaan pembiayaan KPR FLPP salah satunya dilaksanakan oleh PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF yang merupakan special misssion vehicle (SMV) di bawah Kementerian Keuangan. PT SMF memberi dukungan pembiayaan dengan porsi sebesar 25 persen.

Dalam menjalankan mandatnya tersebut PT SMF melakukan sinergi dengan Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) dalam menyediakan dana KPR FLPP yang bersumber dari #UangKita atau APBN untuk kemudian disalurkan kepada masyarakat melalui bank penyalur. SMF melakukan leverage atas PMN yang diterima dengan menerbitkan surat utang. Dari Rp7,8 triliun yang bersumber dari PMN, SMF telah menyalurkan pembiayaan KPR FLPP sebesar Rp17,25 triliun atau setara 481.188 unit rumah. Adapun pada semester I 2023 SMF telah menyalurkan dana dukungan sebesar Rp2,21 triliun atau setara untuk 59.538 rumah.

Dalam kisah Marsono dan Sri Hartati Lubis, PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara atau Bank Sumut berperan sebagai penyalur pemanfaatan #UangKita dalam bentuk KPR FLPP. (Foto: Dodi Ahmad S.)

Peran bank sebagai penyalur

Dalam kisah Marsono dan Sri Hartati Lubis, PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara atau Bank Sumut berperan sebagai penyalur pemanfaatan #UangKita dalam bentuk KPR FLPP. Dalam program ini, lembaga perbankan berperan untuk mengintermediasi masyarakat dengan program tersebut. Untuk Bank Sumut sendiri, hingga bulan Oktober 2023 telah menyalurkan KPR FLPP kepada kurang lebih 6.230 nasabah. Dalam menjalankan tugas mulia itu bukanlah pekerjaan yang mudah. Setidaknya itu yang dirasakan oleh Meristika Paleri, pelaksana di pemimpin unit usaha syariah di Bank Sumut.

”Kalau di outstanding-nya itu kami sudah menyalurkan kurang lebih enam ratus miliar. Nah, itu yang angsurannya tersendat  atau non-performing financing itu, masih di bawah tiga persen. Kami terus berupaya agar nilainya turun lagi,” beber Paleri. Ia lalu merujuk benchmark dari Ototitas Jasa Keuangan untuk menjaga angka NPF di bawah lima persen. Paleri menekankan bahwa pihaknya terus berupaya melakukan mitigasi risiko untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan tersebut. Ia dan tim terus melakukan sosialisasi dan terus mengingatkan nasabah agar tertib dan patuh membayar angsurannya.

Ke depan, sebagai suara yang mewakili bank penyalur pinjaman di daerah, Paleri berharap sinergi antar lembaga kian ditingkatkan lagi. ”Sinergi dengan pemerintah, dengan asosiasi perumahan. Tentunya, pemerintah melalui lembaga-lembaganya, baik juga perangkat di daerah, itu bisa sama-sama membantu agar tidak ada hal-hal yang menghambat,”pesan Paleri. Ia juga mengungkapkan dukungannya kepada pemerintah untuk terus memberikan fasilitas-fasilitas yang berhubungan dengan kebijakan membantu masyarakat.

Pesan untuk perbaikan

Meskipun relatif merasa puas dan sangat terbantu dengan adanya KPR FLPP, Marsono dan Sri Hartuti Lubis menitip sedikit pesan untuk perbaikan program ini ke depan. Marsono bercerita bahwa dirinya sempat menyesuaikan sedikit bangunan rumah barunya itu untuk menyesuaikan seleranya. Ia akui tindakannya tersebut bukan karena tidak suka, namun lebih ke selera agar ia dan keluarganya lebih merasa nyaman tinggal di rumah tersebut. Namun tidak dipungkiri, saat melakukan sedikit renovasi ia menemukan beberapa kekurangan. ”Jaringan kabelnya tidak dilapisi pipa pelindung, harusnya untuk hal yang urgen seperti ini safety-nya harus diperhatikan,” ungkapnya meski memaklumi.

Untuk pelaksanaan program KPR FLPP sendiri, Marsono menilai sistem yang ada sudah sangat baik dan memudahkan. Namun jika boleh meminta, ia ingin agar angsurannya lebih murah agar lebih mudah baginya untuk membayar cicilan. Sri mengamini dan memohon sedikit pemakluman apabila ia agak telat dalam membayar angsuran. ”Janganlah dimarah-marahi, dikasih keringan sedikit gitu,” ucapnya sambil terkekeh. Gurauannya itu ia tutup dengan harapan serius agar pemerintah meningkatkan program bantuan seperti KPR FLPP ini. ”Semoga lebih banyak lagi perumahan-perumahan yang muncul dan dibantu supaya kita yang kalangan bawah ini, yang gak punya rumah, semua bisa punya rumah,” tutupnya.


Dimach Putra