Tol Cisumdawu Proyek Infrastruktur yang Dijamin PT PII

1 Desember 2023
OLEH: Dimach Putra
Tol Cisumdawu Proyek Infrastruktur yang Dijamin PT PII
 

Pagi itu Diky memacu mobilnya dari Kota Bandung. Pria yang berprofesi sebagai supir perusahaan persewaan mobil itu berencana menjemput klien yang menyewa jasanya di Bandar Udara (Bandara) Kertajati. Sejak Oktober lalu, seluruh penerbangan menuju Bandara  Husein Sastranegara memang telah dialihkan ke bandara internasional yang terletak di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat itu. Dari Tol Purbaleunyi, Diky mengarahkan mobilnya masuk ke Gerbang Tol Cisumdawu.

“Untung ada Cisumdawu, waktu tempuh perjalanannya jadi bisa dipangkas setengahnya,” ungkap Diky. Dari gerbang tol di Cileunyi sampai keluar di gerbang tol Ujung Jaya Utama yang terkoneksi dengan Tol Cipali, Diky membutuhkan waktu sekitar 40-50 menit saja dengan kecepatan rata-rata 80km/jam. Ia melanjutkan ceritanya bahwa sebelum ada tol ini, perjalanan dari Bandung menuju arah Cirebon dan sekitarnya bisa memakan waktu tiga hingga empat jam.

 

Menembus gunung sampai pesisir

Nama “Cisumdawu” merupakan akronim dari nama tiga daerah yang dilalui jalan bebas hambatan ini, Cileunyi, Sumedang, dan Dawuan. Jalan tol yang membentang sepanjang 61,6 KM ini melewati Kabupaten Bandung, Sumedang dan Majalengka. Tak hanya mendukung pengopersian penuh Bandara Internasional Kertajati, koridor ini juga menghubungkan pusat pemerintahan provinsi Jawa Barat di Bandung dengan pusat perekonomian dan industri di pesisir utara. Jalan tol ini juga menghubungkan warga tatar pasundan yang ingin melakukan perjalanan ke tanah jawa melalui tol Transjawa yang terhubung di simpul Dawuan.

Presiden Joko Widodo telah meresmikan Tol Cisumdawu pada Selasa, 11 Juli 2023. Mengutip pidato pembukaan oleh presiden, pembangunan jalan tol sepanjang hampir 62 km ini menelan anggaran Rp.18,3 triliun. Setengah dari total biaya tersebut, sekitar Rp9,08 triliun, berasal dari uang kita atau APBN. Sisanya, bersumber dari skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU). Pengerjaan proyek Tol Cisumdawu terbagi ke dalam enam seksi. Seksi 1 dan 2 dikerjakan oleh pemerintah. Untuk seksi ke-3 hingga 6 dikerjakan oleh PT Citra Karya Jabar Tol (CKJT).

Tak hanya melibatkan kerja sama dengan swasta nasional, banyak terobosan yang dilakukan dalam pembangunan Tol Cisumdawu. Proyek ini banyak menggunakan bahan-bahan lokal berkualitas.  Tenaga ahli lokal, di antaranya berasal dari Institut Teknologi Bandung, juga dilibatkan sebagai konsultan untuk menghadirkan inovasi yang tepat sesuai dengan kondisi geografis di lokasi. ”Ini memberikan jaminan kepada kami bahwa ini akan jadi tol yang betul-betul secara kualitas bisa dijamin, secara material dan teknologi pun meng-adopt dari lokal,” ungkap Bagus Medi Suharso, Direktur Teknis dan Operasi Tol Cisumdawu. Pemanfaatan teknologi yang tepat tak hanya menghasilkan infrastruktur yang aman, tapi juga menjadikannya salah satu jalan tol dengan pemandangan tercantik yang membuat pengendara tak jemu saat melewatinya. Deretan pegunungan mulai dari Tampomas hingga Ciremai dan perbukitan di sekelilingnya memang sungguh sedap dipandang.

 

Jalan tol Cisumdawi membentang sepanjang 61,6 KM ini melewati Kabupaten Bandung, Sumedang dan Majalengka. (foto: PT.PII)

Kolaborasi untuk infrastruktur berkelanjutan

Secara teknis, porsi pemerintah dalam pembangunan tol ini memang hanya terdapat pada seksi 1 dan 2. Namun, negara tetap hadir dalam penyelesaian proyek ini hingga seksi 6 melalui penjaminan yang dilakukan oleh PT. Penjaminan Infrastruktur Indonesia (persero). PT PII sendiri merupakan special mission vehicle (SMV) di bawah Kementerian Keuangan. Perseroan ini memiliki visi menjadi entitas penggerak yang terpercaya dalam mendukung upaya akselerasi pengembangan infrastruktur dan pembangunan yang berkelanjutan oleh pemerintah melalui berbagai skema inovatif.

