Milenial dan Anak Muda Sulit Beli Rumah? Cek Dulu Tips Ini!

1 Agustus 2022
OLEH: Irfan Bayu
Milenial dan Anak Muda Sulit Beli Rumah? Cek Dulu Tips Ini!
 

Tren kenaikan suku bunga acuan The Fed yang dirilis sebagai strategi mengatasi kenaikan inflasi yang belakangan terjadi menjadi salah satu sebab naiknya harga rumah atau properti. Sebagai informasi, sampai saat ini, Bank Indonesia masih menahan suku bunga acuan di posisi 3.50%. Namun, banyak orang tetap mengkhawatirkan kenaikan suku bunga jika inflasi global terus naik.

Untuk mengetahui tren kenaikan harga properti, mari kita lihat data historis harga rumah di Indonesia beberapa tahun ini.

Menurut data dari CEIC, harga rumah di Indonesia dilaporkan naik sebesar 1.8%. Angka ini lebih besar dari kuartal sebelumnya yakni Desember 2021 yang menunjukkan kenaikan harga rumah sebesar 1.5%. 

Data yang sama juga ditunjukkan oleh Data Indonesia.

Indeks Harga Properti Residensial terlihat naik sebesar 1.87% pada kuartal pertama 2022. Kenaikan ini terjadi pada semua tipe rumah. Pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial paling tinggi dialami di Manado kemudian diikuti Pontianak dan Yogyakarta.

Peningkatan ini terjadi karena adanya penyesuaian harga yang dilakukan oleh developer sejak awal 2022 ketika insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah mulai diberlakukan.

Lalu, apa yang menjadi penyebab naiknya harga rumah?

1.  Inflasi

Inflasi menjadi alasan yang umum atas kenaikan harga properti. Hal ini dilatar belakangi karena harga bahan baku yang juga mengalami kenaikan. Apalagi di kondisi seperti saat ini, sebagian harga-harga mengalami lonjakan akibat kenaikan harga bahan bakar energi yang naik cukup signifikan sehingga mempengaruhi harga komoditas di berbagai sektor termasuk harga material bangunan.

2.  Angka harapan hidup yang naik

Menurut data dari Badan Pusat Statistik, angka harapan hidup masyarakat Indonesia naik dari 73.4 di tahun 2020, menjadi 73.5 di tahun 2021. Data ini menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat naik. Sehingga, kebutuhan tempat tinggal juga naik yang artinya permintaan meningkat. Hal ini turut mendorong kenaikan harga rumah.

3.  Supply tidak naik

Tingginya permintaan kebutuhan rumah tidak diiringi oleh pasokan yang juga seharusnya naik. Karena itu, tak heran harga properti menjadi naik. Meski sebetulnya, pemerintah sudah menyediakan berbagai program yang sekiranya bisa membantu masyarakat untuk membeli rumah dengan lebih terjangkau. Sebagai contoh pengadaan rumah subsidi atau fasilitas kredit DP 0%.

4.  Pertumbuhan infrastruktur yang masif

Pemerintah selalu berkomitmen untuk menyediakan sarana dan prasarana agar memudahkan masyarakat untuk beraktivitas sehari-hari, mulai dari pendirian fasilitas umum, pembangunan jalan, sampai pengembangan kawasan wisata. Pertumbuhan ini juga berimbas pada naiknya harga properti yang berada di sekitar pembangunan infrastruktur tersebut.

5 Tips Efektif untuk Membeli Rumah

Berikut beberapa langkah yang bisa kamu lakukan untuk mewujudkan impian memiliki rumah meski usiamu masih muda.

1.  Cek kemampuan finansial

Pertama, susunlah neraca keuangan meliputi pemasukan dan pengeluaran. Ingat, kebutuhanmu yang lain juga banyak. Tentukan skala prioritas kebutuhan dan jangan sampai keinginan membeli rumah justru membuat kebutuhanmu yang lain jadi terabaikan.

2.  Buat anggaran

Lakukan riset dan pelajari beberapa cara pembayaran rumah yang memungkinkan untuk kamu lakukan selain dengan metode pembayaran secara cash. Misalnya KPR, kredit developer, atau dengan metode yang lain. Setelah itu, buatlah anggaran pastinya. Buatlah target waktu yang definitif dan angka yang jelas agar kamu dapat membuat rencana keuangan realistis untuk bisa mengumpulkan uang. 

3.  Tentukan prioritas

Dari rencana keuangan yang sudah ada, buatlah prioritas agar kamu bisa fokus pada satu hal. Misalnya, kamu berencana mengambil KPR. Jadi, fokus pertamamu adalah memenuhi DP-nya terlebih dahulu. Perhitungkan juga kemampuan finansialmu.

4.  Investasi

Investasi bisa membantumu untuk mengembangkan aset melawan inflasi. Misalnya, untuk DP rumah, kamu menyisihkan 30% gaji ke instrumen investasi yang sesuai. Seiring waktu, dengan konsistensi maka anggaran untuk DP rumah akan bisa terpenuhi dengan baik.

Investasi juga bisa jadi alternatif pilihan untuk menyimpan dana darurat. Dana darurat ini bisa kamu simpan di instrumen dengan tingkat risiko rendah.

Selain dana darurat, perhatikan juga asuransi terutama alokasi asuransi kesehatan dan jiwa jika kamu merupakan tulang punggung keluarga. Jadi, pastikan terlebih dahulu proteksimu lengkap, baru kemudian eksekusi rencana keuanganmu.

5.  Disiplin

Disiplin untuk menerapkan rencana keuanganmu yang detail dan komprehensif menjadi sangat penting. Sebagai contoh, menjaga besaran cicilanmu di bawah 30% dari gaji rutin jika kamu mengambil skema KPR menjadi sangat krusial. Angka ini adalah angka aman agar beban keuanganmu tidak terlalu berat.

Perhatikan bahwa 30% sudah termasuk semua cicilan utang yang ada. Jadi, jika memang niat utamanya adalah membeli rumah, maka sebaiknya fokuslah di rencana ini terlebih dahulu. Tambahan utang lainnya hanya akan membuat bebanmu semakin berat. Selain itu, kurangnya konsistensi dalam menyisihkan uang untuk menabung atau investasi akan membuatmu terhambat.

Selain itu, rencana membeli rumah memerlukan komitmen disiplin jangka panjang. Oleh karena itu, mulailah disiplin dalam mengeksekusi rencana keuanganmu. Dengan beberapa tips di atas, kamu bisa mencoba merealisasikan cita-cita untuk membeli rumah. Selamat mencoba!