Beberapa jenis penjaminan yang dimandatkan oleh pemerintah kepada PT PII adalah Penjaminan Infrastruktur Skema KPBU, Penjaminan Pinjaman Langsung badan usaha milik negara (BUMN), Penjaminan Korporasi untuk Program Pemulihan Ekonomi Nasional, Penjaminan Proyek Strategis (PSN), Penjaminan Cadangan Pangan (CPPP). Sektor yang dijamin PT PII dalam proyek Tol Cisumdawu ini meliputi risiko yang bersumber pada penanggung jawab proyek kerja sama (PJPK). Penjaminannya mencakup risiko keterlambatan penyesuaian tarif, risiko keterlambatan pengadaan tanah, risiko politik temporer dan risiko politik permanen. Adapun untuk total nilai penjaminan yang diberikan oleh PT PII sebesar  Rp8,4 triliun.

 

#UangKita menjamin pembangunan infrastruktur

Jejak langkah PT PII dalam mendukung percepatan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan telah berlangsung selama lebih dari satu dekade. Pemerintah Indonesia membentuk PT PII sebagai badan usaha milik negara (BUMN) atau SMV di bawah Kementerian Keuangan pada 30 Desember 2009. Langkah itu ditunjukkan melalui penempatan modal negara sebesar Rp1 Triliun sesuai PP No. 35 Tahun 2009. Mandat utama yang diberikan pada PT PII adalah memberikan penjaminan atas proyek infrastruktur pemerintah yang dikembangkan dengan skema KPBU.

Berdasarkan Perpres 78/2010 pasal 6,  proses penjaminan pemerintah untuk sebuah proyek KPBU dimulai dengan usulan penjaminan oleh PJPK ke PT PII. Langkah berikutnya PT PII akan melakukan evaluasi atas usulan tersebut. Beberapa hal yang diperhatikan dalam sebuah struktur penjaminan, antara lain adalah komitmen PJPK, alokasi risiko, rencana perjanjian kerja sama (PKS) proyek, serta profil kelayakan finansial dan teknis proyek. Ketika segala syarat terpenuhi, PII akan menerbitkan surat pernyataan kesediaan (IPA) untuk dicantumkan oleh PJPK dalam dokumen pengadaan Badan Usaha.

Hingga Oktober 2023, PT PII telah memberikan penjaminan kepada total 50 proyek. Total proyek tersebut terdiri dari 33 proyek KPBU dan 17 proyek Non-KPBU dengan nilai investasi sebesar Rp 496 triliun. Jenis proyek yang dijamin pun beragam. Mulai dari sektor jalan tol, non-tol, telekomunikasi, transportasi, konservasi energi dan lainnya. Dana untuk penjaminan proyek-proyek tersebut bersumber dari APBN atau #UangKita.

Pembangunan jalan tol Cisumdawu ini menelan anggaran Rp.18,3 triliun. (foto: PT PII)

Harapan ke depan

Sebagai badan usaha jalan tol (BUJT) yang mengelola Tol Cisumdawu, PT CKJT adalah entitas gabungan dari Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP), Brantas Abi Praya, Waskita Toll Road, dan terakhir Jasa Sarana. BUJT ini memiliki hak pengusahaan jalan tol ini dengan masa konsesi 40 tahun (2017 – 2057). Saat ditanya tentang rencana pengembangan ke depan, Agustinus Sudrajat sebagai Direktur SDM dan Umum menjawab, “Kewenangan pengembangan investasi ada di holding, dalam hal ini CMNP. Kami di sini sebagai BUJT melakukan pengelolaan jalan tol saja”. Namun secara tersirat, pria ini  menjelaskan bahwa ada wacana melanjutkan pembangunan tol hingga langsung terkoneksi ke area aero city Bandara Internasional Kertajati.

Untuk saat ini, BUJT Cisumdawu memprioritaskan penyelesaian fasilitas-fasilitas pendukung di ruas jalan tol ini. Pekerjaan rumah yang harus diselesaikan antara lain penataan landscaping lingkungan jalan tol agar semakin cantik lagi. Saat ini mereka juga tengah mempersiapkan pembangunan rest area yang selain menjadi syarat wajib fasilitas beristirahat pengguna jalan tol, juga digadang menjadi sarana hiburan warga sekitar. Tentunya menggandeng pemerintah daerah setempat dan berdasarkan aspirasi warga sekitar. “Kami sangat berterima kasih kepada tim PII yang begitu proaktif. Kami juga berkomitmen untuk mengembangkan wilayah yang lain. Semoga PII bisa bergabung dengan kami kembali menjadi bagian tak terpisahkan untuk menopang pembangunan, khususnya dari BUJT swasta agar bisa berkontribusi bersama-sama,” tutup Medi.


Dimach Putra